Agar tidak tersambar syubhat, kenalilah mengapa syubhat bisa terjadi.
Syeikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah berkata: Penyebab terjadinya syubhat / kesamaran hukum itu ada empat hal:
➡1. Minimnya ilmu.
Kerena minimnya ilmu, maka seseorang terperangkap dalam kesamaran (syubhat), karena orang yang ilmunya luas mampu mengetahui banyak hal yang tidak dapat diketahui oleh orang-orang lain yang minim ilmu.
➡2. Minimnya daya paham.
Maksudnya, pemahamannya lemah, sehingga bisa jadi ada orang yang ilmunya luas lagi banyak, namun pemahamannya lemah, sehingga banyak hal yang samar baginya.
➡3. Kurang bersungguh-sungguh dalam menganalisa atau merenungkan, sehingga ia tidak mau bersusah payah mencermati, mencari tahu, dan meneliti kandungan dalil, karena ia merasa tidak ada perlunya terlalu dalam mencermati dalil.
➡4. Ini adalah penyebab terbesar, yaitu adanya niat buruk, sehingga tiada niat pada dirinya selain mempertahankan pendapatnya, tanpa peduli apakah pendapatnya itu benar atau salah. Siapapun yang niatnya seperti ini, niscaya ia tidak bisa menemukan kebenaran kita memohon kepada Allah, semoga diselamatkan dari niat yang seperti ini- karena orang yang seperti ini tidak memiliki tujuan dari ilmu yang ia pelajari selain menuruti hawa nafsunya.
Perlu diketahui bahwa samarnya kebenaran semacam ini tidaklah terjadi pada semua orang, dengan dua bukti berikut:
✏ Pertama: Bukti dari dalil, yaitu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
وبينهما أمور مشتبهات لا يعلمهن كثير من النا
Antara yang halal dan yang haram terdapat hal-hal samar, yang tidak diketahui oleh banyak orang. (Muttafaqun ‘alaih)
Berarti logikanya banyak orang berhasil mengetahui hukum hal-hal yang samar tersebut.
✏Kedua : Bukti dari logika, andai semua dalil bersifat samar bagi semua orang, niscaya Al Qur’an tidak layak sebagai penjelasan (bayan), dan niscaya didapatkan banyak urusan dari Syari’at yang belum diketahui manusia, dan tentu ini tidak mungkin alias mustahil terjadi.
(Syarah Al Arba'in An Nawawiyah hal 109-110)
Jadi syubhat itu intinya kesamaran antara yang benar dari yang salah, dan ini terjadi karena kebodohan dan buruknya niat.
Dengan demikian, bila anda merasa suatu masalah bagi anda berstatus syubhat atau samar, maka itu hanya ada dua jawaban:
➡1. anda menyadari minimnya ilmu dan pemahaman, sehingga tidak mampu membedakan antara yang benar dari yang salah, atau
➡2. mengakui anda memiliki niat buruk.
Mari kita bercermin, kalau anda merasa ada masalah yang syubhat bagi anda, maka solusinya anda diam tidak perlu bersikap, membenarkan atau menyalahkan, namun belajar lagi atau ikuti ahli ilmu yang menurut anda paling berilmu, alias segera kibarkan bendera taqlid, dan itu wajib bagi anda.
Kalau anda merasa suatu masalah syubhat bagi anda lalu anda berkomentar menyalahkan atau membenarkan, apalagi sampai menganggap sesat orang lain, maka itulah sebenarnya alasan yang keempat terjadinya syubhat, yaitu anda memiliki niat buruk, berupa fanatisme, memaksakan atau sedang dalam upaya pembenaran pendapat sendiri, alias anda sedang dalam kesesatan namun anda tidak menyadarinya.
📖 Semoga Allah melindungi kita semua dari kebodohan, hawa nafsu dan kesesatan, amiin.
Ustadz Dr. Arifin Badri, MA
Tidak ada komentar: