PELAJARAN AQIDAH DARI HARI ARAFAH

Dari 'Aisyah رضي الله عنها, Rasulullaah ﷺ bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“Tidak ada hari dimana Allaah membebaskan hamba dari neraka lebih banyak dari hari Arafah. DAN SUNGGUH ALLAAH MENDEKAT, kemudian membanggakan hamba-hamba-Nya kepada para malaikat, seraya berfirman: Apa yang mereka inginkan.” Hadits Shohih Riwayat Muslim no. 1348

#Beberapa_Pelajaran:

1) Kemuliaan hari Arafah, hendaklah setiap muslim memuliakan hari ini dengan memperbanyak ibadah kepada Allaah ta’ala dan menjauhi maksiat. Bagi kaum muslimin secara umum hendaklah berpuasa di hari ini dan banyak berdoa serta amal-amal shalih yang lain. Adapun bagi jama’ah haji tidak dianjurkan berpuasa, hendaklah mereka memperbanyak doa dan dzikir di padang Arafah.

2) Makna Allaah ta’ala mendekat yang dimaksud adalah Allaah turun ke langit dunia sebagaimana terdapat dalam hadits Ibnu Umar رضى الله عنهما yang diriwayatkan Al-Imam Abdur Rozzaq dalam Musnad-nya.

➡ Wajib mengimani bahwa Allaah memiliki sifat nuzul (turun) ke langit dunia di hari Arafah dan di sepertiga malam yang terakhir sebagaimana dalam hadits yang masyhur.

➡ Wajib mengimani bahwa cara turunnya Allaah adalah sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya, tidak sama dengan cara turunnya makhluq.

➡ Tetapi tidak boleh membayangkan atau menggambarkan cara Allaah turun, baik di dalam benak maupun diucapkan dengan lisan.

➡ Demikian pula tidak boleh dibayangkan seperti turunnya makhluq; apabila makhluk turun maka bagian atasnya menjadi kosong dan berarti bagian atas dan bawah itu lebih besar darinya sehingga ia bisa naik dan turun. Maka hal itu hanya berlaku bagi makhluk. Adapun Allaah maka Allaah Maha Besar, tidak ada yang dapat meliputi-Nya. Tidak boleh dikiaskan antara makhluk dengan Allaah ‘azza wa jalla.

3) Makna mendekat juga mencakup makna Allaah ta’ala mendekat kepada hamba-hamba-Nya dengan rahmat, ampunan dan karunia-Nya, tanpa menafikan makna yang sebelumnya, sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya.

4) Keutamaan orang-orang yang beribadah di hari Arafah, khususnya jama’ah haji yang dibanggakan oleh Allaah ta’ala kepada para malaikat, karena mereka adalah tamu-tamu Allaah yang telah rela meninggalkan keluarga dan kampung halaman, menempuh perjalanan yang sangat jauh dalam keletihan fisik dan mengorbankan harta, maka haji adalah amalan yang sangat agung, dan wukuf di Arafah adalah termasuk amalan haji yang terbesar.

➡ Tidak sah haji tanpa melakukan wukuf di Arafah, oleh karena itu hendaklah setiap jama’ah haji memastikan bahwa tempat ia wukuf sudah benar-benar berada di area Arafah, untuk itu jangan segan bertanya kepada petugas-petugas yang ditugaskan oleh Kerajaan Arab Saudi atau kepada para ulama dan penuntut ilmu.

5) Makna firman Allaah ta’ala di akhir hadits, “Apa yang mereka inginkan” terkandung dua peringatan:

➡ Pertama: Hendaklah mereka berkeinginan atau bermaksud dan berniat ibadah karena Allaah ta’ala semata-mata.

➡ Kedua: Bahwa apa yang mereka inginkan berupa rahmat, ampunan dan anugerah dari Allaah adalah sesuatu yang mudah bagi Allaah untuk memberikannya kepada mereka.

وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
Faedah dari kajian Al-Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc. حفظه الله

Tidak ada komentar: