10 Nasehat untuk Mahasiswa baru Universitas Islam Madinah


Nasihat Untuk Mahasiswa

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين. أما بعد
Telah datang beberapa mahasiswa Universitas Islam Madinah (diantaranya alumni Al Hunafa Boarding School) meminta nasihat saat musim ibadah haji tahun 1444 H. Karena waktu yang terbatas (antara Maghrib dan isya), maka saya tuliskan disini nasihat-nasihat tersebut agar yang lain bisa mendapatkan manfaat, dan saya juga tambahkan beberapa hal yang belum sempat tersampaikan di majlis tersebut.

Nasihat saya kepada mereka adalah beberapa hal berikut:

1. Hendaknya mereka merasakan lezat dan manisnya menuntut ilmu syar'i, yaitu dengan cara ikhlas dan tulus, tanpa mengharapkan apapun dari perkara dunia, baik itu ketenaran, harta , wanita, dan lain sebagainya.

Imam Ahmad rahimakumullah mengatakan: 

العلم لا يعدله شيء لمن أخلصت نيته
"Ilmu itu tidak ada tandingannya bagi yang niatnya ikhlas"

Saat penulis masih di Pesantren, pernah mengeluh lelah dan bosan belajar kepada guru sekaligus orang tua asuh di Cileungsi, beliau menjawab "ikhlaskan lagi niat dalam menuntut ilmu"

Saat penulis kuliah di Mesir , penulis pernah mengirimkan pesan kepada guru tersebut: "Ustadz, saat ini saya benar-benar merasakan lezatnya ilmu. Sekiranya ini saya rasakan sejak dulu, mungkin saya akan memilih untuk tidak menikah lebih awal". Saat berangkat kuliah di Mesir, penulis memang sudah punya istri dan seorang anak.

Karena sudah berkeluarga, penulis harus mencari nafkah untuk keluarga di Indonesia, sehingga tidak begitu leluasa dalam menuntut ilmu seperti para bujang.

2. Hendaknya belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai akademik yang baik. Nilai di kertas memang bukan patokan, tapi bisa menjadi acuan kita untuk melihat sejauh mana kesungguhan dan pemahaman kita terhadap mata kuliah yang kita pelajari. Upayakan mendapatkan nilai Mumtaz atau minimal jayyid jiddan. Menuntut ilmu tambahan di majlis non formal memang penting, tapi ilmu di kampus adalah modal dasar yang tidak boleh lepas. 

Banyak cara agar mendapatkan nilai terbaik:
- Hadir kuliah di kampus , tidak absen kecuali saat udzur syar'i
- Membaca muqorror minimal 6 tahapan. Pertama dibaca secara cepat dari awal hingga akhir. Kedua dibaca lebih pelan dan memberikan tanda pada bagian-bagian yang sangat penting. Ketiga: Fokus membaca bagian-bagian terpenting yang sudah ditandai. Keempat: Mencatat dan meringkas dengan mengacu pada bagian-bagian penting yang sudah ditandai. Kelima: membaca ringkasan yang sudah dituliskan. Keenam: menghafal ringkasan tersebut.

- Berusaha memahami dan ikut memahamkan orang lain. Terkadang kita bertanya dan terkadang ditanya. Terkadang kita ikut bimbel, terkadang kita yang mengajar bimbel.

3. Hadir di majlis Masyaikh. Walaupun tidak setiap hari, tapi setidaknya ada satu atau dua Syaikh yang kita hadiri majlisnya secara rutin tiap pekan. Penulis ceritakan bahwa saat di Mesir, untuk hadir di kajian Masyaikh harus mengeluarkan dana , waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Terkadang harus menempuh beberapa jam dengan menggunakan angkutan kereta bawah Tanah, bis , hingga tuk-tuk (sejenis bajai).

Khusus bagi mahasiswa Madinah, saya sarankan agar datang ke masjid Nabawi setiap hari dengan menaiki bis gratis yang disediakan kampus, shalat, membaca  Al Qur'an, murojaah di sana serta terhubung dengan para senior yang rajin hadir di majlis Masyaikh.

4. Menjalin hubungan baik dengan para ustadz, guru, kakak dan adik kelas serta seluruh penuntut ilmu di Indonesia.

Saat liburan, sempatkan sowan atau hadir di kajian para ustadz, terutama ustadz sepuh di wilayahnya. Datang ke mereka, perkenalkan diri, dan minta nasihat serta bimbingan agar Istiqomah dalam menuntut ilmu. Akan lebih baik lagi jika saat berkunjung membawa hadiah atau sedikit oleh-oleh untuk mereka.

5. Menyambut dan melayani asatidzah yang datang ke Madinah atau negara tempat kita belajar. Keberadaan mereka saat umrah atau haji, atau saat ada keperluan di negara tempat kita belajar jangan disia-siakan. Minta nasihat dan pengalaman kepada mereka.

6. Sebarkan ilmu melalui tulisan. Belajarlah menulis walaupun pendek dan sederhana.  Bacalah setidaknya lima referensi dengan judul yang sama, kemudian tuangkan apa yang kita baca dalam tulisan pendek menggunakan bahasa kita sendiri. Sebarkan ilmu tersebut di media sosial seperti Facebook atau lainnya. Terus menulis meskipun tidak ada yang like dan share, tujuan kita adalah belajar menulis. 

7. Berkunjung ke sekolah-sekolah tempat kita belajar sebelum kuliah. Baik tingkat SD, SMP, maupun SMA. Berterima kasih kepada sekolah dan para pengajar di sana adalah wujud syukur kita kepada Allah.

8. Aktifkan dalam berorganisasi. Sebaiknya mahasiswa aktif di organisasi kemahasiswaan yang bermanfaat. Latihan berorganisasi sangat bermanfaat untuk bekal kita setelah lulus kuliah nanti.

9. Carilah banyak guru Ahlus Sunnah sebanyak-banyaknya. Jangan hanya terfokus kepada satu atau dua guru saja. Disebutkan oleh para ulama:

إذا أردت أن تعرف خطأ شيخك فجالس غيره
"Kalau ingin tahu kesalahan gurumu, maka duduklah di majlis selainnya".

Hal ini sangat penting agar kita terhindar dari "ta'ashshub lisy syuyukh", fanatik buta terhadap guru. Dimana dia menganggap segala hal yang bertentangan dengan gurunya pasti salah dan kebenaran hanya ada pada gurunya saja.

10. Jangan membantah guru. Jika ada nasihat guru yang belum kita laksanakan, entah karena kita punya pendapat lain yang berbeda atau belum mampu melaksanakan, maka jangan kita berdebat dan berbantah-bantahan dengan guru kita, terlebih di dunia maya. 

Kita lakukan saja apa yang menurut kita benar berdasarkan ilmu tanpa membantah. Lebih baik kita disebut murid yang kurang nurut daripada menjadi murid yang suka membantah. Guru adalah orang tua kita seperti ayah dan ibu.

Bisa jadi, nasihat guru tersebut baru kita pahami dan baru kita sadari kebenarannya setelah sekian tahun berlalu. Ingat, jeweran dan marahnya guru itu lebih kita sukai dan kita cintai daripada senyuman gadis jelita. Karena guru yang masih menegur, memarahi dan menjewer kita, tanda masih peduli dan sayang sama kita. Jangan pernah menjauh dari guru, walaupun beda pandangan dan sikap terhadap suatu perkara.

Mungkin ini yang bisa saya tuliskan sebagai nasihat bagi para mahasiswa yang masih menuntut ilmu di manapun berada. Semoga bermanfaat.

Alhamdulillah, selesai ditulis di masjid Nabawi antara bada shubuh hingga syuruq hari Senin, 5 Juni 2023/16 Dzulqoidah 1444 H. 
Saudaramu,

Tidak ada komentar: