2 SYARAT DITERIMANYA AMALAN

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.

Ikhlas merupakan salah satu diantara dua syarat diterimanya amalan. Sebab amalan yang diterima di sisi Allah adalah yang ikhlas dan sesuai dengan tuntunan. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
“Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” [QS. Al-Kahfi: 110]

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasar perintah/ajarannya dari kami, maka amal itu pasti tertolak.” [HR. Muslim dari Aisyah radhiallahu ’anha]

Fudhail bin Iyadh rahimahullah berkata: "Sesungguhnya amalan jika ikhlas namun tidak benar maka tidak akan diterima. Demikian pula apabila amalan itu benar tapi tidak ikhlas juga tidak diterima sampai ia ikhlas dan benar. Ikhlas itu jika diperuntukkan bagi Allah, sedangkan benar jika berada di atas Sunnah/tuntunan." [Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, hal. 19 cet. Dar Al-Hadits]

Ibnu Ajlan rahimahullah berkata: "Tidaklah menjadi baik suatu amal tanpa tiga hal, yaitu: ketakwaan kepada Allah, niat baik, dan cara yang benar." [Lihat Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, hal. 19]

Imam Ibnul Qoyyim rahimahulllah berkata: "Seandainya ilmu bisa bermanfaat tanpa amalan niscaya Allah yang Maha Suci tidak akan mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya amalan bisa bermanfaat tanpa adanya keikhlasan niscaya Allah juga tidak akan mencela orang-orang munafik." [Lihat Al-Fawa’id, hal. 34]

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ’anhu berkata: "Ikutilah tuntunan, dan jangan membuat ajaran-ajaran baru, karena sesungguhnya kalian telah dicukupkan." [Lihat Da’a’im Minhaj Nubuwwah, hal. 46]

Ibnul Majisyun berkata: Aku pernah mendengar Malik berkata: "Barang siapa yang mengada-adakan di dalam Islam suatu bid’ah yang dia anggap baik (baca: bid’ah hasanah), maka sesungguhnya dia telah menuduh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhianati risalah. Sebab Allah berfirman (yang artinya), 

'Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama kalian.' 

Apa-apa yang pada hari itu bukan termasuk ajaran agama, maka hari ini hal itu juga bukan termasuk agama." [Lihat Al-I’tisham, 1/64-65]

والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم

Tidak ada komentar: