PENGKHIANATAN SYI'AH (DAN PEMBUNUHAN) TERHADAP KAUM MUSLIMIIN OLEH SYI'AH SEPANJANG SEJARAH

🌍 Sepanjang sejarah, Syi’ah juga dicatat memerangi Ahlus Sunnah (Sunni). Bahkan berkhianat terhadap aneka perjanjian damai. Dengan licik, kejam, sangat mebenci kaum yang berimaan, dengan kebencian yang tak masuk akal.

🔥 Ringkasan peristiwa pentingnya:

14 Hijirah (Hijriyyah) - Peristiwa yang terjadi pada tahun 14 Hijriyyah inilah pokok dan azas dari kebencian kaum Syi’ah Rofidhoh terhadap Islam dan kaum Muslimiin, karena pada tahun ini meletuslah perang Qodisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia, kerajaan Majusi Persia (Iran kini), nenek-moyang agama kaum Rofidhoh, yang di sana juga terdapat banyak komunitas Yahudi yang membenci Muslimiin.

Pada saat itu kaum Muslimiin dibawah kepemimpinan Kholifah Umar bin Khottob rodhiollohu ‘anhu.

16 Hijriyyah. - Kaum Muslimiin berhasil menaklukkan ibukota kekaisaran Persia, Mada’in, sesuai bisyaroh (pemberitahuan akan masa depan dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam).

Dengan ini hancurlah kerajaan Persia, yang di wilayahnya juga terdapat banyak komunitas Yahudi. Kejadian ini masih disesali oleh kaum Rofidhoh hingga saat ini.

Dan in syaa Allah inilah asal-muasal munculnya pemikiran, ‘aqidah, agama Syi’ah, warisan pemikiran, ‘aqidah, agama Yahudi dan Persia.

23 Hijriyyah. - Abu Lu’lu’ah Al Majusi yang dijuluki Baba Alauddin oleh kaum Rofidhoh membunuh Kholifah/Imam Umar bin Khottob rodhiyalahu ‘anhu saat beliau mempimpin sholat Subuh.

Abu Lu’lu’ah al Majusi adalah tawanan perang Persia yang telah dibebaskan berkeliaran, dan menusuki dari belakang Imam Umar bin Khattab rodhiollohu ‘anhu saat beliau mempimpin sholat Subuh.

Kuburan Abu Lu’lu’ah hingga kini menjadi obyek ziarah kaum Syi’ah, dan dipuja-puji sebagai seorang pemberani.

34 Hijriyyah. - Munculnya ‘Abdullah bin saba’, si Yahudi dari Yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ dan berpura-pura masuk Islam tetapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya.

Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan Kholifah ketiga Kholifah/Imam Utsman bin Affan rodhiyalahu ‘anhu hingga Kholifah/Imam Utsman dibunuh oleh para pemberontak Khawarij di rumahnya karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) ini pada tahun 35 Hijriyyah.

Keyakinan yang diserukan oleh ‘Abdullah bin Saba’ berasal dari akar ‘aqidah dan legenda Yahudi-Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Tholib rodhiyalahu ‘anhu, wasiat, roj’ah, wilayah, keimamahan, bada’ dan lain-lain.

36 Hijriyyah. - Ummul Mu’miniin ’Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq - rodhiyallahu ‘anha – mengajak orang-orang agar menyelidiki, dan menuntut keadilan atas tertumpahnya darah Kholifah Utsman - rodhiollohu ‘anhu -, dan jumlah mereka menjadi sekitar tiga ribu orang.

’Aisyah rodhiyallahu ’anha yang adalah janda Rosululloh - shollollohu ‘alaihi wasallam - dan juga anak Kholifah Abu Bakar Ash Shiddiq - rodhiollohu ‘anhu -, bersama-sama kerabatnya yang juga adalah para sahabat Rosululloh Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam, Thalhah - rodhiollohu ‘anhu - dan Zubair - rodhiollohu ‘anhu -, berangkat untuk mendamaikan potensi peperangan antara Kholifah Ali dan Mu’awiyah.

Malam sebelum terjadinya perang Jamal (Perang Unta) kedua belah pihak, yakni pihak pasukan Ummul Mu’miniin ‘Aisyah rodhiollohu ‘anhu dan pasukan Kholifah Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu telah bersepakat untuk berdamai.

Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara ‘Abdullah bin Saba’ dengan komplotannya bermalam dengan penuh kedongkolan.

Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah dan peperangan seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’.

Saat Kholifah Ali rodhiollohu ’anhu mengetahui ini dan akhirnya datang ke sana, kedua sahabat besar Rosululloh sholollohu ’alaihi wasallam yang dijamin masuk surga itu telah terbunuh.

Dicatat bahwa Ali sangat sedih meratap karenanya.

Salah satu ummahatul mu’minin (para ibunda kaum beriman atau para istri Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam), ‘Aisyah binti Abu Bakar ash Shiddiq rodhiyallahu ’anha itu pun tetap dimuliakan dan diantarkan ke Madinah, yang ternyata ini membuat kaum Khawarij marah atas kebijaksanaan Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu ’anhu karena seharusnya tawanan pun harus ditawan.

Kaum Khawarij ini kemudian dibantah serta diinsyafkan tiga perempat darinya oleh juru perunding Sahabat ‘Abdullah bin Abbas - rodhiyallahu ’anhu - kemudian, dengan menggunakan dalil-dalil ayat-ayat Al Quran dan Hadits terutama mengenai keutamaan salah satu dari Ummahatul Mu’miniin, para ibunda kaum beriman, ‘Aisyah - rodhiyallahu ’anha - tersebut.

Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Tholib kelompok ‘Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Tholib - rodhiollohu ‘anhu - seraya berkata “Kamulah, kamulah … !”

Kholifah Ali bin Abi Tholib menjawab dengan bertanya, ”Siapakah saya?” Dan kata mereka “Kamulah (Ali) sang Pencipta!” Lalu Ali bin Abi Tholib menyuruh mereka untuk bertobat tapi mereka menolak.

Kemudian Ali bin Abi Tholib membuang mereka.

41 Hijriyyah. - Tahun ini adalah tahun yang dibenci oleh kaum Syi’ah Rofidhoh karena tahun ini dinamakan tahun “Jama’ah” atau Tahun Persatuan karena Al Hasan bin Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu mendamaikan ribuan dua pasukan kaum Muslimiin yang hendak saling menumpasi yakni pasukan Al Hasan dan Mu’awiyah.

Dan Al Hasan bin Ali rodhiollohu ‘anhu mengalah dan mengundurkan diri dari hak kekholifahan dengan sejumlah syarat, maka semuanya bersatu dibawah kepemimpinan Kholifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan - rodhiollohu ‘anhu - sang penulis wahyu. Dan dengan ini maka surutlah tipu daya kaum Rofidhoh.

Disayangkan banyak kalangan, Mu’awiyah di kemudian hari mengangkat anaknya sendiri - Yazid bin Mu’awiyah - menjadi Kholifah, yang ditentang banyak orang.

Dan para penentangnya menginginkan Al Husain bin Ali bin Abi Tholib rodhiollohu ‘anhu menjadi Kholifah pengganti Mu’awiyah. Husain memang kemudian tidak membai’at Yazid.

61 Hijriyyah. - Pada tahun ini Al Husain bin Ali rodhiollohu ‘anhu yang menolak menyatakan setia, berbai’at kepada kepemimpinan Yazid bin Mu’awiyah sebagai Kholifah, terbunuh di padang Karbala.

Ini setelah ditinggalkan oleh penolongnya yang menyuratinya agar datang ke Persia untuk mendukungnya sebagai Kholifah (kaum yang menyebut dirinya sebagai Syi’ah), dan justru diserahkan kepada pembunuhnya, pasukan suruhan Yazid bin Mu’awiyah. Al Husain yang hanya bersama rombingan pasukan kecil, terbunuh, dipenggal.

260 Hijriyyah. – Yang disebut sebagai Imam Keduabelas Syi’ah - Hasan Al Asykari - meninggal dalam keadaan masih berusia kecil, dan kaum Rofidhoh kemudian membuat berita bahwa bahwa imam kedua belas (12) yang ditunggu-tunggu ini, sedang bersembunyi di sebuah lobang gua di Samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia untuk menuntut balas.

Hingga kini, ia masih tak ada di dunia ini, namun kaum Syi’ah juga masih menunggui kedatangannya dan berusaha agar kemungkinan ini diperbesar. Ia disebut sebagai Imam al Mahdi versi Syi’ah atau Imam Mastur (yang lenyap berembunyi).

277 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Rofidhoh Qoromitoh yang didirikan oleh Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmit di Kufah, Persia.

278 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Qoromitoh di Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Saad Al Janabi.

280 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Rofidhoh Zaidiyah (pengikut Zaid) di So’dah dan San’a di negeri Yaman yang didirikan oleh Husain bin Qosim Arrossi.

297 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Ubaidiyyiin di Mesir dan Maghribi (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al Mahdi.

317 Hijriyyah. - Abu Tohir Arrofidhi Al Qurmuti masuk ke kota Makkah pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dan membunuhi jamaah haji di Masjidil Haram, serta mencongkel Hajar Aswad dan membawanya ke Ahsa’ hingga baru dapat dikembalikan lagi ke Ka’bah pada tahun 355 Hijriyyah.

Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 Hijriyyah.

Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mosul dan Halab dan tumbang pada tahun 394 Hijriyyah.

329 Hijriyyah. - Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rofidhoh karena pada tahun ini dimulailah peristiwa “Ghoibah al Kubro” atau “menghilang selamanya”, karena menurut mereka Imam Rofidhoh XII yang diyakini Syi’ah sebagai Imam al Mahdi - namun tak pernah muncul - telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya:

“Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa diijinkan oleh Allah, barangsiapa yang berkata dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pembohong”.

Semua ini kiranya adalah supaya mereka dapat menghindar dari pertanyaan orang awam kepada ‘ulama mereka tentang terlambatnya Imam al Mahdi al Mastur itu ‘keluar dari persembunyiannya’ (yang berlanjut hingga kini sekitar seribuan tahun lebih kemudian).

320-334 Hijriyyah. - Munculnya kerajaan Rofidhoh Buwaihi di dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan di Baghdad. Pada masa mereka orang-orang jahil, bodoh, mulai berani memaki-maki (tasayyu’ terhadap) para sahabat Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam, rodhiollohu ‘anhum.

339 Hijriyyah. – Batu Hajar Aswad dikembalikan ke Makkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di Mesir.

352 Hijriyyah. - Pemerintahan Buwaihi menutup pasar-pasar pada tanggal 10 Muharrom (Asy-Syuraah) serta meliburkan semua kegiatan jual-beli. Maka keluarlah wanita-wanita tanpa mengenakan jilbab dengan juga memukuli diri mereka di pasar-pasar (sebagai bentuk budaya solider mereka atas meninggalnya Al Husain.

Pada saat itu pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husain bin Ali bin Abi Tholib (Asy-Syuraah).

358 Hijriyyah. - Kaum Rofidhoh Ubaydiyyiinh menguasai Mesir. Salah satu pemimpinnya kemudian yang terkenal adalah Al Hakim Biamrillah, karena mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan, dan menyeru kepada pendapat Reinkarnasi. Dengan ambruknya kerajaan ini tahun 568 Hijriyyah muncullah gerakan Druz.

402 Hijriyyah. - Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Sy'ah Fathimiyyah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir (yang bukan keturunan Quraisy) dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah Zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum Muslimiin.

Dan adalah Syi'ah Fathimiyyah ini lah yang pertama kali menciptakan Maulid Nabi, bahkan Maulid Ali, Maulid Fathimah, Maulid Hasan, Maulid Husain, dan Mualid Rajanya. Ini untuk mendompleng kecintaan Muslimiin terhadap Ahlul Bait Nabi (keluarga Nabi) untuk kepentingannya.

Mari kita renungkan bahwa sebelum Panglima Besar (yang kemudian menjadi Sultan) Sholahuddiin Al Ayyubi membebaskan Daarussalaam (Yerusalem) dalam Perang Salib, maka beliau dan pasukan Ahlus Sunnah wal Jama'ahnya lebih dulu memerangi Syi’ah Fathimiyyah di Mesir itu.

408 Hijriyyah. - Penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir yang bernama Al Hakim Biamrillah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan.

Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kuburan Nabi Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam dari kota Madinah ke Mesir sebanyak dua kali.

Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang Zindiq untuk memindahkan jasad Nabi shollollohu ‘alaihi wasallam ke Mesir.

Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lalu masyarakat tidak rela dan memberontak, dan ini membuat dia mengurungkan niatnya.

Yang kedua adalah ketika ia mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat masjid Nabawi dan membuat lobang di bawah tanah menuju kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

Lalu makar mereka diketahui masyarakat, dan utusan tersebut dibunuh.

483 Hijriyyah. - Munculnya gerakan Assasin atau Hassasin (dan di Barat kemudian terkenal dengan sebutan istilah “Assasin” yang artinya adalah “pembunuh kejam yang menyusup”) yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah di Mesir didirikan oleh Hasan Assobah yang memiliki asal usul darah Persia.

Dia memulai dakwahnya di wilayah Persia tahun 473 Hijriyyah.

500 Hijriyyah. - Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah diberi nama Mahkota Husein.

Mereka menyangka bahwa kepala Husain bin Ali bin Abi Tholib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum Rofidhoh yang berziarah, ke tempat tersebut.

656 Hijriyyah. - Pengkhianatan besar Syi’ah membunuhi kaum Muslimiin, yang dilakukan oleh Rofidhoh pimpinan Nashiruddin Al Thusi dan Ibnul Alqomi, yang berkhianat terhadap kekholifahan Abbasiyah di Baghdad (kekholifahan Abbasiyah ini didirikan oleh keturunan Al Abbas rodhiollohu ‘anhu atau paman dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam dan karenanya masih termasuk kalangan Ahlul Bait).

Syi’ah bersekongkol dengan kaum Tartar atau Mongolia agar masuk ke Baghdad dan membunuh dua (2) juta muslim Baghdah.

Di antara korbannya juga banyak dari Bani Hasyim (atau Ahlul Bait alias keturunan atau keluarga dari Rosululloh shollollohu ‘alaihi wasallam) yang seolah-olah dicintai oleh kaum Syi’ah namun justru dikorbankannya ini.

Hancurlah kekholifahan Abasiyah di Baghdad, yang sekaligus adalah kota internasional yang paling maju di seluruh dunia saat itu, pusat ilmu-pengetahuan, teknologi, kebudayaan, perdagangan-bisnis.

Beruntunglah, sebagian besar ilmunya telah pula disalin ke Bahasa Latin, dan dibawa ke Eropa, dan sangat membantu lahirnya masa Renaissance dan kemudia Masa Modern di Eropa yang lalu mendunia.

Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nusairiyah (yang kini marak di Suriah) yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair.

907 Hijriyyah. - Berdirinya kerajaan Safawiyah di iran yang didirikan oleh Shah Ismail bin Haidar al Safawi yang juga seorang Rofidhoh. Dia telah membunuh hampir dua (2) juta muslim yag menolak memeluk agama-mazhab Syi’ah Rofidhoh.

Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafahur Rosyidin di depan umum dan membunuh mereka yang tidak mau memeluk agamanya, madzhabnya.
Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang Sunni seperti Imam Abu Hanifah.

Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Sofawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi ibadah Haji di Makkah.

Pada tahun yang sama Sodruddin al Syirozi memulai dakwahnya kepada mazhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad al Syirozi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya.

Setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah yang di kemudian hari menjadi agama Baha’i (masih ada pemeluknya hingga kini walaupun sedikit) dan telah dinyatakan sesat oleh para ‘ulama.

Sementara itu di India muncul kelompok Qodiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya dalah Nabi yang di kemudian hari menjadi agama Ahmadiyah yang juga telah dinyatakan sesat oleh para ‘ulama.

Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 Hijriyyah.

1218 Hijriyyah. - Seorang Rofidhoh dari Iraq datang ke Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalihan dan kezuhudan.

Pada suatu hari dia sholat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud, dan membunuhnya ketika dia sedang sujud saat solat Ashar dengan belati. Syi’ah ini mengulangi yang dilakukan Abu Lu’lu’ah al Majusi terhadap Imam/Kholifah Umar rodhiollohu ‘anhu di saat sholat Subuh.

1289 Hijriyyah. - Pada tahun ini buku Fashlul Khitob fi Tahrifi Kitabi Robbil Arbab (penjelasan bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad Annuri Attobrosi, terbit.

Kitab ini memuat pendapat Rofidhoh bahwasanya Al Quran yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi, dan ditambahi.

1389 Hijriyyah. – Pemimpin spiritual Iran yang diasingkan dari negaranya, Ayatollah Khomeini, menulis buku “Wilayatul Faqih” dan “Al Hukumah Al Islamiyah”.

Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al Hukumah Al Islamiyah halaman 35) adalah bahwa Khomeini berkata bahwa adalah termasuk hal yang pokok dalam mazhabnya bahwa para imam Syi’ah memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi (Imam Syi’ah berkedudukan lebih tinggi daripada kedudukan para Nabi dan Malaikat).

1399 Hijriyyah. - Berdirinya pemerintahan Syi’ah Itsna Asy’ariyah (Syi'ah 12 Imam) atau Rofidhoh di negara Iran yang didirikan oleh Khomeini dengan gelar Ayatollah Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah Iran Reza Pahlevi, pada tahun 1399 Hijriyyah (1981 Masehi).

Ciri khas dari rezim negara Iran di bawahnya ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama Revolusi Islam di tanah suci Makkah pada hari mulia yaitu pada musim Haji.

1400 Hijriyyah. – Ayatollah Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban 1407 Hijriyyah (1982 Masehi).

Sebagian pidatonya berbunyi bahwa:

“Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi, tetapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan, tidak berhasil … Yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi dan meluruskan segala penyimpangan adalah imam al Mahdi (versi Syi’ah) yang ditunggu-tunggu ...”

Begitulah menurut Khomeini, bahwa para Nabi - termasuk Nabi Muhammad shollollohu ‘alaihi wasallam – telah gagal, sementara revolusinya telah berhasil, setidaknya meletakkan pondasi kuat akan kedatangan Imam al Mahdi Syi’ah itu.

1407 Hijriyyah. - Jamaah haji Syi’ah negara Iran mengadakan demonstrasi besar-besaran di kota Makkah pada hari Jum’at di musim Haji tahun 1407 Hijriyyah (1987 Masehi).

Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Makkah seperti kakek-moyang mereka kaum Qoromitoh, dan mereka membunuhi beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, merusak dan membakar mobil beserta mereka yang berada di dalamnya.

Jumlah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk biasa Arab Saudi.

1408 Hijriyyah. - Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Makkah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir.

1409 Hijriyyah. - Pada musim Haji tahun 1409 Hijriyyah (1989 Masehi) ini kaum Rofidhoh mengulangi pengkhiatanannya, meledakkan beberapa tempat sekitar Masjidil Haram di kota Makkah.

Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan bangunan yang sangat besar.

Sebanyak 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 Hijriyyah.

1410 Hijriyyah. – Ayatollah Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberikannya balasan yang setimpal. Kaum Rofidhoh membangun sebuah bangunan yang menyerupai Ka’bah untuknya, semoga Allah memerangi mereka.

1433 Hijiryyah. - Rezim Syi'ah Presiden Bashar Assaad di Suriah yang dibantu Iran sebagai pusat Syi’ah – termasuk pasukan Hizbullah - mulai membantaii rakyatnya, kaum Sunni.

Maka berdatanganlah banyak kaum muslimiin dari seluruh dunia, bahkan kaum mualaf, yang bersatu berperang melawan mereka. Bantuan langsung atau tidak, resmi atau tidak resmi, datang dari berbagai penjuru dunia.

1436 Hijriyyah – Syi’ah menganeksasi Yaman, mengkudeta pemerintahan sah Sunni Yaman, dan kemudian negara-negara Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Sunni) seperti Saudi Arabia, Qatar, UEA, Mesir, Bahrain, Kuwait, Oman, Maroko, Tunisia, Sudan, dll.

Bahkan sampai Malaysia dari Asia Tenggara bersatu melawan mereka, atas dasar permintaan resmi dari Presiden Yaman yang digulingkan Syi’ah.

1437 Hijriyyah – Di menjelang akhir tahun 1437 Arab Saudi, Turki, dan banyak negara Sunni memutuskan untuk ikut berperang langsung di Suriah melawan Syi’ah yang sejak pertengahan 1437 (2015 Masehi) dibantu Rusia – kaum keturunan Ruum yang Kristen juga Komunis, Atheis itu - dan pihak-pihak sekutunya macam Republik Rakyat Cina, Korea Utara, Vitenam, dll.

Banyak sekali kesesuaian bisyaroh (pemberitahuan Rosululloh shollollohu 'alaihi wasallam akan masa depan) tentang aneka tanda akhir jaman dengan kejadian-kejadian ini.

Utamanya bahwa dalam hadits, dinyatakan akan ada pasukan Islam yang berperang di Yaman, Iraq, dan Syam (yakni wilayah bersama negara Palestina, Yordania, Libanon, dan Suriah).

Bahwa ini semua juga akan jadi bagian dari Al Malhamah Al Kubro, Perang Terbesar Umat Manusia di Akhir Jaman, kemunculan Dajjal Al Masih La'natullah Si Pembohong Terbesar (yang didahului kemunculan kaum Dajjaluun) dan sekutunya, turunnya Rosululloh ‘Isa Al Masih bin Maryaam ‘alaihis salaam, dibai’atnya Imaam al Mahdi dari keturunan Al Hasan dan para nabi oleh kaum Muslimiin, kemenangan umat Islam terhadap kebathilan, dan sejahteranya dunia hingga Kiamat.

Dan sebagainya.

🌍➖➖➖➖➖➖🔥

Tidak ada komentar: