eksistensi dakwah butuh pengalaman senior dan semangat juang junior

DIKOTOMI TUA MUDA- Perjalanan dakwah ini- setelah taufiq dari Allah-kokoh dan berkibar panjinya di sentero dunia ketika dihusung bersama oleh para sahabat Nabi dari semua lapisan umur, baik tua maupun muda baik senior maupun junior.

Kita mengenal gigihnya dakwah Abu Bakar yang kala itu telah mapan dengan usia dan pengalaman. Kita juga tidak pernah melupakan peran Ali bin Abi Thalib-sebagai junior -sahabat diumurnya yang masih begitu muda telah berjasa mendukung  proses hijrahnya Nabi dengan menggantikan posisi beliau ditempat tidur untuk mengecoh kafir Quraisy .

Sejarah mencatat keutamaan 10 sahabat Nabi yang senior dan sepak terjang perjuangan mereka untuk menyebarkan Islam.  Sejarah juga tidak lupa menorehkan tinta untuk memcatat perjalanan para junior sahabat dan jasa mereka dalam menyebarkan hadis.

eksistensi dakwah butuh pengalaman senior dan semangat juang junior

Siapa yang dapat melupakan jasa "al -Abadilah Al-Arba'ah" -Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Mas'ud, dan Abdullah bin Amru bin Ash-Dalam menyebarkan berbagai ilmu.

Lihat pula bagaimana Allah menyanjung pemuda Alkahfi dengan firmannya:

ۚ إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى
"Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk". QS: Al-Kahfi: 13.

Mengembar-gemborkan dikotomi da'i tua dan da'i muda seolah-olah antara mereka bertentangan dan berjauhan, hanyalah upaya mengurai simpul dakwah yang telah kokoh, memecah belah shaf kaum muslimin dan itu ciri-ciri kemunafikan.

Dakwah ini begitu membutuhkan  ilmu dan pengalaman para senior, hikmah dan kebijaksanaan mereka.  Meskipun demikian, dakwah ini juga tak kan dapat tegak tanpa semangat dan tenaga kuat para junior.

Para senior mencintai dan mengasihi para junior dan para junior pun menghormati dan memuliakan para senior.

Lihatlah Umar yang turut memasukkan Junior sahabat seperti Ibnu Abbas dalam majlis permusyawaratan para senior. Karena hakikatnya ilmu itu tidak mutlak hanyalah monopoli senior.

Berapa banyak riwayat-riwayat hadis yang diriwayatkan para senior dari yang junior.

Kesalahan fatal adalah tatkala para junior tidak lagi menghormati seniornya dan merasa diri lebih kuat dan lebih hebat mampu berjalan sendiri dalam dakwah tanpa musyawarah dan bimbingan senior, dan kesombongan senior yang senantiasa mendikte para junior dan merasa bahwa mereka tidak boleh diselisihi dan harus di ikuti dalam segala problematika dakwah.

Idealnya antara mereka terwujud kemesraan dan hubungan yang kuat untuk sama-sama menjadi pendukung dakwah.

Batam ,20 Syawal 1437/ 25 Juli 2016.

Abu Fairuz Ahmad Ridwan My.

Tidak ada komentar: