TETAP ISTIQAMAH SETELAH RAMADHAN

Bulan Ramadhan baru saja kita lalui.
Selama satu bulan lamanya umat Islam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadhan. 
Berpuasa di siang harinya, menahan lapar,
menahan haus,
menahan syahwat,
qiyamu Ramadhan di malam harinya.
Semuanya dilakukan demi mengharap ampunan atas dosa² yang telah lalu.

Sejatinya ibadah Ramadhan, baik yang wajib maupun yang sunah dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu wa taala.

Tapi kenyataannya, setelah Ramadhan berlalu banyak di antara kita kembali menjauh dari Allah Subhanahu wa taala.

Didalam Al Quran terdapat sebuah kisah tentang wanita pemintal benang.
Allah berfirman : 

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ
"Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali." (QS An Nahl : 92) 

Ayat tersebut mengkisahkan  tentang seorang wanita penduduk kota Mekah yang dikenal sebagai wanita yang agak gila atau wanita yang tolol.

Disebut gila atau tolol karena setiap hari ia memintal benang, tetapi sesudah benang itu jadi, lalu ia uraikan kembali, sehingga pekerjaan yang ia lakukan dengan tekun dan penuh pengorbanan tidak pernah ada hasilnya. 

Ini adalah sebuah pelajaran yang sangat mahal. Allah Subhanahu wa taal melarang kita meniru apa yang dilakukan wanita tersebut. Perbuatan sia-sia adalah kerugian yang nyata. Berapa banyak orang Islam yang selama Ramadhan rajin ke masjid, tetapi begitu Ramadhan berakhir, ia pun jarang ke masjid? Berapa banyak umat Islam yang selama Ramadhan rajin membaca Al Quran, tetapi begitu Ramadhan selesai dan berakhir, Al Quran pun dilupakan begitu saja.

Hal ini mirip dengan kisah seorang wanita tolol atau wanita gila dalam ayat diatas.
Selama Ramadhan, ketaatan dirangkai. 
Begitu Ramadhan habis dan berakhir, ketaatan dicerai-beraikan kembali. 

Jangan sampai setelah Ramadhan berlalu maka kita kotori kembali hati kita yang telah bersih dengan perbuatan yang dilarang Agama.
Jangan sampai keimanan dan ketaqwaan kita redup kembali.

Karena itu, Rasulullah selalu mengingatkan kita akan senantiasa istiqamah terutama setelah berpuasa sebulan lamanya.

Didalam hadits dijelaskan ketika ada salah seorang sahabatnya meminta nasehat yang bisa dijadikan pegangan seumur hidupnya, maka Rasulullah menjawab : 

قل آمنت بالله ثم استقم
"Katakanlah, saya beriman kepada Allah, lalu beristiqomahlah." (HR Ahmad no: 14869) 

Sahabat Anas bin Malik pernah bertanya kepada Rasulullah :  Wahai Rasulullah kami beriman kepadamu dan kepada apa yang datang padamu, apa yang kau khawatirkan? 
Beliau bersabda:  "Ya, sesungguhnya hati itu ada di antara dua jari dari jari-jari Allah. Allah membolak-balikkan kepada yang dikehendaki-Nya". (HR Tirmidzi no 2140) 

Rasulullah juga mengajarkan doa agar diberi keteguhan hati untuk tetap bisa istiqamah :

 يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agamamu."

Di dalam Al Quran disebutkan  bahwa orang-orang yang ilmunya mendalam senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wa taala, agar diberikan ketetapan hati untuk bisa istiqamah dalam menjalankan agama dan tidak tergelincir dalam kesesatan . 
Mereka senantisa berdoa :

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّاب
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)" (QS. Ali Imran ayat 8).

Demikian saudaraku .

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menjadi pengingat bagi kita untuk tetap istiqamah setelah Ramadhan berlalu .

Semoga Allah selalu melimpahkan Taufiq dan Hidayah-NYA bagi kita, Aamiin.

Tidak ada komentar: