Dai berdakwah harus berilmu

Asy Syeikh Dr. Utsman Al Khamis hafizhahullah ditanya:

πŸ–‹Pertanyaan
Pertanyaan ini berkaitan dengan pentingnya berdakwah, dan telah lalu penjelasannya bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak mengutus duat kecuali sahabat yang berilmu, banyak hadits tentang ini, akan tetapi di sana ada hadits, 

Ψ¨Ω„ΨΊΩˆΨ§ ΨΉΩ†ΩŠ ΩˆΩ„Ωˆ ؒية
Sampaikan dariku meskipun satu ayat. 

Sebagian asatidzah berpegang dengan hadits pertama dan melarang santri-santrinya untuk menyampaikan ilmu meskipun dengan menggunakan sarana medsos. Waktu berdakwah sampai lulus dari pesantren, sebagian membolehkan berdakwah ilmu yang didapat di kelas dan menshare di medsos.

Bagaimana jalan keluar dari masalah ini? 

πŸ–‹Jawaban :

Perlu dibedakan menyampaikan ayat atau hadits dengan menegakkan dakwah ilallah. 

Apabila menjadi dai untuk dakwah, menyampaikan agama Allah Ta'ala maka harus dai yang memiliki bekal ilmu, tidak semua orang.

Apabila menyampaikan ayat atau hadits maka, kita semua, semua orang dituntut menyampaikannya, menyampaikan ayat atau hadits. 

Adapun yang mengemban dakwah adalah para ulama, sebagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam mengutus ulama dari kalangan sahabat untuk menyampaikan agama. Maka perlu dibedakan antara menyampaikan dakwah dengan mengemban dakwah.

πŸ–Š️ Diterjemahkan secara bebas oleh Agus Santoso Klaten
Batu, 11 Dzulqa'dah 1444

Tidak ada komentar: