Tadinya saya enggan menceritakan ini. Namun karena banyaknya teman, saudara yg menanyakan kondisi saya, maka saya tulis status ini.
Disclaimer :
Catatan ini ditulis dari perspektif pribadi, semata untuk berbagi pengalaman yang ditujukan untuk teman-teman yg terhubung melalui facebook serta tidak dimaksudkan untuk menganalisa, menghakimi atau menyudutkan pihak manapun.
Pendaratan Darurat Citilink QG 307 SUB-UPG
Saya berada dalam penerbangan QG 307 dari Surabaya menuju Makassar, Kamis, 21 Juli 2022 pukul 06:00 WIB. Duduk di baris ke 5, saya mulai menyadari kondisi tidak biasa tepat 15 menit setelah take off dari Juanda saat pramugari mengumumkan dibutuhkannya penumpang yg berprofesi dokter/ paramedis dimohon untuk menemui pramugari.
Hanya dalam hitungan detik, seorang penumpang laki-laki paruh baya maju kedepan menuju cockpit, belakangan saya ketahui ia seorang dokter. Saya mencurigai, Pilot atau co Pilot mengalami gangguan kesehatan. Pesawat seperti mengurangi kecepatan, dan hanya berputar-putar diatas lautan.
Masih dalam ketidakpastian, tetiba dokter tersebut keluar dari cockpit kembali menuju kursinya di belakang. Sesaat kemudian pramugari mengumumkan dibutuhkan penumpang yang memiliki keahlian menerbangkan pesawat Boeing A320. Dalam kondisi tegang tidak ada satupun penumpang yang memenuhi panggilan tersebut hingga panggilan kedua. Pesawat semakin rendah dan masih berputar-putar diatas laut. Sepertinya menggunakan mode autopilot.
Saya terus melanjutkan catatan saya tentang detail kejadian tersebut per menitnya pada chat WA untuk saya kirimkan pada seorang teman. Berharap pesan akan segera terkirim setelah mendapatkan signal, setidaknya akan segera ada informasi detail kejadian pada pesawat tersebut versi penumpang.
Selanjutnya saya memindahkan dompet berisi KTP dll dari pouch ke saku celana depan kanan, serta HP di saku kiri setelah sy bungkus dengan plastik. Semua saya lakukan untuk membantu proses evakuasi jika hal buruk terjadi. Dengan kepasrahan penuh saya akhiri persiapan dg syahadat.
Masih dalam ketegangan serta suara dzikir yg terdengar dari beberapa penumpang. Saya sudah bersiap menuju cockpit berbekal pengalaman memainkan game Airline Simulator jika hal buruk terjadi. Tetiba pesawat menanjak dengan cukup keras, yang belakangan diketahui pesawat dikendalikan oleh co pilot.
Sedikit ada harapan ketika pramugari mengumumkan penerbangan akan mendarat darurat di Surabaya. Ketegangan terus terjadi, hingga akhirnya pesawat landing dengan sedikit keras dan diakhiri dengan autobreak yang keras hingga banyak barang yang jatuh dari kursi penumpang. Gemuruh tepuktangan penumpang mengapresiasi pendaratan darurat tersebut sesaat setelah pesawat benar-benarm berhenti. Alhamdulillah, pendaratan darurat berhasil. Saling berpelukan, tangis, bahagia bercampur aduk dalam kabin.
Sesaat kemudian petugas medis maskapi masuk dengan membawa tandu. Menjemput pasien dari cockpit yang ternyata adalah pilot penerbangan QG 307. Sesaat kemudian kami mendengar kabar pilot tersebut dinyatakan meninggal dunia.
Selamat jalan Capt. Boy Awalia Asnil, insyaAlloh husnul khotimah. Terimakasih dan apresiasi untuk co-pilot yang bertugas.
Pengalaman tak terlupakan ini semakin menguatkan saya, bahwa maut sangat dekat dengan kita. Maka tidak ada alasan untuk menyia-nyiakannya waktu. Terus berjuang menebar kemanfaatan. Hidup ini ada 2 yg ditunggu :
1. Menunggu Waktu Sholat
2. Menunggu Waktu di Sholatkan
Catatan ini semoga bermanfaat buat kita semua....bahwa ajal pasti tiba.
Kullu nafsin dzaikatul maut
Semoga saatnya tiba kita nanti semua kapundut dalam husnul khotimah ...
Aamiin Allahumma Aamiin🤲🤲
Repost dari raden tedi maulana Tulisan dari akhsin al fata
Tidak ada komentar: