Pelajari iman sebelum belajar Al-Qur'an


Ajarkan “IMAN” sebelum Al-Quran: 

عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: " كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ، فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا " رواه ابن ماجه (61)، وصححه الألباني في "صحيح سنن ابن ماجه" (1 / 37 - 38).
Dari Jundub bin Abdillah -radhiyallahu ‘anhu- berkata: "Ketika kami bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, pada saat itu kami merupakan sosok pemuda-pemuda yang kuat (menjelang baligh). Kami belajar iman sebelum mempelajari Al Qur`an, kemudian kami mempelajari Al Qur`an, maka dengan begitu bertambahlah keimanan kami." (HR. Ibnu Majah) 

🕋Mengajarkan iman sebelum Al-Quran secara ringkas maksudnya adalah: Mengajarkan pokok-pokok keimanan dan mengajarkan makna serta memahamkan hakikatnya sampai tidak ada keraguan sedikit pun padanya, sampai iman itu sudah duduk dihatinya.

📜Note: Tidak sah iman seseorang jika masih ada keraguan pada rukun iman yang enam. 

Iman memang tidak bisa dilihat karena terletak dihati. Namun setiap teko akan terlihat apa yang ada di dalamnya setelah dituangkan ke gelas. Begitu juga dengan iman seseorang, akan terlihat dalam kehidupan seseorang. 

Beriman dengan rukun iman yang 6:
1. Iman kepada Allah,
2. Iman kepada Malaikat-malaikat Allah,
3. Iman kepada Kitab-kitab Allah,
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah,
5. Iman kepada Hari kiamat,
6. Iman kepada Taqdir baik dan buruk.

Seseorang yang sudah meyakini enam pokok keimanan ini dengan keyakinan yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya, akan terlihat padanya beberapa ciri-ciri, diantara yang paling jelas:

💡“Apabila datang perintah dan larangan Allah ia berkata: saya dengar dan saya ta’at”.

Dalam Al-Quran dan Hadits, kebanyakan perintah dan larangan digandengkan dengan iman kepada Allah dan hari akhir. 

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah  dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR.Bukhari & Muslim)

“hendaknya ia berkata baik”: ini adalah perintah yang disebutkan setelah menyeru orang2 yang beriman.
“atau diam”: ini adalah larangan yang disebutkan setelah menyeru orang2 yang beriman. 

⏳Al-Quran adalah kitab hidayah, kitab perintah dan larangan. Maksud utama Al-Quran diturunkan adalah untuk diamalkan. 

Maka perhatikan anak kita sebelum diajarkan Al-Quran;
* “Apakah ia sudah berusaha menjalankan perintah-perintah Allah yang dia ketahui, dan sudah takut ketika terlanggar olehnya larangan Allah?”
* “Apakah ia sudah berharap surga Allah dan takut akan neraka?” 
* “Apakah ia sudah siap menerima dan mempelajari perintah-perintah dan larangan-larangan Allah?”

# Jika belum, maka ia belum layak diajarkan Al-Quran. Kembalilah ajarkan dan kuatkan imannya terlebih dahulu. Karena jika dipaksakan juga diajarkan Al-Quran, sedangkan ia belum dalam posisi ready untuk menghadapi perintah dan larangan Allah, alhasil punya hafalan banyak tapi tak terlihat pada amalan. 

# Jika itu sudah terlihat pada dirinya, maka mulailah ajarkan ia Al-Quran, dengan cara; setiap ayat yang dilalui ajarkan kepadanya;
1. “Nak..! Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk melakukan ini”.
2. “Nak..! Dalam ayat ini Allah melarang kita dari hal ini”.
3. “Nak..! Hal ini dihalalkan Allah, dan hal ini diharamkan Allah”. 
4. “Nak..! Ayat ini menunjukkan betapa Maha Besarnya Allah, dan Maha Kuasanya Allah, semua urusan berada di tangan Allah”. 
5. “Nak..! Inilah diantara kenikmatan surga yang dijanjikan Allah itu”. 
6. “Nak..! Inilah diantara azab penduduk neraka bagi yang durhaka kepada Allah di dunia”.
7. Dan jangan lebihi maksimal 10 ayat, sampai amalan2 yang ada pada 10 ayat pertama sudah ia amalkan dalam kehidupan sehari -harinya.

➡️Begitu seterusnya, walaupun menjadi lama ia menyelesaikan hafalannya. Karena tujuan kita adalah bagaimana anak kita semakin mengenali dan ta’at kepada Allah setiap bertambah hafalan ayatnya, sebagaimana yang dilakukan oleh para shahabat dahulu. 

Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang jujur dalam beragama diatas Al-Quran dan Sunnah sesuai yang dipahami dan dijalankan oleh para shahabat -radhiyallahu ‘anhum-. 

📝Abu Jarir Lc, M.A. Riau, 13 Jumadil Awal 1445H.

Tidak ada komentar: