"Sekolah Negeri, BUKAN sekolah Islam."
Salah, jangan berhenti disana, tapi:
"Sekolah Negeri, di Negeri Mayoritas ISLAM"
Memakai pakaian yang lebih sopan, menutup aurat, bukan monopoli syariat Islam.
Bible bahkan memberi ultimatum wanita yang tidak memakai jilbab/kerudung rambutnya harus dipangkas.
Lembaga pendidikan bukan auditorium atau catwalk untuk peragaan busana.
Institusi pendidikan mengarsiteki bagaimana otak diassembling supaya cerdas dan kerpibadian dibina supaya bertaqwa dan berbudi pekerti.
Bukan tubuh siswa-siswi yang diurusi.
Tujuan penyeragaman awalnya untuk memudahkan dikenal dan meminimalisir Gap strata sosial siswa.
Bukan untuk menjadikan siswa-siswi lebih modis dan jadi model fashion show.
Tetapi sebagaian Orang mesum dan korslet otaknya Gerah jika tidak mendapatkan kesenangan mata melihat paha-paha siswi SMA yang mulai tumbuh remaja, mereka nafsu birahi dengan pertunjukan Gratis atas nama Aturan Sekolah. Laknat Memang.
Oleh ali raihan el-mishry
_____________________________
Kenapa saya mengatakan mereka yang punya ide mengembalikan celana pendek sebagai seragam sekolah dengan alasan Sekolah Negeri bukan Sekolah Islam adalah phobia terhadap Islam?
Jawabannya
Saat ini siswa sejak Sekolah Dasar sampai Menengah Atas menggunakan celana panjang adalah sudah tepat. Karena sekolah adalah institusi pendidikan formal, celana panjang adalah pakaian yang digunakan dalam kegiatan formal hampir di seluruh dunia.
Sementara bagi mereka yang menuntut agar anak Sekolah Menengah Pertama kebawah menggunakan celana pendek karena menganggap celana panjang adalah celana yang digunakan Sekolah Islam, sehingga harus dibedakan antara Sekolah Negeri dengan Sekolah Islam.
Anggapan ini tidak rasional, karena yang menggunakan celana panjang bukan hanya Sekolah Islam, dan alasan menggunakan celana pendek tidak ada dasarnya kecuali agar tidak terkesan Islami, anggapan ini bentuk dari phobia terhadap Islam sampai2 urusan celana pun jadi dianggap islamisasi.
Tidak ada komentar: