Tidak ada masalah dengan masalah, karena masalah akan selalu ada selama hidup di dunia, yang mana semuanya telah terjadi dengan izin Allah. Yang jadi persoalan sebenarnya adalah bagaimana sikap yang benar dalam menghadapi masalah itu...
Masalah terbesar bukanlah apa yang telah dirasakan, tapi akibat dari masalah itu, yaitu karena ketidaksabaran, maka hilanglah 10 perkara yang seharusnya dapat dimiliki ; pahala, terhapusnya dosa, keberkahan, rahmat, petunjuk, kebaikan, cinta Allah dan naiknya derajat di sisi Allah, serta selamat dari Neraka dan masuk ke dalam Surga...
Berkata Umar bin Khaththab رضي الله عنه
"Aku tidak perduli keadaan apa pun yang bersamaku, apakah yang aku senangi atau tidak, karena aku tidak tahu kebaikan itu ada pada yang aku sukai atau yang aku tidak sukai" (Mausuu'ah Ibnu Abi Dunya I/414)
Oleh karena itu, bagi seseorang yang memiliki masalah, hendaknya ia memiliki sikap :
(01). Beriman dan ridha kepada taqdir Allah
(02). Memperbanyak doa dan istighfar
(03). Mengingat pahala besar di sisi Allah
(04). Memahami hakikat kehidupan dunia yang sebentar, yang pasti ada ujian dan cobaan
(05). Tidak berputus asa dari rahmat Allah dengan mengharapkan kematian dll, tetapi selalu yakin akan pertolongan dari-Nya
(06). Meletakkan dunia dan apa pun dari permasalahannya di tangan dan meletakkan akhirat selalu di hati
(07). Memahami bahwa masalah yang menimpa tidaklah seberapa apabila ingin dibandingkan dengan segala pemberian dan nikmat dari Allah Ta'ala
(08). Menghibur diri dengan melihat dan mengingat masalah orang lain yang mana ternyata banyak juga yang tertimpa masalah, bahkan lebih berat lagi
(09). Memahami bahwa bisa jadi dengan masalah seperti itu lebih baik untuknya dalam penilaian Allah daripada tanpa adanya masalah baginya
(10). Selalu bersyukur kepada Allah, karena masalah itu tidak menimpa kepada masalah agama, tetapi hanya menimpa kepada masalah dunia saja
(11). Memahami bahwa masalah yang menjadikan seseorang semakin dekat kepada Allah lebih baik daripada kenikmatan yang membuat lalai
(12). Memahami bahwa masalah yang menimpa bisa menjadi penyebab seseorang merasakan kenikmatan dalam beribadah, bahkan semakin mendekatkan dirinya kepada Allah
(13). Memperkuat kesabaran, dan tidak mengkedepankan perasaan serta emosi, sebab dengan mengeluh dan menggerutu hanya menambah derita, bukannya menghilangkan musibah dan masalah
(14). Selalu mengevaluasi, apakah hijrahnya sudah di jalan Allah ? Jika iya, pasti Allah bantu : "Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak" (QS. An-Nisaa' [4]: 100)
(15). Selalu mengevaluasi, apakah sudah bertakwa kepada Allah ? Jika iya, pasti Allah bantu : "Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya" (QS. Ath-Thalaq [65]: 2-4)
Segala persoalan dalam hidup ini sebenarnya tidak untuk menguji kekuatan dirimu, tapi tuk menguji seberapa besar kesungguhanmu dalam meminta pertolongan kepada Allah...
Berkata Sufyan ats-Tsauri رحمه الله
كان يقال ليس بفقيه من لم يعد البلاء نعمة والرخاء مصيبة
"Dahulu dikatakan: Bukanlah seorang faqih (orang yang memahami agama secara mendalam), orang yang tidak menganggap ujian berupa musibah sebagai nikmat, dan ujian berupa kesenangan sebagai musibah" (Az-Zuhd libnil Mubaarak no.456)
✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar
https://telegram.me/najmiumar
Tidak ada komentar: