Dunia Atau Akhirat ? (Di Persimpangan Tujuan)

Allah ﷻ berfirman,

من كان يريد الحياة الدنيا و زينتها نوف اليهم أعمالهم فيها و هم فيها لا يبخسون • أولئك الذين ليس لهم في الآخرة إلا النار و حبط ما صنعوا فيها و باطل ما كانوا يعلمون •
"Barang siapa ia menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka Kami akan cukupkan bagi mereka balasan (di dunia) atas amal mereka dan mereka sedikit pun tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak akan mendapatkan bagian di akhirat kecuali neraka, sia-sia apa yang mereka usahakan nanti di sana (akhirat), dan terhapuslah apa saja yang mereka kerjakan". (QS. Huud: 15-16.).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir bin Abdillah as Sa'dy rahimahullahu ta'ala berkata,

كل إرادته مقصورة على الحياة الدنيا ، و على زينتها.
قد صرف رغبته و سعيه و عمله في هذه الأشياء ، و لم يجعل لدار القرار من إرادته شيئاً.
فهذا لا يكون إلا كافرا. لأنه لو كان مؤمناً لكنا ما معه من الايمان يمنعه أن تكون جميع إرادته للدار الدنيا ، بل نفس إيمانه و ما تيسر له من الأعمال اثر من آثار إرادته الآخرة .
و لكن هذا الشقي الذي كانه خلق للدنيا وحدها.
"Keinginan orang ini hanya terbatas keinginan-keinginan dunia, dan juga perhiasannya.

Dan sungguh ia telah bersungguh-sungguh dalam fokus pikirannya, usahanya, dan pekerjaannya dalam mewujudkan hal ini, dan tidak ada keinginan dalam hatinya untuk bagian dari negeri kekal (akhirat) sedikit pun.

Hal ini tidak ada kecuali pada diri-orang kafir, karena sekiranya ia seorang yang beriman maka imannya akan menghalanginya untuk mencurahkan semua keinginannya hanya untuk kehidupan dunia, bahkan imannya itu sendiri dan apa yang ia perbuat dari amalnya adalah salah satu tanda kalau hatinya menginginkan kehidupan akhirat.

Namun orang yang celaka ini sepertinya ia diciptakan hanya untuk kehidupan dunia saja.

(Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalamim Manan Hal 385. Cetakan Darul Alamiyah).

Ayat inilah yang menjadikan hati-hati orang-orang shalih bergetar dan khawatir.

Ayat inilah yang menjadi timbangan akan tujuan-tujuan dan klaim.

Ayat inilah yang menjadi penyingkap tujuan-tujuan terselubung di dalam hati.

Surah inilah yang menjadikan Rasulullah ﷺ beruban.

Disebutkan oleh Imam Abu Isa Muhammad bin Isa at Tirmidzi rahimahullahu ta'ala dalam Syamailul Muhammadiyah,

Disebutkan dalam hadits ke-41 dari Abu Juhaifah radhiyallahu 'anhum

Shahabat radhiyallahu 'anhu berkata kepada Rasulullah ﷺ,

يا رسول الله نراك قد شبت ؟
قال قد شيبتني هود و اجواتها.
"Wahai Rasulullah ﷺ kami melihatmu beruban?"

Beliau ﷺ menjawab, "Surah Huud dan surah semisalnya menjadikanku beruban".

Wahai para Da'i, wahai para Penuntut Ilmu, wahai orang-orang yang mengemban dakwah dan kebaikan, wahai orang-orang yang telah letih di dalam ibadah,

Hendaknya kita sejenak untuk melihat diri dan hati kita, sudahkah kita telah melihat hati kita, kemudian berusaha untuk memperbaiki tujuan-tujuan?

Ketahuilah bahwa niat-niat itu bisa berbelok di pertengahan perjalanan, sedang setiap orang dinilai dari akhir kehidupannya.

Rasulullah ﷺ bersabda,

إن العيد ليعمل فيما يرى الناس عمل اهل الجنة ، و إنه لمن اهل النار ،
و يعمل فيما يرى الناس عمل اهل النار و هو من أهل الجنة ،
و إنما الأعمال بخواتيمها.
"Ada seorang hamba yang menurut pandangan manusia banyak mengamalkan amalan penghuni surga, padahal ia ditentukan sebagai penghuni neraka.
Sedangkan yang lain, ada orang yang ia dianggap oleh manusia sebagai penghuni neraka karena amalnya, namun ia ditentukan di akhir hidupnya oleh taqdir sebagai penghuni surga.
Sesungguhnya amal itu ditentukan oleh akhir penutupnya.
(HR. Bukhari No. 6493).

Semoga Allah ﷻ memberikan kejujuran niat kepada kita, meluruskan niat-niat itu, serta menyampaikan kepada kita kepada keridhaan dan surga-Nya...!

Tidak ada komentar: