gadis 13 tahun ini telah melakukan HB dengan Pacarnya, nasehat untuk orangtua

*CEK PONSEL ANAK KITA!*

Capture percakapan WA di bawah ini adalah antara, sebut saja Bunga, masih berusia 13 tahun dan duduk di bangku kelas 7 SMP dan lawan chat-nya adalah sang pacar yang berusia 15 tahun, kelas 9 di sekolah yang sama.

Postingan dan isi chat yang saya publikasikan ini, atas persetujuan ibunda Bunga, bahkan beliau sendiri yang meminta saya untuk menuangkan ke dalam tulisan dengan tujuan supaya para orang tua lain bisa membacanya dan menjadikan pembelajaran.

Ibunda Bunga menghubungi saya sebulan yang lalu, beliau shock dan menangis, lalu meminta pendapat tentang si anak sulung yang sesuai pengakuan Bunga, setelah ibundanya menemukan isi chat seperti di bawah ini, si anak tercinta telah berkali melakukan "hubungan intim" dengan sang pacar yang tak lain adalah kakak kelas korban.

Tak ada yang aneh pada perilaku Bunga. 

Di mata ibundanya ia anak yang santun. Sebagai ibu pekerja yang berangkat pagi pulang sore, sementara sang suami bekerja di kota lain yang pulangnya seminggu sekali, pengawasan Bunga dan adiknya yang berusia 7 tahun diserahkan pada sang nenek yang rumahnya hanya berselang dua rumah. 

Di mata ibunda, Bunga anak yang baik, menjalani aktivitasnya secara normal. 

Saat pulang kerja pada sore hari, Bunga selalu berada di rumah, hanya sang adik yang kerap di rumah neneknya.

Dunia ibunda Bunga seketika runtuh ketika sore itu sepulang kerja, beliau mendapati sang putri tertidur di depan televisi dengan ponsel yang berada dalam tangannya masih menyala. 

Bermaksud ingin mengambil ponsel sang putri lalu meletakkannya di atas meja, mata ibunda terbelalak saat secara bersamaan ada pesan masuk dari laki-laki disertai dengan tanda emoji banyak berbentuk hati.

Dengan tangan gemetar sang bunda membuka pesan dari anak laki-laki tersebut, tubuhnya seketika lunglai. 

Percakapan di bawah ini baru terjadi dua hari sebelumnya (saat ibunda Bunga menghubungi saya) ketika sang ayah pulang karena ada acara di rumah kerabat. 

Air matanya tumpah, shock, dan histeris. Bunga terbangun dan wajahnya seketika pucat pasi saat melihat ponselnya berada di tangan ibundanya.

Saat itu juga, Bunga diinterogasi dan pengakuan sang putri berikutnya semakin membuatnya shock. 

Bunga mengakui telah berkali-kali melakukan HB dengan sang pacar saat rumah dalam keadaan sepi.

Malamnya, ibunda Bunga menghubungi saya dan menceritakan semua sambil tersedu. 

Tak ada yang bisa saya sarankan kecuali untuk segera menghubungi sang ayah dan menceritakan semua, I ponsel Bunga harus disita untuk sementara, lalu harus dipindah sekolah supaya tak bertemu dengan sang pacar dan melakukan perbuatan terlarang lagi. 

Bagus lagi jika Bunga dimasukkan ke lembaga pendidikan berbasis agama yang memiliki  pengawasan 24 jam penuh. 

Hanya itu langkah terbaik saat ini untuk memutus mata rantai kemaksiatan putrinya. Lalu menemui orangtua sang pacar, menceritakan semua dan meminta bentuk pertanggungjawaban atas perbuatan anaknya.

Kabar terkini Bunga, saat ini ia dipindah sekolah dan dimasukkan ke sebuah pondok pesantren yang mana di tempat itu, santri tak boleh membawa ponsel.

Miris sekali saya menuliskan kisah ini, saya pun memiliki anak-anak yang mulai beranjak remaja dan saya menyadari, menjadi orangtua di zaman sekarang  sungguh tak mudah, dan benda pipih bernama ponsel itu adalah ujian terbesar bagi mereka.

"Kalian boleh memakai ponsel, tapi mama harus tau kata sandinya." 

Hal ini yang saya ucapkan pada anak-anak. Iya, hanya komitmen ini yang bisa saya lakukan supaya pergaulan anak-anak bisa terkontrol.

Satu hal yang ingin saya katakan, jangan pernah abai pada anak-anak !

Hal yang sering membuat kita terlena sebagai orangtua, saat melihat mereka terlihat baik-baik saja. seringkali kita menganggap mereka aman dan baik. 

Padahal perubahan perilaku sedikit saja, sudah bisa mengindikasikan ada sesuatu yang terjadi pada mereka. 

Lebih sering mengurung diri di kamar, suka berlama-lama di kamar mandi, sering menyembunyikan ponsel bahkan saat mandi mereka membawanya dll.

Perbanyak me time dan 'deep talk' dengan anak-anak sesibuk apapun kita sebagai orangtua. 

Menjelang tidur, tanyakan aktivitas mereka seharian, dengarkan semua keluh kesahnya. 

Ajak diskusi sekiranya mereka memiliki keinginan yang tak sepaham dengan kita sebagai orangtuanya. 

Kebanyakan anak yang memiliki hubungan tak wajar saat usia dini dikarenakan mereka merasa kurang mendapatkan kasih sayang dan waktu dari orangtuanya hingga mereka mencari perhatian di luar rumah.

Anak-anak adalah masa depan kita. Jika sedari usia dini mereka sudah 'rusak', apa yang akan terjadi dengan masa depan mereka?

Hayuk Parents, jangan abai! Jangan abai!

Jangan lupa selalu langitkan do'a supaya Allah menjaga mereka dari kejahatan dan perbuatan buruk.

Aamiin.
Salam, salim..

*Ditulis oleh Ibu Titin Sudiyono

Tidak ada komentar: