Hakekat Mencintai Rasulullah shalallahu alaihi wa salam | Seri ke 2

كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلَّا مِنْ نَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ فَإِنَّهُ الْآنَ وَاللَّهِ لَأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْآنَ يَا عُمَر ُ رواه البخاري
“Kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau dalam keadaan memegang tangan Umar bin Al Khaththab, lalu Umar berkata kepada beliau: “Wahai, Rasululah! Sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku,” lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak, demi Dzat yang jiwaku di tanganNya, sampai aku lebih kamu cintai dari dirimu sendiri”. Lalu Umarpun berkata: “Sekarang, demi Allah, sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku sendiri,” lalu Nabi n bersabda: “Sekarang, wahai Umar!” HR al Bukhari, kitab al Aimaan an an Nudzur, Bab Kaifa Kaanat Yamiin an Nabi, no. 6632.

Hakekat Mencintai Rasulullah

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1. Ilustrasi Rasûlullâh shallallah 'alaihi wa salam memberikan petunjuk kepada Umar radhiyallahu 'Anhu bagaimana mencintai Rasulullah Muhammad shalallahu 'alaihi wa salam.

2. Cinta Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan bagian dari cinta kepada Allah. Cinta kepada Allah menuntut konsekwensi mencintai semua yang Allah cintai. Dan Allah mencintai nabi dan kekasihNya, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga, cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan cabang dan termasuk kecintaan kepada Allah.

3. Semua kecintaan dan pengagungan kepada manusia diperbolehkan hanya karena ikut kepada kecintaan Allah dan pengagunganNya, seperti cinta dan pengagungan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

4. Kecintaan tersebut merupakan kesempurnaan mencintai dan mengagungkan Dzat yang mengutusnya, karena umatnya mencintai beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah mencintainya. Merekapun mengagungkan dan memuliakan beliau, karena Allah memuliakannya.

5. Dengan demikian, cinta kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan kita mencontoh dan bersikap sama dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segala hal yang dicintai dan dibencinya. Dan diwujudkan dalam ittiba’ (meniru) beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

6. Mencintai semua yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam cintai, dan membenci semua yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam benci, ridha dengan semua yang beliau ridhai dan marah terhadap semua yang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi was allam marah padanya, serta mengamalkan semua tuntutan cinta dan benci tersebut dengan amal perbuatan.

7. Bagaimana dengan kita kaum Muslimin sebagai pengikut beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Tentu menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkan cinta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam realitas kehidupan sehari-hari.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan kita mengikuti tauladan tercinta, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Qur'an:

Cinta Rasul, menganjurkan kepada kita agar meniru Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam dalam semua ucapan, perbuatan, dan sepak terjangnya. Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan kepada kaum mukmin agar meniru sikap Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS Al-Ahzab : 21].

Tidak ada komentar: