SEBELUM PENYESALAN ITU TIBA | Kajian Ustadz Maududi


RINGKASAN KAJIAN UST. MAUDUDI ABDULLAH HAFIZHAHULLAH

TEMA: SEBELUM PENYESALAN ITU TIBA
Sabtu, 01 MUHARRAM 1445H/06 Juli 2024

1. Hendaknya jangan pernah bosan memuja memuji Allah, karena Allah tidak pernah bosan memberi nikmat, walaupun terkadang nikmat tersebut kita gunakan untuk maksiat.

2. Karena Allah itu Ar Rahman dan Ar Rahim, maka Allah tetap mencurahkan nikmat kepada manusia 

3. hendaklah penutupan dosa dari Allah tidak menjadikan seseorang tertipu, 

4. Wahai pelaku maksiat yang sembunyi dalam maksiatnya, jangan kau kira engkau pandai menyembunyikan maksiat, tetapi itu adalah rahmat Allah untuk menutup dosa dan maksiatmu.

5. Kalau Allah bongkar maksiat niscaya tidak ada yang sanggup menutupinya.

6. Kita manusia yang lemah iman hidup di dalam fitnah syahwat gratis, bagaimana bisa menjadi manusia yang taat dan di atas ibadah.

7. Kita harus akui kita banyak berbuat salah 

8. Hukum asalnya anak Adam adalah Khatta' banyak melakukan kesalahan bukan Mukhti' pernah melakukan kesalahan.

9. Hanya para nabi yang jauh dari kesalahan karena mereka manusia spesial.

10. Jangan pernah membusungkan dada dengan kesalehanmu.

11. Katalakan pada diri kita sendiri: "SAYA BANYAK MELAKUKAN KESALAHAN"

12. Nabi Adam alaihissalam sekali melakukan kesalahan dan menyesalinya seumur hidup dan setelah itu beliau tidak melakukan kesalahan apapun, bandinglan dengan kita, melakukan kesalahan banyak tetapi kemudian terus masuk ke dalam maksiat secara terus menerus.

13. Hanya orang-orang spesial yang merasakan lezatnya beristighfar.

14. Mengapa para sahabat radhiyallahu 'anhum diberi jaminan masum surga tanpa hisab, dan sedangkan kita tidak dijamin? jawabannya: karena kita tidak seperti sahabat saat di jamin surga.

15. Orang sekarang jika mengetahui dijamin masuk surga mungkin tidak akan berbuat ibadah lagi.

16. Contoh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhum diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk mengabarkan bahwa siapa yang bersyahadat laa ilaaha illallah maka ia masuk surga, tetapi dilarang oleh Umar agar manusia tidak besandar dengan hal tersebut, sehingga mengakibatkan manusia tidak semangat beribadah dan beramal.

17. Tidak boleh kagum berlebih kepada seseorang.

18. Jika mengagumi seseorang, maka katakanlah: Saya kagum kepadanya, tetapi dia tidak lepas dari kesalahan yang ditutupi Allah Taala.

19. Indahnya mohon maaf, indahnya sujud, indahnya minta ampun kepada Allah Taala, manakala ketika seseorang sadar bahwa dosanya banyak.

20. Jangan pernah merasa dirimu saleh, namun serius menghiasi dirimu dengan istighfar dan amal saleh.

21. Yang sudah tua umurnya harus lebih sadar bahwa sebentar lagi mau mati.

22. Biarkan wajah keriput seorang yang sudah berumur tersebut terlihat agar kita lebih memperhatikan ibadah untuk persiapan setelah kematian.

23. Ketika merasa dosa banyak, maka semakin kita cinta kepada Allah Taala, karena Allah menutup dosa tersebut.

24. Dosa-dosa yang dilakukan di dunia itulah yang akan dia ingat  setelah kematiannya.

25. Manusia akan diperlihatkan seluruh ketaatan dan kemaksiatan:

- علمت نفس ما أحضرت
- علمت نفس ما قدمت وأخرت

26. Sebagaimana ada pahala jariah maka begitu juga dosa jariah.

27. Di dunia ini ada nikmat Allah yaitu nikmat lupa, namun di akhirat lupa itu dicabut oleh Allah Taala.

28. Di akhirat, seluruh yang dilihat, didengar, diucap, dibuat oleh mata, telinga, lisan akan diingat oleh manusia, baik ketaatan atau maksiat.

29. Saat itu terjadi, itulah yang menyebabkan dosa terasa sangat banyak.

30. Inilah yang menjadikan di akhirat manusia tidak peduli dengan manusia yang bertelanjang.

31. Inilah yang menyebabkan di akhirat banyak pernyesalan di hari kiamat, dan salah satu nama hari kiamat adalah يوم الحسرة (Hari penuh penyesalan).

32. Orang kafir dan ahli maksiat sampai menangis darah karena menyesal di hari kiamat atas dosa-dosanya, air mata sudah habis akibat penyesalan, maka yang keluar adalah darah, saking banyaknya penyesalan di hari kiamat.

33. Teman-teman di dunia akan bermusuhan di hari kiamat.

الأخلاء يومئذ بعضهم لبعض عدوا

34. Semua di akhirat adalah hasil dan yang ada di dunia adalah sebab dan proses dari hasil di akhirat.

35. Ketika Allah berfirman tentang hasil agar manusia termotivasi melaksanakan sebab dan proses.

36. Sebagian orang berbicara surga dan neraka sambil tertawa, padaha Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu 'anhum ketika berbicara surga dan neraka mereka penuh dengan tangis dan kesedihan serta keseriusan.

لقد رأيت ما رأيت، ولو رأيتم ما رأيت لضحكتم قليلا ولبكيتم كثيرا.

36. Tujuan utama diutusnya para Rasul adalah untuk memperingatkan tentang surga dan neraka.

37. Yang paling penting dalam pembicaraan tentang penyesalan di akhirat adalah agar menjauhi di dunia sebab-sebab yang mendatangkan penyesalan.

38. Setiap pelaku dosa akan ditanggung oleh pelaku itu tersendiri.

39. jangan tertipu oleh bisikan setan yaitu biarkan berbuat maksiat karena nanti akan ditanggung oleh pemimpin. Ini adalah bisikan setan.

‎وَبَرَزُوا لِلَّهِ جَمِيعًا فَقَالَ الضُّعَفَاءُ لِلَّذِينَ اسْتَكْبَرُوا إِنَّا كُنَّا لَكُمْ تَبَعًا فَهَلْ أَنتُم مُّغْنُونَ عَنَّا مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِن شَيْءٍ قَالُوا لَوْ هَدَانَا اللَّهُ لَهَدَيْنَاكُمْ سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَجَزِعْنَا أَمْ صَبَرْنَا مَا لَنَا مِن مَّحِيصٍ
Dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) akan berkumpul menghadap ke hadirat Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: "Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan daripada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja? Mereka menjawab: "Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita, apakah kita mengeluh ataukah bersabar. Sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri".

40. Berbicara tentang penyesalan di akhirat bukan untuk penyesalan di akhirat, tetapi fungsinya adalah agar di dunia mengerjakan sebab-sebab.

41. harus taat kepada makhluk di atas ketaatan kepada Allah Taala.

‎يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).

‎فَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِيَمِينِهِ فَيَقُولُ هَاؤُمُ اقْرَءُوا كِتَابِيَهْ
Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)".

‎إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَاقٍ حِسَابِيَهْ
Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku.

‎فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai,

‎وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ
Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata: "Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).

‎وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.

‎يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ
Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.

‎مَا أَغْنَىٰ عَنِّي مَالِيَهْ
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.

‎هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ
Telah hilang kekuasaanku daripadaku".

42. Yakin yang bermanfaat adalah saat masih hidup di dunia, karena di akhirat tidak bermanfaat, karena Firaun pun akan yakin saat di akhirat.

43. Peduli kepada sebab lebih daripada hasil, sebagaimana peduli kepada pohon  lebih daripada kepada buah.

44. Saat di majelis ilmu harus serius 

45. Mencari surga itu di dunia bukan di akhirat, lari dari neraka itu di dunia bulan di akhirat.

46. di dalam Alquran pembahasannya lebih banyak tentang beriman kepada Allah dan hari akhir.

47. Inti keimanan adalah tentang Allah dan Hari Akhir, inilah penyebab mengapa sering disebutkan barangsiapa yang beriman kepda Allah dan hari Akhir di dalam hadis dan Alquran.

48. Agar terhentikan dari maksiat adalah pandang maksiat itu adalah sebagai Neraka dan memandang dengan sudut pandang seperti ini perlu latihan panjang, dan terkadang ini perlu jatuh bangun, terus menerus.

49. Belajar istiqamah meninggalkan maksiat bagaikan anak kecil belajar saat berjalan.

50. Saat terjatuh lagi jangan prustasi tetapi ia adalah proses untuk mahir meninggalkan maksiat.

51. Semakin rajin berlatih semakin lambat jatuh.

52. Jika seorang istiqamah dalam enam bulan lalu jika jatuh sehari dua hari, maka niscaya Allah tidak akan menzalimi hamba-Nya.

53. Sebagian orang terlihat ahli ibadah tetapi ternyata mati dalam keadaan maksiat dan suul khatimah, ini penyebabnya ada maksiat yang tersembunyi dari pandangan manusia tetapi tidak tersebumbunyi di hadapan Allah Taala.

54. Seriuslah dalam beribadah luar dan dalam, meski terjatuh lagi dalam maksiat, karena engkau adalah manusia.

55. Jika seseorang ingin tidak pernah bermaksiat maka ini adalah malaikat bukan manusia.

‎يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

56. Para Sahabat nabi radhiyallahu 'anhum adalah manusia terbaik setelah para Rasul dan Nabi saja mengaku tidak ada diantara kita yang tidak menzalimi dirinya dengan maksiat.

57. Kalau para shaabat saja seperti itu, apalagi manusia biasa, maka dari itu teruslah berusaha mengerjakan amal saleh.

ditulis oleh Ahmad Zainuddin Al Banjary
Sabtu, 01 Muharram 1445H/06 Juli 2024

Tidak ada komentar: