SAUDARAKU, KENAPA DIRIMU...?

Kenapa kebanyakan manusia lebih memilih dunia dan rela untuk mengorbankan akhirat...?
Kenapa mereka mencari dunia dengan sekuat tenaga, padahal itu tidak akan dinikmati selamanya...?

Kenapa masih banyak orang yang begitu gigih mencari jalan-jalan kebahagiaan dunia, seakan tidak ada capek dan lelahnya, sementara badan terasa lemas, pikiran menjadi tumpul, serta keinginan menjadi lemah jika sudah berhubungan dengan akhirat...?

Kenapa orang yang senang memburu dunia tidak akan menyesal jika pahala berlalu darinya, sementara jika sebuah kesempatan untuk mendapat keduniaan lepas darinya, maka ia akan menyesal dengan penyesalan yang mendalam...?

Ibnus Sammak rahimahullah berkata :

هَبِ الدنيا في يَدَيْك، ومِثْلُها ضُمَّ إليك، وهَب المَشْرقَ والمَغْربَ يَجِيءُ إليك، فإذا جَاءَكَ الموتُ فماذا في يَدَيْكِ؟
"Anggaplah dunia ada dalam genggamanmu dan ditambah yang semisalnya lagi, dan anggaplah Timur dan Barat datang kepadamu, maka jika kematian datang kepadamu, lalu apa yang ada di tanganmu ?" (Siyar A’laamin Nubalaa' VIII/330)

SAUDARAKU, KENAPA DIRIMU...?

Wahai Saudaraku...

Manakah yang lebih engkau cintai, kehidupan dunia ataukah akhirat dengan berbagai kenikmatannya...?

Jika memang engkau mencintai akhirat, lalu kenapa tidak menyesal jika bodoh dalam masalah-masalah aqidah, ibadah dan amalan-amalan lainnya...?

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
ان الله تعالى يبغض كل عالم بالدنيا جاهل بالاخرة
"Sesungguhnya Allah Ta'ala membenci setiap orang yang berilmu tentang dunia, tetapi bodoh tentang masalah akhirat" (HR. Al-Hakim, hadits dari Abu Hurairah, Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 1879)

Jika memang memilih akhirat, lalu kenapa tidak berusaha sekuat tenaga untuk mempelajari jalan menuju ke sana, beramal dan berdoa dengan penuh harap dan cemas untuk mendapatkan pahalanya...?

Atau jika "merasa" sudah ikut taklim, sudah berilmu, sudah beribadah, telah banyak hafal ayat dan riwayat, banyak memperjuangkan Islam dan as-Sunnah, lalu kenapa merasa paling baik, sombong dan mudah sekali meremehkan orang lain...?

Mana tawadhu' kepada sesama mukmin...?
Mana rasa takut akan azab mengerikan bagi orang yang menyombongkan dirinya...?
Apakah engkau sudah mengetahui bagaimana penilaian Allah akan niat dan amalmu...?

Ketahuilah, bahwa orang yang memiliki sifat ini akan menjadi bahan bakar api Neraka...

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

و ليأتيَنَّ على الناسِ زمانٌ يتعلمون فيه القرآنَ ، يتعلَّمونَه و يقرؤونَه ، ثم يقولون : قد قرأنا و عَلِمنا ، فمن ذا الذي هو خيرٌ منا ؟ فهل في أولئِك من خيرٍ ؟ قالوا : يا رسولَ اللهِ من أولئِك ؟ قال : أولئِك منكم ، و أولئك هم وَقودُ النارِ
"Dan sungguh, akan datang kepada manusia suatu zaman, mereka belajar al-Qur'an, mempelajarinya dan membacanya, kemudian mereka berkata : "Kami telah membaca dan memahaminya, maka adakah orang yang lebih baik dari kami ?". Nabi bersabda : "Apakah (menurut kalian) pada mereka ada kebaikan ?". Para sahabat bertanya : "Wahai Rasulullah, siapakah mereka ?". Beliau bersabda : "Mereka dari kalangan kalian (umat Islam) dan mereka itu adalah bahan bakar api Neraka" (HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Kabiir, hadits dari Ummul Fadhl, lihat Shahiihut Targhiib no. 137)

Jika Surga dan nikmatnya pasti, lalu kenapa membiarkan diri dilalaikan oleh dunia...?
Jika Neraka dan siksanya pasti, bukan mimpi, lalu kenapa masih berani untuk bermaksiat...?

Syaikh Utsaimin rahimahullah berkata :

الإنسان إذا وجد أن غاية ما يصل إليه من الثواب هو النظر إلى وجه الله، كانت الدنيا كلها رخيصة عنده
"Seorang hamba jika dia menjumpai bahwa puncak tujuan dari pahala adalah melihat wajah Allah, maka dunia semuanya Tidak Ada Harganya di sisinya" (Syarah al-Aqidah al-Wasithiyyah hal 458)

اَللّهُمَّ اجْعَلِ الدُّنْيا فِيْ اَيْدِيْ وَ اجْعَلِ الآخِرَةِ فِيْ قَلْبِيْ
Ya Allah, jadikanlah dunia berada di tanganku, dan jadikanlah akhirat selalu berada di hatiku...

✍ Ustadz Najmi Umar Bakkar

Tidak ada komentar: