Tetap lanjut tholibul Ilmi walaupun tidak berkesempatan ke Universitas Madinah

Dibalik ini Keberkahan dan Pesona Kuliah di Universitas Islam Madinah
(UIM),KSA 🇸🇦

Sejak dulu, terlalu memberi harapan bisa kuliah di Madinah sudah nyata korbannya dari yg gak diterima dan keluarganya. Hal ini tidak menyehatkan untuk suasana thalabul ilmi di pesantren.

Banyak yang futur bahkan depresi karena tidak diterima, mengurung diri di rumah, ketika sudah mulai sehat ada yang akhirnya gak meneruskan ke jenjang yang linier, banting setir di saat dia sebelumnya berbakat dan berminat dalam ilmu syar'i, bahkan banyak yang menyesali diri sudah mondok.

Mondok dengan hanya berharap kemujuran berupa kuliah di Madinah, subhanallah, dikemanakan kuliah2 ahlus Sunnah yang ada di dalam negeri dan luar negeri yang lain, ma'hadul dan kulliyyatul haram, dan program2 mulazamah ahlus Sunnah yang lain di dalam dan luar negeri.

Padahal yang diharapkan hanya berhasil sebagian kecil dari lulusan sekolahnya.

Satu sisi lagi, sebagian yang sudah hijrah dari kalangan awam mencoba-coba mencari keberuntungan dengan ikut mendaftar, jika diterima maka banting setir, jika tidak maka lanjutkan bidang. Seolah menuntut ilmu di UIM menjanjikan suatu kepastian untuk kehidupannya, padahal jika benar-benar ingin menuntut ilmu banyak saja tempatnya, tapi begitu lah.

Akreditasi dari UIM memang sebagai sarana kemudahan untuk ke UIM, tapi tidak semua alumnus akan diterima di sana. Di antara yang diterima pun bisa jadi santri yang di bawah kemampuan santri yang belum diterima, sehingga intinya, itu karunia Allah yang Ia berikan kepada siapa yang Ia kehendaki.

📌Saran :
Bagi para penggerak pesantren hendaknya banyak mensosialisasikan opsi-opsi lain, dan mengarahkan santri untuk meneruskan minat dan bakatnya masing-masing untuk membela agama .

✍️Ust Ayman Abdillah,Lc حفظه الله تعالى

Tidak ada komentar: