Inilah kebahagian hakiki menurut ulama salaf


SEANDAINYA TAHU, RAJA DAN ANAK RAJA AKAN MEREBUT KEBAHAGIAAN PARA ULAMA DENGAN PEDANG

Inilah contoh kebahagiaan para ulama salaf, mereka berkata,

لَوْ يَعْلَمُ المُلُوْكُ وَأَبْنَاءُ المُلُوْكِ مَا نَحْنُ فِيْهِ لَجَلِدُوْنَا عَلَيْهِ بِالسُّيُوْفِ

“Seandainya para raja dan pangeran itu mengetahui kenikmatan yang ada di hati kami ini, tentu mereka akan menyiksa kami dengan pedang (untuk merebutnya).” [Rawai’ut Tafsir 2/134]

Karena kebahagiaan itu bukan pada harta, tahta dan wanita, melainkan pada lezatnya iman, manisnya qonaah dan nikmatnya dekat dengan Allah

Mereka merasakan kenikmatan beribadah, kenikmatan bermunajat kepada Allah Ta’ala, kenikmatan mengadu kepada-Nya. Kenikmatan membaca Al-Quran, bergembira dengan janji Allah ketika membaca ayat tentang surga dan kenikmatan dunia-akhirat. Keimanan dan rasa takwa bertambah ketika melewati bacaan ayat-ayat ancaman Allah.

Demikianlan beribadah itu lezat bagi mereka yang mendapat taufik dari Allah.

Kami berikan Contohnya adalah shalat malam. Jika dilogika, shalat malam berdiri lama, capek dan bisa jadi bosan. Akan tetapi para Nabi, ulama dan orang shalih bisa berdiri berjam-jam lamanya shalat malam dan tentu pasti mereka merasakan kenikmatan dan ketenangan.

Iya, karena shalat adalah istirahat dari segala kepenatan dan hirup pikuk dunia

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

Shalat pun dijadikan penyejuk mata bagiku [ketenangan].”[1]
 
“Berdirilah wahai Bilal (lantunkanlah adzan), istirahatkanlah kami dengan shalat.”[2]

Penyusun:  Raehanul Bahraen

Tidak ada komentar: