Nasehat untuk Para Musyrif Tahfizh dan Pemilik Lembaga Tahfizh


Ingatlah, target terbesar penghafal Quran itu bukan 30 juz. Demi Allah bukan! Target besar itu, berupa ketundukan hati yang semakin bertambah, seiring bertambahnya ayat-ayat yang dihafal. Sebab, jika ziyadah saja yang kau kejar untuk mereka (santri-santrimu), maka setelah 30 juz itu apa? 

Jujurlah pada dirimu, sudah tulus-kah niatmu membimbing mereka? Atau, sebenarnya, hanya ambisi dunia yang kau kejar melalui perjuangan mereka: Agar kau dapatkan pujian dari orang tua santri, agar kau dapatkan penghargaan setinggi tingginya atas 'berhasilnya' meluluskan sekian banyak santri 30 juz. Agar mata-mata manusia memandang 'betapa hebatnya engkau' sebab santrimu hafal puluhan juz dalam hitungan bulan saja. 

Apakah untuk itu?! Duhai, kejam sekali guru Quran yang mengorbankan perjuangan santrinya untuk ambisi dunianya sendiri. Harusnya, yang kita lakukan adalah mendidik dan membersamai perjuangan mulia mereka, bukan mengorbankan mereka! 

Demi Allah, jangan pernah takut santri-santri mu tak menyelsaikan 30 juz. Tapi, takutlah saat ia menyelesaikannya, tapi tak ada satu pun yang tersisa dalam ingatannya. Jika seperti itu, betapa jauhnya dari mengamalkan.

Ingat! Target besar itu bukan 30 juz. Tapi ketulusan, kebersamaan, dan pengamalan terhadap ayat ayat yang dihafal, kendati belum tuntas 30 juz. 

Jika mereka dapatkan ketulusan itu, maka mereka akan perjuangkan 30 juz di mana pun mereka berada. Sebaliknya, meski ia dapatkan 30 juz, tapi tak ia dapatkan ketulusan dan kebersamaan dengan Al-Quran, maka hilanglah seluruhnya: Akan hilang 30 juz itu, dan akan hilang perjuangnnya. Tak mungkin bertahan! 

 Ahmad Khoirul Anam
@rindu_surga

Repost from fadila matsurika

Tidak ada komentar: