Menteladani Para salaf dalam menjaga shalat berjamaah di Masjid


Sa’iid bin al-Musayyib رحمه الله berkata : "Aku tidak pernah tertinggal takbiratul ihram sejak 50 tahun lalu" (Siyar IV/30)

Wakii’ bin al-Jarrah رحمه الله berkata : "Al-A’masy ketika ia mendekati umur 70 tahun, namun ia tidak pernah tertinggal takbir yang pertama (shalat berjamaah)" (Siyar A'laamin Nubalaa' VI/345)

Rabii'ah bin Yaziid رحمه الله berkata :

ما أذن المؤذن لصلاة الظهر منذ أربعين سنة إلا وأنا في المسجد إلا أن أكون مريضا أو مسافرا
"Tidaklah muadzin "mengumandangkan" adzan shalat zhuhur semenjak 40 tahun yg lalu "melainkan" aku pun telah berada di "masjid", kecuali jika aku sedang sakit atau safar" (Siyar A'lamin Nubala V/240)

Muhammad bin Sama’ah رحمه الله berkata: "Selama 40 tahun aku tdk pernah "luput" takbir pertama melainkan satu hari saja, yaitu hari ketika Ibuku meninggal, maka luputlah dariku satu shalat berjamaah" (Tahdziibut Tahdziib IX/204)

"Sebagian salaf jika mereka ketinggalan takbiratul ihram, maka mereka pun akan berbela sungkawa selama tiga hari. Dan apabila "ketinggalan" shalat berjama'ah, maka berbela sungkawa selama 7 hari" (Tuhfatul Ahwadzi I/274)

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
Instagram : @najmiumar_official

Tidak ada komentar: