🗒️FAEDAH IFTITAH DAURAH
✒️Asy Syeikh Prof Dr. Basim Faisal Ahmad Al Jawabirah hafizhahullah,
Syeikh berterimakasih kepada Lajnah Daurah.
Kepada para duat di penjuru negeri Indonesia yang memiliki keistimewaan dari pada duat lainnya yang mendakwahkan Islam atas pemahaman salafush sholih, sesuai pemahaman Abu Bakar, Umar dan Khulafaurrasyidin dan atas pemahaman sebaik-baiknya umat, yang Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 3651, dan Muslim, no. 2533)
Paling utama dari manusia adalah para sahabat, manusia yang paling utama dalam kecintaan kepada beliau shallallahu alaihi wasallam, ibadah dan akhlak adalah para sahabat radhiyallahu anhum. Dengan persaksian Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Manusia yg paling paham terhadap Kitabullah adalah para sahabat. Kalau bukan mereka yang paling paham terhadap Kitabullah dan sunnah Rasulullah, maka siapa kalau begitu?
Orang-orang belakangan akal mereka tercemar dengan ilmu kalam, yang mentakwil nash-nash Kitab dan Sunnah.
Setelah sahabat yang paling paham terhadap Kitabullah dan sunnah Rasulillah adalah para Tabiin lalu Atba' Tabiin. Merekalah yang membantah penyimpangan kelompok-kelompok sesat.
Di dalam hadits Irbath bin Sariyah radhiyallahu anhu,
أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِ وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
Aku wasiatkan kepada kamu untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa kaum muslimin), walaupun (ia) seorang budak Habsyi. Karena sesungguhnya, barangsiapa hidup setelahku, ia akan melihat perselishan yang banyak. Maka wajib bagi kamu berpegang kepada sunnahku dan sunnah para khalifah yang mendapatkan petunjuk dan lurus. Peganglah, dan giggitlah dengan gigi geraham. Jauhilah semua perkara baru (dalam agama), karena semua perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah sesat. (H.R Abu Dawud, no. 4607; Tirmidzi, 2676; ad-Darimi; Ahmad; dan lainnya dari al-‘Irbadh bin Sariyah)
Penyakit umat ini adalah perselisihan dan perpecahan. Apakah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam meninggalkan penyakit ini tanpa obat?
Tidak, beliau menjelaskan obat dari penyakit ini, yaitu agar umat ini berpegang dengan sunnah beliau dan sunnah khulafaurrasyidin al mahdiyyin, gigitlah dengan gigi geraham.
Beliau memperingatkan dari bid'ah karena setiap bidah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
****
✒️Diterjemahkan bebas oleh Agus Santoso Klaten
Tidak ada komentar: