Abdullah bin Ust Ja'far 'Umar Tholib rahimahullah
Acara Walimatul 'urusy
Taushiyah oleh Syaikh Syamir al Hakali
Hadir juga Ust Muhammad Umar As Seweed
Diantara putra Ustadz Ja'far lainnya adalah Ustadz 'Amr yg belajar di Sudan dan Yaman, beliau berdakwah di Gunungkidul Yogyakarta
Juga ada adeknya yaitu Muhammad bin Ja'far yg belajar di Yaman dan putri beliau juga ada yg belajar di PIAT Putri
Ustadz Ja'far, Ustadz Asseweed & Ustadz Yazid Jawas dulu sama2 mengajar di Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran (PIAT) Semarang, angkatan awal, bahkan Ustadz Ja'far termasuk Mudir PIAT Ke-2
Setelah Ustadz Ja'far mendirikan Pesantren Ihyaussunnah di Degolan Yogyakarta maka Ustadz Asseweed dan Ustadz Yazid juga mengajar disana
Ustadz Ja'far sempat menimba ilmu ke Yaman pada Syaikh Muqbil bin Hadi, murid Syaikh Al Albani
Sedangkan Ustadz Asseweed dan Ustadz Yazid Jawas menimba ilmu ke Saudi pada Syaikh Utsaimin
Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin dan Syaikh Al Albani adalah diantara rujukan para asatidzah bermanhaj salaf, yang berusaha berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Hadits sesuai dengan pemahaman para salafush shalih
Ust Asseweed kemudian menjadi pembina di Pondok Pesantren Dhiyaus-Sunnah Cirebon.
Ust Yazid Jawas menjadi Pembina Radio Rodja dan Pondok Pesantren Minhajus Sunnah Bogor.
Adapun Ustadz Ja'far dikenal termasuk cinta NKRI dan menyayangi umat Islam,
Beliau pernah memimpin laskar jihadnya untuk memerangi RMS yang ingin memisahkan Maluku dari NKRI, sebagaimana lepasnya Timor Timur dari NKRI, banyak sekali muslim yang terbunuh oleh RMS saat itu, baik anak-anak remaja maupun lansia, masjid2 di bakar muslimah dinodai kehormatannya dll, adapun yang selamat menjadi saksi bagaimana pembelaan Laskar Jihad pada saudara muslim mereka saat itu.
Oleh sebab itu Jenderal Polisi Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D menyebutkan bahwa Ustadz Ja'far sebagai sosok yang cinta NKRI dan cinta umat Islam, sebagaimana yg beliau sampaikan saat bertakziah atas wafatnya Ustadz Ja'far
Salah satu bentuk kecintaan Ustadz Ja'far kepada NKRI adalah siap berjuang dan rela berdakwah di Papua, beliau prihatin dengan adanya hasutan supaya orang-orang Papua merdeka dan lepas dari NKRI, beliau membina Pondok dan bermukim di Papua bersama para murid-muridnya sampai menjelang wafatnya.
Ust Ja'far juga tak segan turun berhadapan langsung dengan para pendemo saat ada peristiwa pembubaran kajian, diantara yg beliau sampaikan kurleb...
Silahkan Ustadz Firanda, Ustadz Syafiq dan Ustadz Khalid Basalamah mengisi kajian, biarkan saya dan rekan-rekan yg akan menjaga keamanan...
Betapa tawadhunya beliau padahal beliau jauh lebih senior daripada mereka bertiga...
Bagaimanapun Para asatidzah adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan
Maka diantara nasehat Ustadz Yazid Jawas agar kita menghindari ghuluw pada sosok figur tertentu dan sebagai tholabul ilmi hendaknya lebih fokus pada menuntut ilmu dan menjauhi fitnah
Dengan menuntut ilmu itulah kita bisa lebih mengenali kebenaran, sehingga bisa membedakan kritik positif yang membangun atau tahdzir serampangan, tidak menjadikan ormas, pondok, majalah, radio/ televisi sebagai barometer al wala' wal baro' karena hanya wasilah dalam berdakwah sehingga terhindar dari hizbiyah
Semoga Allah melapangkan dada kita dalam masalah perbedaan pendapat ijtihadiyah, melembutkan hati dan lisan kita, serta mempererat ukhuwah kita.
Pict : via FB Abdul Wahhab
Repost dari nurkhalid ashari
Tidak ada komentar: