FENOMENA ‘NDOMPLENG DI NEGERI INDONESIA


Fenomena ‘ndompleng’ nama bangsa atau simbol negara untuk memuluskan langkah memerangi Islam

Ini strategi lain yang digunakan oleh barisan pengecut dan munafiqun dalam merongrong Islam dari dalam.

Makanya, Yang tadinya namanya Islam Liberal, sekarang berganti menjadi Islam Nusantara.

Yang tadinya kesyirikan dan kemaksiatan, sekarang berganti nama menjadi bagian dari ‘kearifan lokal’.

Ada yangg membaca Alquran dengan langgam jawa.

Ada yang ibadah sai dengan membaca dzikir pancasila.

Ada yang bershalawat untuk pancasila.

Dan masih banyak lagi, dan mereka akan mengembangkan varian-varian lain dari langkah ini.

Mereka mengambil langkah ini, agar orang-orang yang melawan mereka bisa dituduh sebagai oknum yang tidak pancasilais .. tidak setia kepada negara .. tidak menghargai kekayaan budaya bangsa!!

Paham kan .. bagaimana liciknya mereka?!

Mereka kira Allah tidak tahu apa isi hati mereka .. mereka kira Allah membiarkan agamaNya .. mereka kira Allah akan diam saja.

Ingatlah bahwa Allah adalah sebaik baik pembuat makar, silahkan kalian berbuat makar terhadap agama Allah .. Allah pasti akan membalas makar kalian.

Katakan kepada mereka: bahwa taat kepada pemerintah yang sah selama bukan maksiat adalah akidah kita .. pancasila sebagai dasar negara, kita hormati dan junjung tinggi, karena tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam .. dan kita akan membela negara RI, sebagai bentuk pembelaan kita terhadap darah kaum muslimin sebagai mayoritas penduduknya.

Tapi tetap saja kami akan memerangi kesyirikan dan kemaksiatan .. meski kalian berusaha menempelkannya dengan bangsa kami dan simbol negara.

Karena setiap kesyirikan dan kemaksiatan akan menjadikan negara ini tidak aman, tidak berkah, bahkan runtuh, sebagaimana umat-umat terdahulu menjadi hancur dan binasa karena kesyirikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Ingatlah membela Islam, berarti menjaga keutuhan bangsa dan negara ini.

Sumber Artikel : https://bbg-alilmu.com

Ditulis oleh, Ustadz. DR. Musyaffa’ Ad Dariny MA, حفظه الله تعالى.

Tidak ada komentar: