KENAPA MARAK BEGAL?


Menurutku, maraknya tindak kriminal begal, jambret, bajing loncat, pencurian dst, adalah DAMPAK DARI NARKOBA.

Demi mendapat narkoba, para pecandu melakukan apapun cara meski dengan melukai hingga membunuh. 

CANDU NARKOBA YANG TAK PUNYA NYALI biasanya hanya nekat mencuri, menjual barang-barang milik keluarga dekatnya untuk dapat nyabu. Tak usah heran bila uang, emas, barang berharga dirumahmu semakin hari semakin menyusut dan menghilang, sementara tak ada tanda-tanda pencuri dari luar masuk, pastikan di rumahmu ada anggota yang NYABU, tak usah mengkambing hitamkan TUYUL. 

Bila CANDU NARKOBA ORANGNYA NEKAT, maka mereka akan membegal dan merampok, yakinlah bahwa para anggota begal dan yang sejenisnya itu bila ketangkap dan dicek urin, pasti pecandu berat narkoba, bahkan mungkin pengedar.

Generasi pecandu narkoba yang jadi para pembegal itu, hanyalah KORBAN DARI ORANG TUA  yang tidak bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.

Pastikan setiap yang terjerat narkoba adalah anak-anak yang “broken home”, orang tua yang tidak punya perhatian pada anak, tidak mendidik anak dan mengarahkannya pada kebaikan. 

Kau lihat anak muda geng motor yang berkeliaran di tengah malam, bawa-bawa celurit, tawuran dan meresahkan masyarakat, pertanyaan pertama yang muncul dibenakku adalah: orang tua mereka pada kemana? mengapa membiarkan anak berkeliaran di malam hari, mengapa tidak bertanya dimana keberadaan mereka, tidak menghubungi mereka, tidak mencari tau tentang mereka?.

PARA PEMBEGAL ITU ADALAH KORBAN KAWAN DAN LINGKUNGAN YANG BURUK belaka.  Biasanya anak-anak yang kurang kasih sayang dan perhatian orang tua itu akan mencari pelarian dengan anak-anak muda sebayanya yang senasib dan sepenanggungan. 

Keluar dari rumah, untuk menghibur diri dan mencari perhatian orang tua dan masyarakat dengan berbagai tindakan negatif, ingin menunjukkan bahwa mereka eksis tanpa orang tua dan keluarga.

SUMBER DARI SEMUA MASALAH DI ATAS ADALAH MINIMNYA FAKTOR AGAMA yang ditanamkan orang tua dan lingkungan sekolah. Juga tidak adanya CONTOH SURI TAULADAN yang dapat ditiru generasi muda yang kehilangan arah tersebut.

MEMINIMALISIR PARA PEMBEGAL, tidak cukup hanya dengan ancaman penjara hingga tembak ditempat, karena generasi yang telah hilang akal sehat karena narkoba itu, berbuat diluar kesadaran yang penuh, hingga bagaikan orang yang tak waras yang tak takut resiko timah panas, apalagi sekedar di penjara.

Tindakan terukur, hingga tembak ditempat hanyalah solusi sementara yang tidak akan dapat menghapus keberadaan mereka. Menurutku, peran orang tua yang sholih dan keluarga yang agamis, serta lingkungan sekolah yang baik sangat dominan menghilangkan kemunculan mereka. 

Kita butuh kembali mencontoh generasi awal ummat yang anak-anak mudanya selalu merasa dipantau oleh Allah.

Kisah pengembala kambing di masa Umar bin Khattab yang tegas menolak untuk menjual kambing tuanya dengan alasan:” walaupun tuan majikanku  tak tau kambing ini ku jual padamu, namun bagaimana dengan Allah yang maha tau dan melihatku? menunjukkan betapa agama berperan besar membentuk generasi yang takut Allah, takut berbuat kezaliman dan pengkhiantan.

Sudikah kita kembali pada ajaran agama kita yang lurus, yang senantiasa mengkaitkan pertanggung jawaban kita kelak diakhirat dengan apapun yamg kita perbuat di dunia?

Kuala Namo, Medan 26 Juli 2023/ 8 Muharram 1445

Ahmad Ridwan Muhammad Yunus

Tidak ada komentar: