KUFUR KARENA DUKUN


Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras mendatangi semua dukun. Jika hanya bertanya, beliau mengancam shalatnya tidak diterima. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” (HR. Muslim 2230).

Beliau bahkan menyebutnya sebagai tindakan kekufuran, jika sampai mempercayai itu dukun. Beliau mengingatkan melalui sabdanya,

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad 9532, hasan)

Dr. Abdul Aziz ar-Rais menjelaskan,

الإتيان مع التصديق لهم في أمر غيبي نسبي مع اعتقاد أن الشياطين تخبرهم فهذا له عقوبتان :
أ ) لم تُقبل له صلاةٌ أربعين يوماً .
ب) كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم الكفر الأصغر
Mendatangi dukun dan membernarkan mereka dalam perkara ghaib nisbi, dengan keyakinan bahwa ada setan yang memberi info kepada dukun itu, maka dia mendapat dua hukuman,
Pertama, shalatnya tidak diterima selama 40 hari
Kedua, dinilai dia kufur kepada wahyu yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan status kufur kecil.

Tidak ada komentar: