MENDIDIK DENGAN KETELADANAN


Salah satu hal yang bisa kita dapatkan dari psikologi perkembangan anak, adalah bahwasanya mereka sangat mudah meniru dan mempraktekkan ucapan ataupun perbuatan yang mereka lihat atau mereka dengar.

Apa yang dilihat atau didengar oleh anak dari orang tuanya atau selainnya, bisa sangat memberikan pengaruh bagi mereka, terutama dalam pembentukan akhlak mereka.

Bahkan meskipun mereka tidak diajari secara langsung dengan perkataan, misalnya: "Kamu harus begini ya! Kamu harus begitu ya!" Anak-anak bisa langsung menangkap dan mencontoh apa yang mereka lihat.

Kita pun bisa menyaksikan hal ini pada anak-anak di sekitar kita, atau bahkan pada anak kita sendiri. Entah itu dari ucapan mereka, perbuatan mereka, penampilan mereka, dan yang lainnya. Terkadang mungkin kita pun merasa kaget atas perubahan mereka dari sebelumnya, padahal kita tak merasa pernah mengajari mereka. Ketika ditelusuri, ternyata hal itu adalah hasil dari meniru-niru apa yang mereka lihat atau dengar. Demikian pula mereka pun akan terpengaruh oleh orang-orang yang sering mereka lihat, terlebih lagi jika mereka menjadikannya sebagai idola dan panutan.

Oleh karena itu, jangan sampai mereka salah dalam menjadikan seseorang sebagai idola atau teladan.

Dari sinilah hendaknya kita sebagai orang tua memberikan keteladanan yang baik bagi anak-anak kita, dan menghindarkannya dari teman-teman yang jelek, serta menjauhkannya dari lingkungan dan pemandangan perilaku yang buruk. Demikian pula seorang guru hendaknya juga demikian.

Maka di antara cara yang baik dalam mendidik anak-anak kita adalah dengan menceritakan kepada mereka kisah-kisah yang baik agar mereka terinspirasi dan mendapatkan teladan yang baik. Maka sesungguhnya kita sebagai umat Islam telah memiliki sebaik-baik tokoh yang bisa kita jadikan sebagai teladan. Siapakah mereka? Tak lain dan tak bukan mereka adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka terdapat pelajaran dan keteladanan yang agung. Sehingga hendaknya kita para orang tua dan guru membaca kisah-kisah mereka agar bisa menceritakannya kepada anak-anak dan murid-murid kita.

Terkhusus sebagai orang tua, kita bisa membacakan kisah-kisah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau radhiyallahu 'anhum serta orang-orang shalih rahimahumullah kepada anak-anak kita sebelum tidur, atau di waktu-waktu yang tepat lainnya. Bahkan ini sangat baik untuk menggantikan tontonan-tontonan yang kurang mendidik yang banyak disajikan oleh stasiun-stasiun televisi saat ini.

Dengan hal tersebut diharapkan anak-anak kita akan tumbuh dengan mengikuti dan meneladani semangat orang-orang shalih yang telah terbukti keshalihannya, kebaikannya, dan kesungguhannya dalam mempelajari, mengamalkan, mendakwahkan dan memperjuangkan Islam. Bahkan Allah telah menjadikan mereka makhluk-makhluk yang mulia yang pernah hidup di atas muka bumi ini.

Salah seorang sahabat yang mulia Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu pernah berkata:

مَنْ كَانَ مِنْكُمْ مُتَأَسِّيًا فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا أَبَرَّ هَذِهِ الأُمَّةِ قُلُوْبًا، وَأَعْمَقـُهَا عِلْمًا، وَأَقَلُّـهَا تَكَلُّـفًا، وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا، وَأَحْسَنـُهَا حَالًا، اِخْتَارَهُمُ اللهُ لِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا لَهُمْ فَضْلَـهُمْ، واتَّبـِعُوْهُمْ فِيْ آثَارِهِمْ، فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى الْهُدَى الْمُسْتَقِيْمِ
“Barangsiapa yang hendak mencari keteladanan, maka teladanilah sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Karena mereka adalah orang-orang yang paling baik hatinya di antara umat ini, paling dalam ilmunya, paling sedikit memaksakan diri, paling lurus petunjuknya dan paling baik keadaannya. Mereka adalah kaum yang dipilih oleh Allah untuk menemani Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam dan untuk menegakkan agama-Nya. Maka kenalilah keutamaan mereka dan ikutilah petunjuk mereka, karena sesungguhnya mereka benar-benar di atas petunjuk yang lurus.” (Tafsir al-Qurtubi 1/60)

Tentunya dalam pendidikan anak, kita harus selalu mengikhlaskan niat agar hanya mengharapkan pahala dan keridhaan dari Allah ta'ala yang telah mengamanahkan mereka kepada kita. Sambil terus mengiringi pendidikan dan pertumbuhan mereka dengan doa yang tulus untuk kebaikan mereka.

Semoga Allah memudahkan
kita dalam mendidik anak-anak kita dan murid-murid kita, dan semoga Allah menjadikan mereka anak-anak yang shalih dan shalihah.

Abu Ibrohim Ari bin Salimin

Tidak ada komentar: