Kewajiban Mengikuti Rasulullah Shallallahu alahi wa sallam

Alhamdulillah, wassholatu wassalamu ala Rosulillah, wa ba'du :

Kebutuhan para penduduk bumi terhadap para Rasul alaihimus sholaatu wa sallam, bukan hanya sekedar ibarat kebutuhan makhluk terhadap sinar matahari atau bulan, atau kebutuhan mereka terhadap hembusan angin atau curahan hujan, bahkan tidak sekadar seperti butuh nya manusia terhadap kehidupan mereka, ataupun butuh nya mata terhadap sinar atau butuh nya tubuh akan makanan dan minuman, namun jauh lebih besar dari itu semua dan sangat sangat membutuhkan dari segala apa yang diperkirakan atau dibayangkan.

Para Rasul alaihimus sholaatu wa sallam merupakan perantara diantara Allah Ta'ala dan para makhluk Nya dalam menyampaikan perintah dan larangan Nya, dan mereka adalah para utusan dari Allah Ta'ala, menyeru manusia kepada agama Allah Ta'ala dan menyampaikan risalah dan menunjukkan kepada jalan yang lurus.

Dan Nabi Muhammad bin Abdillah merupakan penutup dari para Rasul dan merupakan Rasul yang paling mulia dan utama telah bersabda :

((يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّمَا أَنَا رَحْمَةٌ مُهْدَاةٌ))
" Wahai para manusia, sesungguhnya aku adalah suatu rahmat yang di hadiahkan bagi kalian ". (HR. Al-Hakim)

Allah Ta'ala berfirman :

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ ﴿١٠٧﴾
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (Q.S. Al-Anbiya :107)

Dalam ayat yang mulia ini dijelaskan bahwa Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam sebagai rahmat bagi semesta alam dan sekaligus sebagai teladan bagi para pengikutnya dan sebagai hujjah bagi seluruh makhluk, dan telah diwajibkan untuk para hamba agar taat, mencintai, mengagungkan, memuliakan, dan menegakkan kewajiban terhadap beliau Shallallahu alaihi wa sallam.

Dan segala pintu telah ditutup rapat, hingga tidak ada jalan yang layak disusuri kecuali jalan nya shallallahu alaihi wa sallam dan berjanji dan perpegang erat agar beriman kepadanya serta mengikuti nya atas seluruh Nabi dan Rasul dan menganjurkan agar menempuhnya dari kalangan orang-orang yang mengikuti nya dari kaum mukminin.

Allah Ta'ala telah mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam hingga menjelang kiamat dengan petunjuk dan agama yang lurus dengan membawa kabar gembira dan peringatan dan sekaligus sebagai penyeru ke jalan Allah Ta'ala dengan penuh sinar dan cahaya, dan dengan nya Allah Ta'ala menutup risalah para Rasul, dan dengan nya menujuki hidayah dari jalan-jalan kesesatan, dan dengan nya mengentaskan dari segala bentuk kebodohan, sehingga dengan risalah nya telah membuka hati, mata dan telinga yang mati, buta dan tuli, dan bumi mulai bersinar setelah tercengkram kegelapan, dan hati-hati manusia menjadi satu setelah bercerai berai, dan menegakkan agama yang lurus, dan menjelaskan hujjah hujjah yang se putih bersih, dan Allah Ta'ala menjadikan hatinya lapang, dan menghapus segala beban beban yang memberatkan, dan meninggikan nama nya, dan Allah Ta'ala menimpakan kehinaan serta kekerdilan bagi siapa saja yang menyelisihi perintah nya shallallahu alaihi wa sallam.

Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam pada masa fatroh atau kekosongan dari Rasul dan penurunan kitab - kitab, sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

((إِنَّ اللَّهَ نَظَرَ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ فَمَقَتَهُمْ عَرَبَهُمْ وَعَجَمَهُمْ إِلَّا بَقَايَا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ))
"Sesungguhnya Allah Ta'ala melihat kepada penduduk bumi, maka Allah Ta'ala murka kepada mereka baik orang-orang Arab atau selain Arab, kecuali mereka mereka yang tersisa dari kalangan Ahli Kitab ". (HR. Muslim)

Allah Ta'ala mengutus Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tatkala kitab kitab-kitab terdahulu telah di rubah, dan syariat-syariat telah di palsukan, dan setiap kaum berhukum dengan pemikiran mereka yang keji, mereka berkata atas Allah Ta'ala dan atas para makhluk Nya dengan hawa nafsu dan ucapan yang tidak bermoral.

Kemudian Allah Ta'ala melalui Nabi Nya menurunkan hidayah kepada para manusia dan menunjukkan kepada jalan yang selamat, serta mengentaskan mereka dari kegelapan menuju cahaya.

Allah Ta'ala berfirman :

قَدْ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيْكُمْ ذِكْرًا ﴿١٠﴾ رَّسُولًا يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ لِّيُخْرِجَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ ۚ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعْمَلْ صَٰلِحًا يُدْخِلْهُ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ قَدْ أَحْسَنَ ٱللَّهُ لَهُۥ رِزْقًا ﴿١١﴾
" Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu". "(Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya." (Q.S. At-Tholak :10-11)

Allah Ta'ala menurunkan Nabi Nya bertujuan untuk memberikan pencerahan kepada mereka yang buta, menerangi mereka yang tersesat, menunjukkan mana jalan menuju surga dan neraka, menjelaskan jalan kebaikan dan keburukan, dan menjanjikan hidayah serta keberuntungan bagi mereka yang mengikuti dan mematuhi dan sebaliknya, memberikan ancaman kesesatan serta kebinasaan bagi mereka yang bermaksiat dan menentang nya.

Allah Ta'ala menurunkan ujian kepada para makhluk tatkala berada dalam alam kubur dengan Nabi Nya Shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana dinyatakan dalam hadist Sahabat Anas Radhiyallahu anhu berkata, Nabi Sallallahu alaihi wa sallam bersabda :

((الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ فَيَقُولُ : أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، فَيُقَالُ : انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ . قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا ، وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ ، فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ . ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ))
“Sesungguhnya seorang hamba jika diletakkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh pengantarnya -dan dia mendengar suara sandal mereka- ia didatangi oleh dua malaikat dan didudukkan, lalu keduanya menanyai: “Apa yang kamu ketahui tentang perihal orang ini, maksudnya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam", maka orang mukmin akan menjawab: "Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya". Lalu dikatakan: “Lihatlah kepada tempat dudukmu dari neraka, Allah telah menggantikannya untukmu tempat duduk surga", lalu ia melihat kepada keduanya sekaligus”.
“Adapun orang munafik dan orang kafir maka mereka menjawab: "Saya tidak tahu, saya dulu menirukan ucapan orang-orang". Maka dikatakan : "Kamu tidak tahu, dan kamu tidak mau baca (al-Qur’an) ”, kemudian dia dipukul sekali dengan palu godam yang terbuat dari besi, maka ia menjerit dengan jeritan yang bisa didengar oleh seluruh mahluk yang ada di sekitarnya selain manusia dan jin”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Dan diriwayatkan pula oleh Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

((إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لِأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالْآخَرُ النَّكِيرُ فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، فَيَقُولَانِ قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ نَمْ ، فَيَقُولُ أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ؟ فَيَقُولَانِ نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لَا يُوقِظُهُ إِلَّا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ ، حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ . وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لَا أَدْرِي ، فَيَقُولَانِ: قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلْأَرْضِ الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلَاعُهُ ، فَلَا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ))
" Apabila meninggal seorang hamba maka datanglah dua orang malaikat yang kehitaman dan kebiruan, salah satunya bernama Munkar, dan yang lainnya bernama Nakir. Kedua malaikat itu bertanya: "Apa yang dapat engkau katakan mengenai Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam?". Apabila yang ditanya adalah orang mu’min, ia akan menjawab: "Beliau adalah hamba dan rasul Allah". "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, dan Muhammad adalah rasul-Nya". Malaikat tersebut berkata: "Sungguh kami telah mengerti akan apa yang engkau katakan". Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya seluas tujuh puluh hasta dan diterangi dengan cahaya. Dikatakan kepadanya: "Sekarang tidurlah engkau. Orang tersebut memohon: "kembalikan aku pada keluargaku untuk mengabarkan kesenangan ini". Sang malaikat menjawab: " Tidurlah laksana tidurnya para pengantin, yang tidak dibangun kan kecuali oleh keluarganya yang ia paling cintai". Hingga Allah bangkitkan dari pembaringan kubur nya . Adapun orang munafik, jika ia ditanya demikian ia menjawab: "Aku tak tahu. Aku hanya mendengar orang lain mengatakan sesuatu tentang dia (Muhammad), lantas aku katakan pula apa yang orang katakan tentangnya itu". Malaikat berkata: "Sungguh kami telah mengerti tentang apa yang akan kamu katakan". Setelah itu sang malaikat berkata pada bumi: "Jepitlah manusia ini olehmu!", Lantas dijepitnya hingga berserakan tulang rusuknya. Dan ia senantiasa diazab, disiksa sampai Allah bangkitkan dari pembaringan kuburnya .” ( HR. At-Tirmidzi )

Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada kita agar taat kepada Rasul Nya dan telah tercantum lebih dari tiga puluh tempat dalam ayat-ayat Al-Qur'an, bahkan telah disandingkan antara taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana juga digabungkan antara nama Allah Ta'ala dan Rasul-Nya.

Sahabat Abdullah ibnu Abbas radhiyallohu anhuma tatkala menafsirkan firman Allah Ta'ala :

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ ﴿٤﴾
"Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu". (Q.S. As-Syarah :4)

" Dimana tidaklah nama Allah Ta'ala disebut kecuali disana disebut pula nama Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam ".

Demikian juga tercantum dalam lafadz Tasyahud, khutbah, mengumandangkan adzan, demikian pula dalam kesaksian ikrar syahadat tatkala masuk agama islam, dimana bersaksi :

أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
" Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah Ta'ala dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya ".

Tidak akan sah islam nya seseorang kecuali dengan bersaksi atas Nabi-Nya yang mengemban risalah, dan tidak sah pula kumandang adzan seseorang hingga bersaksi tentang risalah Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dan demikian sholat seseorang kecuali dengan mengucapkan Tasyahud kesaksian risalah beliau Shallallahu alaihi wa sallam.

Bahkan Allah Ta'ala berfirman memberikan ancaman keras bagi siapa saja yang menyelisihi perintah Nabi-Nya :

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٦٣﴾
"maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih." (Q.S. An-Nuur :63)

Demikian pula Allah Ta'ala akan timpakan bagi orang-orang yang senantiasa menyelisihi perintah Nabi-Nya dengan kehinaan dan kerendahan.

Diriwayatkan dari sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

((بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ، وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي ، وَجُعِلَ الذِّلَّةُ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي ، وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ ))
"Aku diutus (menyampaikan risalah islam) dibawah naungan pedang, hingga Allah Ta'ala saja yang diibadahi tanpa sekutu bagi-Nya, dan dijadikan rizki-ku pada naungan tombak (jihad fi sabilillah) dan dijadikan kehinaan dan kerendahan bagi siapa saja yang menyelisihi perintah-ku, dan barangsiapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka ". (HR. Ahmad)

Sebagaimana pula orang-orang yang menyelisihi, menentang dan memusuhi Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, maka ia tergolong binasa dan celaka, demikian juga orang-orang yang berpaling dari nya dan syariat nya, terlebih ridho dan nyaman dengan jalan lain nya bahkan dijadikan sebagai ganti atau syariat yang menandingi, maka ia termasuk golongan orang-orang yang celaka.

Maka sesungguhnya kebinasaan dan kesengsaraan terjadi tatkala berpaling dan mendustakan Nabi nya, dan petunjuk serta kebahagiaan terjadi tatkala mengikuti dan patuh terhadap Nabi nya, dan mendahulukan atas selainnya.

Maka, bisa kita simpulkan keadaan manusia terhadap Nabi Sallallahu alaihi wa sallam :

● Orang yang beriman, yaitu dengan mengikuti nya, mencintai nya serta mengutamakan nya atas selainnya.

● Orang-orang yang memusuhi nya dan membangkang perintah nya.

● Orang-orang yang berpaling dari syariat nya.

Yang pertama adalah kelompok yang beruntung dan menggapai kebahagiaan.

Dan dua yang terakhir adalah kelompok orang-orang yang binasa. ( مجموع الفتاوى لابن تيمية (19/100 - 105)

Sesungguhnya mempelajari sejarah Nabi Sallallahu alaihi wa sallam dan keutamaan-keutamaan nya, serta perangai dan kehususan-kehususan nya merupakan perkara yang dapat melembutkan hati dan jiwa seorang mukmin dan akan menumbuhkan rasa cinta yang jujur, dan menghiasi majlis majlis orang-orang salih, ....Bagaimana tidak. ......!!

Dikarenakan Beliau Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam merupakan sayyid anak cucu Adam, dan beliau merupakan pemimpin seluruh manusia, dan makhluk yang paling Allah Ta'ala cintai, dan dia adalah utusan yang terpilih dan menjadi kekasih Allah Ta'ala.

Dan sungguh generasi mulia yang pertama dari umat ini yaitu para Sahabat radhiyallahu anhum ajmaiin telah menjumpai dan mendapatkan keutamaan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, dan mereka para sahabat rela berjuang dan mendahulukan atas diri mereka bahkan ayah ibu mereka, dan senantiasa mengedepankan kecintaan Nabi yang mulia atas jiwa dan raga mereka, dan berkorban harta, jiwa dan waktu untuk membela Shallallahu Alaihi wa Sallam dan senantiasa memuliakan, mengagungkan dan menegakkan hak-hak Nabi Sallallahu alaihi wa sallam secara sempurna, dan merekalah manusia utama yang paling pantas dan berhak untuk mendampingi dan paling kokoh dalam meniti dan berpegang erat dengan jalan Nabi Sallallahu alaihi wa sallam.

Sahabat Abdullah ibnu Umar radhiyallahu anhuma berkata :

(( من كان مستناً فليستنَّ بمن قد مات ، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ، كانوا خير هذه الأمة ، أبرَّها قلوباً وأعمقها علماً وأقلها تكلفاً ، قوماً اختارهم الله لصحبة نبيه صلى الله عليه وسلم ونقل دينه ؛ فتشبهوا بأخلاقهم وطرائقهم ، فهم أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم كانوا على الهدى المستقيم ، واللهِ ورب الكعبة )) .
" Barangsiapa diantara kalian hendak mencari teladan, maka carilah teladan dari mereka-mereka yang telah meninggal dunia, (karena orang-orang yang masih hidup, tidak akan pernah terhindar dari fitnah) , maka, ikutilah mereka para Sahabat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, mereka adalah umat yang terbaik dari umat ini, hati mereka paling baik, ilmu mereka paling dalam, dan paling jauh dari sikap ceroboh, mereka suatu generasi yang Allah Ta'ala pilih untuk mendampingi Nabi-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dan untuk menyampaikan risalah agama ini, maka, ikutilah akhlak dan jalan mereka, sungguh mereka adalah pendamping-pendamping Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang senantiasa berada di atas petunjuk jalan yang lurus, Demi Allah, Demi Robb Ka'bah ".

Dan di tengah-tengah keterasingan agama dan minim nya pengetahuan terhadap petunjuk Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, tumbuh dan berkembang di lapisan masyarakat kaum muslimin perkara-perkara yang aneh dan ritual-ritual yang diluar nalar, yang muncul dari keinginan untuk berusaha mencintai Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, sehingga tidak jarang diantara mereka menjadikan hari kelahiran Nabi Sallallahu alaihi wa sallam sebagai perayaan, dan hari hijrah nya ke kota Madinah sebagai momen khusus yang di peringati, dan malam Isra ' dan mi'raj sebagai musim perayaan, dan hari-hari tertentu semisalnya, yang mereka berkumpul untuk melantunkan kasidah-kasidah dan membacakan puji-pujian serta lantunan syair-syair.

Dan mereka sekiranya melakukan hal-hal tersebut berlandaskan niat cinta kepada Nabi Sallallahu alaihi wa sallam, dan sebenarnya ini merupakan niat yang baik, namun, sesungguhnya kecintaan terhadap Nabi Sallallahu alaihi wa sallam tidak akan sah dan menjadi benar kecuali dengan cara ber-Ittiba' (mengikuti sunnah beliau) dan mengikuti jejak dan jalan yang telah di contohkan kepada kita, sehingga dari sini kita tidak akan pernah menjumpai seorang Sahabat pun atau generasi setelah nya dari para Tabi’in yang melakukan perbuatan baru semisal yang mereka lakukan.

Dan sesungguhnya orang-orang yang diberikan taufik hakikat nya mereka orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan sahabat dan berpegang erat dengan cara beragama mereka, karena merekalah umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang paling utama dan mulia yang berada dalam jalan petunjuk Nabi Nya, paling istiqomah jalan nya, jalan yang paling utama, semoga kita dipertemukan Allah Ta'ala bersama mereka dan kita berharap kepada Allah Ta'ala agar diberikan kekuatan untuk senantiasa mengikuti langkah mereka dan di golongkan sebagai hamba yang bertakwa.

ونسأله سبحانه أن يجعلنا من المتبعين له المؤمنين به ، وأن يحيينا على سنته ويتوفانا عليها ، وأن يحشرنا يوم القيامة في زمرته وتحت لوائه ، وأن يمنَّ علينا بشفاعته ، وأن يغفر لنا خطأنا وتقصيرنا ؛ إنه سبحانه سميع الدعاء وأهل الرجاء وهو حسبنا ونعم الوكيل .
Kita memohon kepada Allah Subhanâhû wa Ta’âla agar menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa mengikuti jalan Nabi-Nya, beriman kepadanya, dan menghidupkan kita diatas sunnah sunnah nya dan mewafatkan kita diatas nya, dan mengumpulkan kita semua pada hari kiamat dalam golongan nya dan di bawah panjinya, dan memberikan limpahan syafa’at nya dan menghapus segala dosa dan kesalahan kita, sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Mendengar Do'a , dan Dia lah tempat kita bergantung, dan Dia Dzat Yang Memberikan Kecukupan bagi kita dan Dia Dzat Yang Memberikan Pertolongan.

Oleh : As-Saikh Prof.DR Abdurrozak Al-Badr hafidhohullah Ta'ala.

Tidak ada komentar: