4 rangkaian manasik haji yang tidak bisa dilakukan sesuai sunnah pada masa ini, Apa Sebabnya?

Sulitnya Berhaji Sesuai dengan Manasik Rasulullah

Kenapa saat ini kita sulit berhaji sesuai dengan petunjuk Rasulullah?. Penjelasannya begini: 

1) Tarwiyah
Dalam hadits dijelaskan bahwa pada 8 Dzulhijjah Rasulullah pergi pada waktu duha menuju Mina untuk mengumpulkan perbekalan. Ini kemudian disebut hari tarwiyah. 

Haji reguler tidak melakukan tarwiyah di Mina. Karena butuh energi besar untuk mengangkut jamaah dengan jumlah banyak. Jamaah langsung diangkut ke Arafah mulai tanggal 8.

Bagi yang mau ikut tarwiyah, jamaah haji bayar sendiri dan membuat surat pernyataan ditandatangani ketua kloter. 

Jamaah Indonesia yang ikut tarwiyah berangkat ke Mina biasanya tanggal 7 Dzulhijjah sore.

Kalau Rasulullah kan dulu ke tarwiyah berangkat tanggal 8 pagi. 

Jamaah tarwiyah tidak didorong ke Mina pada tanggal 8 pagi karena petugas maktab tanggal 8 pagi sudah menyiapkan angkutan ke arafah. 

2) Wukuf di Arafah
Rasulullah berangkat menuju ke Arafah pagi hari setelah subuh. Tapi jamaah haji Indonesia berangkat sejak tanggal 8. 

Ini dilakukan karena jumlah orang yang banyak. Tidak mungkin mulai melakukan pendorongan ke Arafah pagi tanggal 9. Nanti akan banyak jamaah yang terlambat masuk arafah. 

3) Mabit di Muzdalifah
Mabit ini sunnahnya selepas Maghrib hingga subuh. Anak-anak, wanita dan orang lemah bisa selesai sampai lewat tengah malam. 

Pengangkutan jamaah Indonesia ini cukup lama. Pengalaman yang telah lalu, jamaah rombongan pertama diangkut di Muzdalifah setelah maghrib, sampai jam 1.30 dini hari belum selesai. 

Rombongan yang dapat angkutan jam 1 malam ini tentu melakukan mabit hanya sebentar. 

4) Lempar Jumrah
Sesuai sunnah, lempar jumrah aqabah 10 Dzulhijjah itu mulai waktu dhuha. Jam segini, orang-orang berbondong menuju jamarat untuk lempar jumrah. Pernah terjadi kecelakaan itu pada momen ini. 

Untuk menghindari kecelakaan, jamaah Indonesia dianjurkan melempar jumrah malam hari. 

Hari berikutnya sama. Lempar jumrah dianjurkaan malam. Padahal sunnahnya setelah matahari tergelincir. Ini dilakukan untuk menghindari desak-desakan antar jamaah yang menyebabkan kecelakaan. 

Semua dilakukan untuk kemaslahatan jamaah. 

---
Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1443

Tidak ada komentar: