Bolehkah menjawab salam ketika shalat dengan isyarat ?

Pertanyaan:
Bagaimana saat kita shalat -lalu ada orang yang mendatangi kita dan mengucapkan salam ke kita-, bolehkah kita menjawab salam dengan isyarat?

Jawab:
Iya, Cara menjawab salamnya yaitu dengan berisyarat membuka telapak tangan.

Disebutkan dalam hadits nabi berikut ini:

عَنْ اِبْنِ عُمَرَ –رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: {قُلْتُ لِبِلَالٍ: كَيْفَ رَأَيْتَ اَلنَّبِيَّ صلّى الله عليه وسلّم يَرُدُّ عَلَيْهِمْ حِينَ يُسَلِّمُونَ عَلَيْهِ , وَهُوَ يُصَلِّي؟ قَالَ: يَقُولُ هَكَذَا, وَبَسَطَ كَفَّهُ} 
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Aku bertanya kepada Bilal radhiyallahu ‘anhu, ‘Bagaimana engkau melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab salam mereka ketika beliau sedang shalat?” Bilal menjawab, “Begini, sambil ia membuka telapak tangannya.” 

[Shahih, HR. Abu Daud, no. 927 dan Tirmidzi, no. 368. dinilai shahih oleh Imam At-Tirmidzi dan Syeikh Al-Albani (Lihat Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2/ 382-383)].
----------

Syarah: 

Para Ulama' dalam Mauqi' Durar As-Saniyyah:

وَبَسَطَ كَفَّهُ، أي: يُشيرُ باليدِ.
"Nabi membuka telapak tangannya". Maksudnya: berisyarat dengan tangannya.
-------

Disebutkan juga dalam Mawqi' Durar As-Saniyyah; Sebagaimana keterangan salah satu perowi hadits diatas:

وقد فَسَّر جعفرُ بنُ عَونٍ- أحدُ رواةِ الحديثِ- موضِّحًا كيفَ كانَ بَسْطُ النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّم ليدِه، فبَسطَ جَعفرٌ كفَّه وجَعلَ بطنَ كفِّه لأسفلِ، وجعلَ ظهرَ كفِّه إلى فوقَ، أي: لأَعلى.
"Ja'far bin Aun -salah satu perawi hadits (diatas)- menjelaskan bagaimana Nabi shallallahu alaihi wasallam membuka telapak tangannya, sehingga Ja'far (mempraktekkan caranya) dengan membuka telapak tangannya dan membuat bagian dalam telapak tangannya ke bawah, dan membuat bagian luar (/punggung) telapak tangan di atas."
---------

Hanya saja, menjawab salam diatas (dengan isyarat tangan) saat shalat hukumnya tidak wajib, hal ini pernah ada sahabat yang mengucapkan salam kepada nabi saat beliau shalat, dan nabi tidak membalasnya (dengan ucapan maupun isyarat).

Sebagaimana dalam hadits shahih:

Abdullah (Ibnu Mas'ud) radliallahu 'anhu berkata: 

كُنْتُ أُسَلِّمُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ فَيَرُدُّ عَلَيَّ فَلَمَّا رَجَعْنَا سَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيَّ وَقَالَ إِنَّ فِي الصَّلَاةِ لَشُغْلًا.
"Aku pernah memberi salam kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika Beliau sedang shalat maka Beliau membalas salamku. Ketika kami kembali (dari negeri An-Najasyi), aku memberi salam kembali kepada Beliau namun Beliau tidak membalas salamku. Kemudian Beliau berkata: "Sesungguhnya dalam shalat terdapat kesibukan". (Shahih, HR. Bukhari (1146)).
---------

Keterangan Ulama':

Imam An-Nawawi Rahimahullah menyebutkan:

"هَذِهِ الْأَحَادِيثُ فِيهَا فَوَائِدُ، مِنْهَا: تَحْرِيمُ الْكَلَامِ فِي الصَّلَاةِ، سَوَاءٌ كَانَ لِمَصْلَحَتِهَا أَمْ لَا، وَتَحْرِيمُ رَدِّ السَّلَامِ فِيهَا بِاللَّفْظِ، وَأَنَّهُ لَا تَضُرُّ الْإِشَارَةُ، بَلْ يُسْتَحَبُّ رَدُّ السَّلَامِ بِالْإِشَارَةِ
"Hadits-hadits tersebut (diatas) terkandung faedah, antara lain: larangan berbicara pada saat shalat, baik ada maslahatnya maupun tidak, dan juga larangan membalas salam di dalamnya melalui lafadz/ ucapan, dan ada madharat (alias tidak mengapa) menjawab salam dengan isyarat tangan. Bahkan dianjurkan (/ disunnahkan) membalas salam dengan isyarat tangan..."
--------

Referensi:
- As-Sunan, imam Abu Dawud dan At-tirmidzi
- Mawqi' Durar As-Saniyyah, dibawah bimbingan Syeikh As-Saqqaf

Oleh: Lilik Ibadurrahman, M.Pd

Tidak ada komentar: