Sedang Libur, Yuk Manfaatkan untuk silaturahim

๐—ฆ๐—˜๐——๐—”๐—ก๐—š ๐—Ÿ๐—œ๐—•๐—จ๐—ฅ ๐—”๐—ง๐—”๐—จ ๐——๐—œ ๐—”๐—ž๐—›๐—œ๐—ฅ ๐—ฃ๐—˜๐—ž๐—”๐—ก,๐—ฌ๐—จ๐—ž ๐— ๐—”๐—ก๐—™๐—”๐—”๐—ง๐—ž๐—”๐—ก ๐—จ๐—ก๐—ง๐—จ๐—ž ๐—ฆ๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ง๐—จ๐—ฅ๐—”๐—›๐—œ๐— 

Ibnu Hajar dalam Al-Fath menjelaskan, “Silaturahim dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak.”

Dari Abu Ayyub Al-Anshari, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasul menjawab,

ุชَุนْุจُุฏُ ุงู„ู„َّู‡َ ู„ุงَ ุชُุดْุฑِูƒُ ุจِู‡ِ ุดَูŠْุฆًุง ، ูˆَุชُู‚ِูŠู…ُ ุงู„ุตَّู„ุงَุฉَ ، ูˆَุชُุคْุชِู‰ ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ، ูˆَุชَุตِู„ُ ุงู„ุฑَّุญِู…َ
“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik kepada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahim (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari, no. 5983)

Dari Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ู…َุง ู…ِู†ْ ุฐَู†ْุจٍ ุฃَุฌْุฏَุฑُ ุฃَู†ْ ูŠُุนَุฌِّู„َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰ ู„ِุตَุงุญِุจِู‡ِ ุงู„ْุนُู‚ُูˆุจَุฉَ ูِู‰ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง – ู…َุนَ ู…َุง ูŠَุฏَّุฎِุฑُ ู„َู‡ُ ูِู‰ ุงู„ุขุฎِุฑَุฉِ – ู…ِุซْู„ُ ุงู„ْุจَุบْู‰ِ ูˆَู‚َุทِูŠุนَุฉِ ุงู„ุฑَّุญِู…ِ
“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya bagi para pelakunya [di dunia ini] -berikut dosa yang disimpan untuknya [di akhirat]- daripada perbuatan melampaui batas (kezhaliman) dan memutus silaturahim (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Abu Daud, no. 4902; Tirmidzi, no. 2511; dan Ibnu Majah, no. 4211, shahih)

Abdullah bin ’Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ู„َูŠْุณَ ุงู„ْูˆَุงุตِู„ُ ุจِุงู„ْู…ُูƒَุงูِุฆِ ، ูˆَู„َูƒِู†ِ ุงู„ْูˆَุงุตِู„ُ ุงู„َّุฐِู‰ ุฅِุฐَุง ู‚َุทَุนَุชْ ุฑَุญِู…ُู‡ُ ูˆَุตَู„َู‡َุง
“Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahim setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari, no. 5991)

Jazakumullah Khair

Tidak ada komentar: