Diskusi Dengan Politikus Senior Senayan (sesi 4, selesai)

jamaah haji di masjidil haram

Setelah ketiga tema di atas berhasil saya jawab, padahal menurut beliau selama ini beliau belum pernah menemukan jawaban yang memuaskan beliau, kini beliau berpindah ke tema yang lebih krusial karena ini adalah dunia beliau, yaitu masalah politik.

Beliau berkata: ummat Islam harus menguasai tiga hal agar dapat memimpin, ketiga hal itu ialah:

1. Politik.
2. Ekonomi.
3. Pendidikan dan Tekhnologi

Tanpa ketiganya maka ummat Islam akan terus termarjinalkan, karena itu jangan heran bila tokoh tokoh Islam yang terjun ke dunia politik atau menjadi pejabat publik, banyak yang korupsi, terperangkap dalam iming-iming harta, salah satu sebab utamanya ialah karena mereka miskin.

Pernyatan beliau yang sekilas nampak santun dan beralasan ini, namun sejatinya bagi saya ini adalah sindiran tajam kepada diri saya. Seakan beliau berkata kepada saya: kamu ngomong boleh saja hebat, tapi kamu minus ketiga hal di atas, maka semuanya sia-sia.

Menanggapi pernyataan beliau di atas, saya meminta izin untuk menanggapi pernyataan beliau. Saya memulai tanggapan dengan berkata: Nampaknya bapak belum mengenal sejarah Islam, bapak hanya melihat fakta ummat Islam hari ini. Islam telah berjaya belasan abad, memimpin dunia, dari belahan timur hingga barat. 

Kemajuan eropa berdiri di atas pondasi ilmu pengetahuan yang mereka rampas dari tangan ummat Islam. Sampai saat ini bukti sejarah kepemimpinan Islam atas dunia masih berdiri kokoh di berbagai belahan dunia termasuk di eropa.

Jadi jangan hanya melihat fenomena ummat Islam pada hari ini, namun kajilah sejarah Islam secara komprehensif, dari awal datangnya Islam hingga saat ini.

Islam pada awal kehadirannya mampu menundukkan dunia, termasuk dua negara adi daya kala itu Persia dan Romawi bukan karena kemajuan tekhnologi, kekuatan ekonomi atau politik. Namun mereka mengukir semua itu karena kekuatan iman dan ketakwaan mereka kepada Allah Ta’ala.

Sejarah kembali membuktikan dirinya pada perang salib, ummat Islam telah terkalahkan oleh pasukan salib hingga Baitul Maqdis jatuh ke tangan pasukan salib. Tidak tersisa dari negri Islam kecuali negri Mesir, namun dengan pasukan yang tersisa tersebut, namun keimanan mereka kepada Allah, keikhlasan untuk berkorban lillah Azza wa Jalla kembali berkobar, maka mereka berhasil memukul mundur pasukan Salib hingga kembali ke kandangnya.

Demikian pula halnya ketika pasukan Tar tar, berhasil melumpuhkan berbagai negara Islam, hingga meruntuhkan dinasti Abbasiyah, maka kembali sisa sisa pasukan Islam yang kala itu berada di negri Mesir kembali mampu bangkit dan mengobarkan iman dan ketaatan mereka kepada Allah Ta’ala, maka mereka mampu memukul mundur pasukan Tar tar hingga kembali ke negri asal mereka.

Perlu bapak ketahui bahwa sejarah Islam telah membuktikan bahwa siklus 100 tahunan sejarah Islam terus bergulir, termasuk yang sedang kita alami saat ini. Ummat Islam sedang mengalami keterpurukan karena siklus sejarah sedang menuju ke bawah, namun percayalah bahwa penurunan ini tidak akan berkepanjangan. Allah Ta’ala pasti mengembalikan kejayaan ummat Islam bukan melalui jalur politik, atau ekonomi, atau teknologi, namun dari pintu iman dan ketakwaan.

Seiring dengan berkobarnya semangat ummat Islam untuk kembali kepada jalan Allah Ta’ala, menjalankan perintah dan meninggalkan segala larangan-Nya maka kejayaan akan kembali. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا
Sesungguhnya Allah akan mengutus orang/figur/tokoh yang mengembalikan kemurnian (kejayaan) ummat ini, pada setiap penghujung seratus tahun. (Riwayat Abu Dawud)

Para sahabat yang berhasil meruntuhkan persia dan romawi, atau pasukan Sholahuddin yang berhasil memukul mundur pasukan salib, demikian pula pasukan ummat Islam yang berhasil memukul mundur pasukan Tar-tar, bekal mereka bukan kekuatan politik, atau ekonomi atau tekhnologi, namun bekal mereka adalah kekuatan Iman dan ketaatan. Allah berfirman:

إنْ تَنْصُرُوْا اللهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Jikalau kalian menegakkan gama Allah niscaya Allah menolong kalian dan meneguhkan kaki-kaki kalian. (Muhammad 7)

Saat ini ummat islam bukan kekurangan orang kaya, atau orang pandai, atau tekhnologi. Namun yang kurang adalah orang kaya yang mengabdikan kekayaannya untuk islam.

Yang kurang adalah para politikus yang loyal kepada Islam, kebanyakan politikus muslim lebih memilih mengabdikan perjuangannya demi materi dan kelompoknya atau partainya.

Yang kurang adalah ilmuwan yang mengabdikan ilmunya untuk Islam, banyak ilmuwan Muslim yang lebih memilih menjual ilmunya kepada orang kafir dibanding mengabdikan ilmunya kepada ummat Islam, semua karena pertimbangan materi.

Setelah mendengar jawaban saya ini, beliau merasa bergembira dan terbuka wawasannya tentang Islam.

Sebagai respon positifnya, beliau berminat untuk mempelajari islam lebih jauh

Perlu disampaikan bahwa putra beliau dan juga menantunya mulai rajin mengikuti kajian di majlis Rabbanian di Masjid Al Azhar Jakarta. 

Sebagaimana istri beliau yang pernah menjabat jabatan strategis di suatu partai politik besar, mengutarakan niatnya untuk mengenakan kerudung, semoga Allah meneguhkan iman beliau sekeluarga dan terus membimbing mereka dan juga anda sekalian ke jalan yang dapat mengantarkan anda semua ke surga, amiin.

Oleh Dr Muhammad Arifin Badri (Dosen di STDI Imam Syafii Jember, Lulusan Pesantren Al-Irsyad Tengaran Salatiga, S1 - S3 diselesaikan di Univ Islam Madinah)

Tidak ada komentar: