PUASA YANG SEBENARNYA

Ayyuhal ikhwan wal akhawat fillah.

Banyak orang yang berpuasa dengan menahan makan dan minum namun ia tidak mendapatkan nilai pahala dari puasanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda:

ﺭُﺏَّ ﺻَﺎﺋِﻢٍ ﺣَﻈُّﻪُ ﻣِﻦْ ﺻِﻴَﺎﻣِﻪِ ﺍﻟْﺠُﻮﻉُ ﻭَﺍﻟْﻌَﻄَﺶُ 
"Kadang seorang yang berpuasa namun hanya mendapatkan bagian dari puasanya tersebut rasa lapar dan haus. " HR. Ahmad (8693).

Lalu bagaimanakah sebenarnya puasa yang sebenarnya??

PUASA YANG SEBENARNYA

Yuk, perhatikan ucapan Ibnul Qayyim rahimahullah berikut ini:

ﻭﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﻫﻮ ﺍﻟَّﺬﻱ ﺻﺎﻣﺖ ﺟﻮﺍﺭﺣﻪ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ, ﻭﻟﺴﺎﻧﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻔﺤﺶ ﻭﻗﻮﻝ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ, ﻭﺑﻄﻨﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ, ﻭﻓﺮﺟﻪ ﻋﻦ ﺍﻟﺮَّﻓَﺚ؛ ﻓﺈﻥْ ﺗﻜﻠَّﻢ ﻟﻢ ﻳﺘﻜﻠَّﻢ ﺑﻤﺎ ﻳﺠﺮﺡ ﺻﻮﻣﻪ,
Dan orang yang berpuasa adalah yang anggota badannya berpuasa dari dosa-dosa, lisannya (berpuasa) dari dusta, ucapan keji dan persaksian palsu, perutnya (berpuasa) dari makan dan minum, kemaluannya dari berhubungan intim, maka jika ia berbicara tidaklah berbicara dengan perkara yang mencacati puasanya,

ﻭﺇﻥ ﻓﻌﻞ ﻟﻢ ﻳﻔﻌﻞ ﻣﺎ ﻳﻔﺴﺪ ﺻﻮﻣﻪ, ﻓﻴﺨﺮﺝ ﻛﻼﻣﻪ ﻛﻠُّﻪ ﻧﺎﻓﻌًﺎ ﺻﺎﻟﺤًﺎ, ﻭﻛﺬﻟﻚ ﺃﻋﻤﺎﻟﻪ, ﻓﻬﻲ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﺍﻟﺮَّﺍﺋﺤﺔ ﺍﻟَّﺘﻲ ﻳﺸﻤُّﻬﺎ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺣﺎﻣﻞ ﺍﻟﻤﺴﻚ, ﻛﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺟﺎﻟﺲ ﺍﻟﺼَّﺎﺋﻢ ﺍﻧﺘﻔﻊ ﺑﻤﺠﺎﻟﺴﺘﻪ, ﻭﺃَﻣِﻦ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺍﻟﺰُّﻭﺭ ﻭﺍﻟﻜﺬﺏ ﻭﺍﻟﻔﺠﻮﺭ ﻭﺍﻟﻈُّﻠﻢ,
Jika ia berbuat tidaklah melakukan perkara yang bisa merusak puasanya, sehingga keluarlah dari ucapannya tersebut seluruhnya bermanfaat nan baik, demikian pula perbuatannya, sehingga kedudukannya bagaikan aroma yang tercium oleh seorang yang berteman dengan penjual minyak wangi, demikian pula seorang yang duduk bersama seorang yang berpuasa, akan memberikan manfaat dengan kebersamaannya tersebut, serta ia aman dari kedustaan, persaksian palsu, kekejian serta kezhaliman,

ﻫﺬﺍ ﻫﻮ ﺍﻟﺼَّﻮﻡ ﺍﻟﻤﺸﺮﻭﻉ ﻻ ﻣﺠﺮَّﺩ ﺍﻹﻣﺴﺎﻙ ﻋﻦ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ... ؛ 
Inilah puasa yang disyariatkan, bukan sekedar menahan dari makan dan minum...,

ﻓﺎﻟﺼَّﻮﻡ ﻫﻮ ﺻﻮﻡ ﺍﻟﺠﻮﺍﺭﺡ ﻋﻦ ﺍﻵﺛﺎﻡ, ﻭﺻﻮﻡ ﺍﻟﺒﻄﻦ ﻋﻦ ﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ﻭﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ؛ ﻓﻜﻤﺎ ﺃﻥَّ ﺍﻟﻄَّﻌﺎﻡ ﻭﺍﻟﺸَّﺮﺍﺏ ﻳﻘﻄﻌﻪ ﻭﻳﻔﺴﺪﻩ, ﻓﻬﻜﺬﺍ ﺍﻵﺛﺎﻡ ﺗﻘﻄﻊ ﺛﻮﺍﺑَﻪ, ﻭﺗﻔﺴﺪُ ﺛﻤﺮﺗَﻪ, ﻓﺘُﺼَﻴِّﺮﻩ ﺑﻤﻨﺰﻟﺔ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺼُﻢ.
Maka puasa itu adalah puasa anggota badan dari dosa-dosa, puasa perut dari makan dan minum,
Maka sebagaimana makan dan minum bisa memutuskan dan merusak puasa, maka demikian pula dosa-dosa itu bisa memutuskan pahalanya dan merusak hasilnya, sehingga jadilah ia bagaikan seorang yang tidak berpuasa.

Al Wabilus Shoyyib (31-32).

Ustadz Fauzan Abu Muhammad Alkutawy Hafizhahullah - Silsilah Durus
join https://t.me/MuliaDenganSunnah

Tidak ada komentar: