Jangan Paksa Anak Untuk Amalan Sunnah – Berilah Pengertian Dan Teladan

Pertanyaan ditujukan kepada Syaikh Dr. Ibrahim bin Amir ar=Ruhaily hafizhahullah

يقول السائل بارك الله فيكم يا شيخنا ومتعكم الله بالصحة والعافية.
Penanya berkata, semoga Allah memberikan keberkahan kepada Anda, syaikh kami, dan semoga Allah memberi Anda kesehatan dan kesejahteraan.

السؤال في مسألة الأمر بالمستحبات والنوافل. أننا في المعاهد نأمر طلابا بفعل المستحبات. مثل صيام يوم الاثنين والخميس ونمنع ولا نجهز الطعام من غير الصائمين في ذلك اليوم. بل ببعض المعاهد تقام العقوبة على من لا يصوم بغير عذر. فما رأيكم في مثل هذا الامر؟ أفيدونا مأجورين.
Soal tentang masalah perintah untuk perkara yang dianjurkan atau sunnah, sungguh kita berada di ma’had pesantren yang memerintahkan para siswa kami untuk melakukan berbagai amalan yang dianjurkan saja (amalan sunnah), sepeti puasa senin dan kamis, kami melarang dan kami tidak menyediakan pada hari tersebut bagi yang tidak melakukan puasa, bahkan dengan beberapa ma’had ditegakkan hukuman bagi orang yang enggan untuk menjalankannya tanpa udzur. Maka bagaimana menurut anda terhadap masalah ini? Mohon bantu kami semoga Allah senantiasa memberikan ganjaran kepada anda.


رأيي هذا غير جائز لا يجوز أن نمنع الناس من المباح ولا يجوز لنا أن نحمل الناس على فعل المستحب كيف يمنع الطلاب من الطعام؟ وهذا إذا كان المعهد يقدم لهم هذا الأمر. يعني بعقود فيما بينهم وبين أولياء الأمور. فإن هذا الواجب وقد يحصل الاثم. إذا منع صاحب الحق من حقه.
Kami berpendapat bahwa ini tidak dibolehkan, tidak boleh bagi kita untuk mencegah orang lain dari sesuatu yang mubah (dibolehkan) dan tidak boleh bagi kita memaksakan orang lain untuk melakukan amalan yang dianjurkan (bukan wajib), apakah mungkin Allah menghalangi (hamba-Nya) dari makanan? Hal apabila ma’had yang menyediakan bagi siswanya dalam perkara ini (menyediakan makanan), yaitu dengan kontrak mereka (pihak mahad) dengan wali siswa. Maka menyediakan makanan adalah suatu kewajiban, dan terkadang bisa mendapatkan dosa jika orang yang seharusnya mendapatkan haknya dihalangi dari mendapatkan haknya.

أنتم اسلكوا مسلك الشارع رب العالمين رغب عباده في العبادة المستحب ولا يقول إن لم تصوم الاثنين والخميس سأعاقبكم وما عاقبنا لا قدرا ولا شرعا هذا أحيانا بعض اخوانا منهم الحرص على الخير يعاملون الطلاب كأنهم من أبنائهم حتى الأبناء لا يجوز في البيت أن تقول يوم الاثنين والخميس لا يوجد الغداء لأن النفقة على الأهل واجب فمن أراد أن يصوم جزاه الله خيرا - فمن لا يريد الصوم لازم أن تنفق لهم الطعام حتى لا نكره الناس في الدين.
Kalian telah menempuh jalan seperti pembuat syari’at Rabb al-Alaamin menganjurkan kepada hamba-Nya untuk melakukan ibadah yang dianjurkan, namun Allah tidak berfirman siap yang tidak berpuasa senin dan kamis maka Aku akan menghukumnya, dan Allah pun tidak menghukumi kita baik secara bentuk taqdir maupun secara syari’at-Nya. Ini terkadang sebagian Ikhwan saudara-saudara kita dari mereka ada yang bersemangat untuk melakukan kebaikan dan memperlakukan siswa-siswanya seolah-olah seperti anak-anak mereka sendiri, bahkan anak-anak kita di rumah ikita tidak boleh kita mengatakan pada hari senin dan kamis tidak akan ada makan siang. (Hal ini karena) Memberikan nafkah kepada keluarga adalah kewajiban dan barangsiapa yang ingin puasa maka jazahumullah khoiran dan barangsiapa yang tidak mau puasa maka tetap saja harus memberikan nafkah kepada keluarganya sehingga kita tidak memaksakan orang dalam memahami agama.

بعض الإخوان ينظر نظرا أن يحمل الطلاب على ذلك، لكن هذا سيولد في المستقبل النفور من هذا النشاط ستكون له عواقب وخيمة بمجرد خروج الطلاب من المعهد أو أن يفارق بيت والده كرهه صوم الإثنين والخميس ولن يعود إليه إلى أن يموت لأنه كان يكره عليه، وإذا ربيتهم على هذا ورأى الوالد ووالدة يصومون الإثنين والخميس ربما هذا تشجع الأبناء وهم يقولون سنفعل كما يفعل الوالد، نحن نكون قدوة لأبنائنا في أمثال الخير ولا نحملهم على هذا الامر هذه مسألة مهمة وأرجو أن يعذرني من الاخوة في هذا المعهد أو في غيره لأن الحق أحق أن يتبع.
Sebaian Ikhwan saudara-saudara kita ada yang berpandangan untuk membawa siswa-siswanya untuk melakukan hal tersebut (mengharuskan puasa senin dan kamis) namun hal ini akan melahirkan pada masa yang akan datang perasaan lari dari amalan kegiatan (yang baik) tersebut, karena akan ada hukuman dan berakibat fatal ketika mereka para siswa keluar dari ma’had atau merkea pisah dari rumah orang tuanya maka puasa senin kamis akan dibencinya dan diapun tidak akan mau lagi Kembali bersemangat untuk melakukan puasa senin dan kamis sampai meninggal karena saking bencinya atas hal teserbut. Namun jika engkau mentarbiyah membimbing mereka anak-anak atas hal teserbut dan seorang anak akan melihat bapak dan ibunya berpuasa senin dan kamis tentunya hal tersebut akan memotivasi anak dan mereka pun akan mengatakan “kami akan melakukan apa yang dilakukan orang tua kami”. Kita harus jadi teladan yang baik bagi anak-anak kita dalam hal amalan kebaikan, dan membawa mereka kepada perkara yang penting , aku berharap untuk memberikan udzur (karena menyampaikan masalah ini) kepadaku terutama dari saudara-saudaraku di ma’had ini atau lainnya karena kebenaran adalah lebih berhak untuk diikuti.

فأرى أن مثل هذه الامور التي يعني قد يتخذ الاخوة فيها قرارات المتعلقة بالجوانب الشيوعية لأهل العلم. لتشاوروا مشايخ المدارس والمعاون مع إخوانهم من أهل العلم. حتى ينتهوا إلى نتيجة أو إلى اتفاق يحقق المقصود.
Dan aku memandang bahwa seperti perkara ini yaitu yang telah diambil oleh sebagian Ikhwan harusnya didalamnya ada pertimbangan keputusan yang diambil dari para ahli ilmu dan hendaknya mengambil nasehat, bermusyawarah dengan para masyaikh, para pemgajar dengan Ikhwan lainnya dari para ahli ilmu, sehingga bisa didapatkan hasil keputusan yang sesuaui denga napa yang dimaksudkan secara syar’i.

فأنا أرى مثل هذا الأمر لا بأس ان يحفز من يصوم بأن يكرم أو تقدم له شيء من الحوافز سيحفز على قيام المستحب. فلا نعاقب على من تاركه. فينبغي مثلا لمن صام الاثنين الخميس لا ينبغي أيضا أن نصرفهم على الاخلاص. لكن يكون هناك محفز يشجعه على هذا الامر. وأما لم يصم لا يعاقب على هذا ترك الطعام من العقوبة. فينبغي ان يقدم لهم الطعام ومن شاء ان يصوم فليصم يقال من الذي يريد الصيام؟ من الذي لا يريد الصيام؟ قدم له الطعام. فاذا رغبوا رغبوهم فضائل صيام الاثنين والخميس فاذا رغبوا في الخير الحمد لله
Aku melihat bahwa hal seperti itu boleh saja untuk memotivasi orang yang berpuasa agar dihormati atau memberinya insentif yang akan memotivasi dia untuk melakukan apa yang dianjurkan (amalan sunnah) . Kami tidak menghukum mereka yang meninggalkannya. Misalnya, bagi orang yang berpuasa pada hari Senin dan Kamis, kita tidak boleh mengalihkannya dari keikhlasan. Namun ada katalisator yang memotivasinya untuk melakukannya. Adapun orang yang tidak berpuasa, maka dia jangan dihukum, karena meninggalkan makanan adalah hukumannya. Maka selayaknya tetap disediakan makanan untuk mereka, dan barangsiapa yang ingin berpuasa, maka dia berpuasa. Akan dikatakan: Siapa yang ingin berpuasa? Siapa yang tidak berkenan melakukan puasa? Beri dia makanan. Jika mereka menginginkan, maka berikanlah motivasi pengertian tentang keutamaan puasa pada hari Senin dan Kamis, jika mereka menginginkan kebaikan, alhamdulillah.

#Semoga bermanfaat
Zaki Rakhmawan Abu Usaid –
#berbagiKopi_dan_kegembiraan

Tidak ada komentar: