KH Luthfi Bashori: Andai Mbah Hasyim Masih Hidup, Tidak Akan Beri Panggung Penganut Syiah

Oleh: KH Luthfi Bashori

MENCERMATI dunia medsos, saat ini banyak sekali tokoh-tokoh Syiah dan para pembela aliran sesat Syiah yang sedang bertaqiyah (bersembunyi) dalam baju Sunni, membaur dengan umat Islam, terutama dengan kalangan awwam warga NU.

Tokoh-tokoh Syiah dan para pembela aliran Syi’ah itu senang meminjam baju NU, namun bertujuan untuk melancarkan misi terselubung ke-Syiah-annya, dengan harapan agar warga NU minimal dapat menerima dan tidak alergi terhadap penampilan luarnya.

Namun, jika umat Islam mau jeli dan teliti, maka jejak digital tokoh-tokoh Syiah yang bertaqiyah tersebut sangat mudah didapati telah beredar dan tersebar ke-Syiah-annya di berbagai link atau akun medsos.

Sebut saja semisal tokoh Syiah muda, Husein Ja’far Alhaddar, yang saat ini kerap diundang dalam kegiatan ke-NU-an.

Di antara link yang dapat menguatkan bukti Husein Ja’far Al Haddar itu penganut Syiah adalah:

(1). https://youtu.be/fx4r1sTeJak

(2). https://youtu.be/fpIH8nPdawo

(3). https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fpbs.twimg.com%2Fmedia%2FE68ygpcUUAAh6vd.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fbacautas.com%2F1418407988767821824&tbnid=ux0SHEo0WZi7rM&vet=1&docid=OsGfamm-qD1lKM&w=720&h=720&itg=1&hl=in-ID&source=sh%2Fx%2Fim

Tentu masih banyak lagi link-link lainnya yang dapat membuktikan jejak digital ke-Syi’ah-annya yang sulit dihapus dan diingkari.

Di dalam kitab Risalah Ahlussunah Wal Jamaah yang ditulis oleh KH. Hasyim Asy’ari dengan tegas, beliau menyatakan bahwa hendaknya bagi seluruh umat Islam di Indonesia mewaspadai beberapa aliran sempalan seperti Mujasimah dan Syiah.

Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari berkata, “Ada juga kelompok Syiah Rafidhah, yang selalu mencela Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar RA, dan para shahabat lainnya. Tetapi menampakkan fanatik yang berlebihan kepada shahabat Ali bin Abi Thalib dan para Ahli Bait RA.”

KH. Hasyim Asy’ari menukil perkataan Sayid Muhammad dalam kitab Syarah Qamus, bahwa sebagian kaum Syiah Rafidhah ada yang sampai menjadi kafir, semoga Allah menjauhkan kita darinya.

Kemudian beliau menyadur pendapat Imam Qadhi Iyadh yang berkata di dalam kitab “Syifa”, bahwa ﷺ bersabda, “Takutlah kepada Allah (untuk mencela) para shahabatku, janganlah kalian mencela shahabatku sepeninggalku. Barangsiapa mencintai mereka maka aku mencintainya dengan sepenuh cintaku, barangsiapa membenci mereka maka aku akan membencinya dengan kebencianku. Barangsiapa mencela mereka, sama dengan mencelaku. Barangsiapa mencelaku sama dengan mencela Allah. Barang siapa mencela Allah maka Allah akan menyiksanya.” (HR: Tirmidzi, Ahmad).

Gemar mencela para shahabat serta para istri Nabi SAW ini, sudah menjadi kebiasaan kaum Syiah, kecuali di saat bertaqiyah (yaitu menyembunyikan jati diri yang sebenarnya, untuk mengelabui umat Islam, agar dapat menerima dirinya untuk hidup bersama mereka).

Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Jangan kalian mencela para shahabatku, barang siapa mencelanya maka baginya laknat Allah, para Malaikat dan segenap manusia, dan Allah tidak akan menerima amal kebaikannya.”

Nabi SAW bersabda, “Janganlah kalian menghina para shahabatku. Sesungguhnya akan ada di akhir zaman orang-orang yang suka mencela para shahabatku. Jangan kalian menshalati mereka ketika mati, jangan shalat bersama mereka, jangan menikahkan anak-anak kalian dengan anak mereka, dan jangan duduk bersama mereka, dan jika mereka sakit janganlah kalian menjenguknya.”

Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa mencaci-maki shahabatku maka pukullah dia.”

Nabi SAW memberitahukan bahwa menyakiti para shahabat adalah sama halnya dengan menyakiti Nabi SAW itu sendiri, dan menyakiti Nabi SAW adalah haram hukumnya.

Hadits-hadits Nabawiyah yang menyentil kaum Syiah ini, dinukil oleh KH. HAsyim Asy’ari dan ditulis dalam kitab Risalah Ahlussunah Wal Jamaah bab II, bahkan KH Hasyim Asy’ari mengutip beberapa hadits lain di antaranya:

عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
“Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘ahnu, beliau berkata: Rasulullah ﷺ telah bersabda,”Janganlah kalian mencela shahabat-shahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian berinfaq emas seperti Gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mud (infaq) salah seorang dari mereka dan tidak pula setengahnya.”

KH. Hasyim Asy’ari juga menukil hadits yang berbunyi, “Janganlah kalian menyakiti aku dengan menyakiti A’isyah.” (Risalah Ahlussunah Wal Jamaah Fasal II, Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asy’ari).

Di dalam Qanun Asasi Nahdlatul Ulama, Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari juga berpesan, “Ini adalah jam’iyyah yang lurus, bersifat memperbaiki dan menyantuni. Ia manis terasa di mulut orang-orang yang baik dan berat di tenggorokan orang-orang yang tidak baik. Dalam hal ini hendaklah Anda sekalian saling mengingatkan dengan kerjasama yang baik, dengan petunjuk yang memuaskan dan ajakan memikat serta hujjah yang tak terbantah.

Sampaikan secara terang-terangan apa yang diperintahkan Allah kepadamu, agar bid’ah-bid’ah terberantas dari semua orang.

Rasulullah ﷺ bersabda, “Apabila fitnah-fitnah dan bid’ah-bid’ah muncul dan sahabat-sahabatku di caci maki, maka hendaklah orang-orang alim menampilkan ilmunya. Barang siapa tidak berbuat begitu, maka dia akan terkena laknat Allah, laknat Malaikat dan semua orang.” (Qonun Asasi Nahdatul Ulama).@

*) Pengasuh Pesantren Ribath Almurtadla & Pesantren Ilmu Alquran (Singosari-Malang)

Tidak ada komentar: