Ingin dibangun rumah di syurga, rutinkan shalat sunnah 12 rakaat sehari

Bismillah, Dari Aisyah radhiallahu anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ ثَابَرَ عَلَى اثْنَتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ دَخَلَ الْجَنَّةَ، أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ
“Barang siapa mengerjakan shalat dua belas rakaat secara terus-menerus pada malam dan siang, dia akan masuk surga. Empat rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dan dua rakaat sebelum fajar.” (Sahih, HR. at-Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani)

Riwayat yang lain mengatakan, dari Ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhumaa bahwasanya shalat rawatib berjumlah 10 raka’at,

beliau berkata:

«حَفِظْتُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ العِشَاءِ فِي بَيْتِهِ، وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلاَةِ الصُّبْحِ»
"Aku hafal 10 raka’at dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yaitu: 2 raka’at sebelum zhuhur, 2 raka’at setelahnya, 2 raka’at setelah maghrib di rumahnya, 2 raka’at setelah isya dirumahnya, dan 2 raka’at sebelum subuh.” (HR. Bukhari 2/58 no. 1180)

Para ulama menjelaskan penggabungan kedua hadits di atas:

Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang melakukan 12 raka’at dan terkadang melakukan 10 raka’at.

Maka kita bisa memilih antara dua bilangan tersebut tergantung dengan kondisi.

Apabila kita dalam keadaan sehat dan kuat maka dianjurkan untuk mengerjakan 12 raka’at, akan tetapi apabila kita dalam keadaan sibuk maka bisa mengerjakan 10 raka’at.

Keduanya adalah hadits yang shahih.

Ibnu Hajar menyebutkan beberapa kemungkinan untuk menggabungkan kedua hadits ini:

a). Hadits Ibnu Umar bahwa sebelum zhuhur 2 raka’at, dan dalam hadits ‘Aisyah 4 raka’at, maka ini menunjukkan bahwa masing-masing dari mereka berdua mensifati apa yang dilihat.

b). Ada kemungkinan bahwa Ibnu Umar lupa 2 raka’at dari 4 raka’at tersebut.

Tetapi aku (Ibnu Hajar) katakan: ini adalah kemungkinan yang jauh.

c). Yang lebih utama adalah dibawa pada dua keadaan; terkadang beliau shalat 2 rakaat dan terkadang beliau shalat 4 raka’at.

d). Kemungkinan bahwa beliau memperpendek dengan 2 raka’at jika di masjid dan 4 raka’at jika di rumah.

e). Kemungkinan beliau apabila di rumah shalat 2 raka’at kemudian keluar menuju masjid lalu shlat 2 raka’at lagi, dan Ibnu Umar melihat apa yang dikerjakan di masjid tanpa melihat apa yang dikerjakan di rumah, sedangkan ‘Aisyah melihat keduanya.

Yang menguatkan kemungkinan pertama adalah riwayat Ahmad dan Abu Dawud dalam Hadits Aisyah bahwasanya beliau shalat di rumah sebelum zhuhur 4 raka’at, kemudian keluar.

f). Berkata Abu Ja’far At-Thobari: 4 raka’at dikerjakan sering, adapun 2 raka’at dikerjakan jarang. (Fathul Bari 3/58-59)

(Bekal Islam)

"Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman." (Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Tidak ada komentar: