Apakah kita benar mencintai Allah dan rasulNya ?


Berbicara tentang cinta adalah pembicaraan yang asik untuk di bicarakan.
Pembicaraan yang menggugah jiwa dan rasa untuk ingin memiliki....
yang membuat hati menjadi meronta-ronta untuk mendapatkan hal yang ia cintai....
Yang membuat telinga senantiasa mendengarkan perkataan yang keluar dari mulutnya....

Akan tetapi, pembicaraan cinta yang akan kita bicarakan bukan lah cinta monyet, bukanlah cinta sebagaimana dua sijoli yang sedang bemadu kasih, Bukan pula cinta yang membutakan jiwa dan mata, serta Bukan pula cinta yang membuat akalpun menjadi hilang tak terasa.

Terkadang kita mengira, tatkala kita mencintai sesuatu, kita akan hidup dalam kebahagiaan di atas kebahagiaan dengan berlimpahnya harta, semua kebutuhan telah tercukupi serta semua yang ada itu terpenuhi, tentu tidak wahai saudaraku.

sesungguhnya cinta itu perlu bukti wahai saudaraku, cinta itu perlu pengorbanan, perlu waktu yang panjang untuk mendapatkannya, cinta itu penuh rintangan serta ujian, untuk membuktikan seberapa kuatnya akan cinta yang kita miliki. Bukankah Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan hal tersebut?

Allah subhanahu wata'ala berfirman: 

اَحَسِبَ النَّاسُ اَنْ يُّتْرَكُوْٓا اَنْ يَّقُوْلُوْٓا اٰمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُوْنَ
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 2)

Maka tidak wahai saudaraku, kita pasti diuji, kita pasti mendapatkan hadangan serta rintangan untuk membuktikan cinta kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala.

Tinggal menjadi sebuah pertanyaan untuk kita seluruhnya, apakah kita akan mengerjakan suatu sunnah yang di ajarkan oleh nabi shalallahu alaihi wasallam? Ataukah hobi kita mengerjakan suatu perkara yang tidak di ajarkan oleh panutan kita seluruhnya shalallahu alaihi wasallam?

Allah Azza wa Jalla berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran/3:31).

maka ini menjadi suatu alasan bagaimana cinta kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala dan rosulnya sholallahu alaihi wasallam.

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Engkau bersama orang yang engkau cintai.

Disadur dari Kajian Ustadz Jefri bin Marzuki.
Markaz Al-Islami Abu Bakar Sintang.

Penulis, Ahda Sabila

Tidak ada komentar: