MasyaAllah....
Perjuangan Tholibul Ilmi..
Awalnya Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Lc. hanya bercerita sekilas tentang seorang ikhwah yang hadir di kajian kitab "Tadzkiratus Sami'..." setiap Sabtu malam, yang mana ikhwah tersebut berasal dari Palembang. Berangkat dari Palembang ke Jakarta penerbangan pagi atau siang hari Sabtu, sampai Jakarta pesan hotel, kemudian malamnya ikut kajian rutin, nginap hotel kemudian hari Ahad siang kembali ke Palembang.
Mendengar hal itu saja sudah membuat saya geleng-geleng sambil bergumam, "Ini nih yang namanya semangat dan pengorbanan untuk ilmu." Tapi ternyata kisah tentang ikhwah tersebut masih ada lanjutannya, dan diceritakan oleh Ustadz di kajian 2 pekan kemudian.
Ternyata ikhwah tersebut juga mengikuti kajian rutin manasik Haji pada pagi hari Ahadnya selain mengikuti kajian sabtu malam.
Pernah suatu ketika (pas orang-orang masih musim mudik) kajian sabtu malam dan kajian manasik sudah mulai aktif, beliau tidak menyadari bahwa saat itu masih musim arus balik lebaran. Sampai siang/sore hari beliau tidak mendapatkan tiket pada hari Sabtu, akhirnya beliau putuskan berangkat ke Jakarta naik mobil (di saat seperti ini jika kita yang mengalami mungkin kita sudah mengatakan 'ini udzur syar'i'). Beliau berpikir bahwa kajian Sabtu malam sudah tidak mungkin dapat, tapi in sya Allah kajian manasik Haji masih bisa dikejar.
Akhirnya beliau berangkat dari Palembang ke Jakarta naik mobil dan nyetir sendiri, tidak tanggung-tanggung, beliau ajak serta keluarga. Asumsi beliau perjalanan lancar dan bisa sampai pas jam 9 atau 10 ketika kajian manasik Haji dimulai.
Namun qadarullah terjadi macet panjang menjelang penyeberangan Selat Sunda, namun beliau tidak patah arang untuk melanjutkan perjalanan (saat di mana mungkin jika itu kita alami, kita akan memilih untuk putar balik dan menganggap tidak akan keburu, dan merasa mendapat udzur syar'i). Singkat cerita, alhamdulillah sampai di tempat kajian itu pas, pas Zhuhur dan kajian pun sudah selesai.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Lc. pun kaget ketika melihat beliau selesai shalat, karena tadi pas kajian ikhwah Palembang tersebut tidak hadir. Sampailah cerita kepada Ustadz tentang usaha ikhwah Palembang tersebut untuk sampai kajian.
Akhirnya Ustadz mengajak beliau makan siang bareng satu meja, dan berbincang. Terlihat wajah lelah perjalanan, semalaman nyetir 'tanpa istirahat'. Ustadz awalnya sungkan untuk menawari ikut kajian siang hari tersebut, kebetulan
Ustadz ada jadwal mengisi kajian. Namun akhirnya Ustadz mengajak ikhwah tersebut, ternyata reaksi ikhwah tersebut luar biasa, wajah yang letih dan lelah tersebut berubah berbinah-binar bahagia dan semangat untuk ikut majlis ilmu Ustadz. Singkat cerita selesai kajian ikhwah Palembang tersebut pulang kembali ke daerah beliau.
Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri menyampaikan; Mungkin beliau tidak mendapatkan kajian-kajian yang ikhwah Palembang itu incar, tapi banyak hikmah dan pastinya pahala in sya Allah. Ngaji itu butuh 'effort', bukan dikit-dikit udzur syar'i, dikit-dikit udzur syar'i. Setidaknya beliau (ikhwah Palembang tersebut) mendapatkan beberapa hikmah:
Alhamdulillah bisa mendapatkan kesempatan bisa makan siang satu meja, dan bisa berkesempatan bertanya permasalahan-permasalahan agama yang hendak ditanyakan.
Alhamdulillah bisa ikut kajiannya di siang hari, yang mana mungkin jika tidak ada kejadian ini maka sulit untuk bisa ikut majlis tersebut.
Cerita perjuangan beliau bisa menjadi tambahan motivasi bagi teman-teman yang lain untuk bersemangat mendatangi majlis ilmu, setiap cerita tentang beliau disampaikan dan ternyata ada yang termotivasi, maka pahala akan mengalir in sya Allah.
Pelajaran berharga untuk keluarga beliau, beliau secara langsung mengajarkan kepada mereka bahwa; "Ngaji itu butuh 'effort'". Mereka akan melihat bahwa untuk meraih ilmu itu butuh perjuangan, sebagaimana yang diusahakan oleh ayah mereka.
Dengan mendengar cerita ini, menjadi kembali mengingat para As-Salaf dahulu berjuang melakukan banyak perjalanan untuk menuntut ilmu, dan nyatanya masih ada orang-orang yang seperti mereka. Bukan dianggap sebagai dongeng dan cerita, tapi diaplikasikan di dunia nyata dalam dunia ilmu.
Harapannya kita semakin semangat mendengar atau membaca kisah beliau, hadir dalam hati; "Beliau aja bisa, masa' gw gk bisa" yang akhirnya tambah lagi pengorbanan dan usaha kita dalam dunia ilmu.
Semoga Allah membalas beliau dengan banyak kebaikan, dan semoga Allah selalu menjaga keikhlasan beliau.
đź“ťSedikit faidah dari sekian banyak faidah kajian "Tadzkiratus Sami'..." (Pembahasan: "Merasa Diawasi"), diasuh oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri Lc., @ Masjid Nurul Iman Blok M Square, 26 Syawwal 1440 / 29 Juni 2019.
@Pustaka Ukhuwah Bogor
Tidak ada komentar: