Luruskan, sampaikan kesalahannya...dengan adab dan etika

Dahulu para salaf selalu memperinci permasalahan, karena hitam itu bertingkat, ada yang pekat dan ada yang tidak. Begitu pula dengan putih, ada yang pekat dan ada yang tidak.

Gebyah uyah dan pukul rata dalam menghukumi permasalahan adalah bentuk ketergesa-gesaan yang melahirkan ketidak-adilan dan kezhaliman.

Mari kita belajar kepada syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -Rahimahullah- dalam bersikap, baik kepada sesama ahlussunnah, atau kepada ahlussunnah yang terjatuh pada perbuatan bid'ah atau bahkan kepada ahli bid'ah sekalipun.

Luruskan, sampaikan kesalahannya

Beliau (syaikhul islam) berkata: (simak baik-baik):

Jika terkumpul pada seseorang kebaikan dan kejelekan, ketaatan dan kemaksiatan, SUNNAH DAN BID'AH maka dia berhak mendapat bagian dari al-muwalah (cinta dan pertolongan), dia juga berhak mdpat pahala sesuai dg kadar kebaikan yang ada padanya, tapi dia juga mendapat bagian dari al-mu'adah (permusuhan) dan hukuman.

Pada diri satu orang bisa terkumpul hal yang mewajibkan kita memuliakannya dan menghinakannya, dia mendapat ini dan mendapat itu. Seperti seorang pencuri fakir yang dipotong tangannya karena pencurian yang dia lakukan, dia juga berhak mendapat zakat dari baitul mal untuk mencukupi kebutuhannya karena kemiskinannya, INILAH POKOK DASAR YANG DISEPAKATI AHLUSSUNNAH WALJAMAAH

(Ibn Taimiyah, Majmu' al-Fatawa (Al-Madinah: Majma' Malik Fahd, 1416 H), Vol. 28 hal. 209.

berikut teks Arabnya:

وَإِذَا اجْتَمَعَ فِي الرَّجُلِ الْوَاحِدِ خَيْرٌ وَشَرٌّ وَفُجُورٌ وَطَاعَةٌ وَمَعْصِيَةٌ وَسُنَّةٌ وَبِدْعَةٌ: اسْتَحَقَّ مِنْ الْمُوَالَاةِ وَالثَّوَابِ بِقَدْرِ مَا فِيهِ مِنْ الْخَيْرِ وَاسْتَحَقَّ مِنْ الْمُعَادَاتِ وَالْعِقَابِ بِحَسَبِ مَا فِيهِ مِنْ الشَّرِّ فَيَجْتَمِعُ فِي الشَّخْصِ الْوَاحِدِ مُوجِبَاتُ الْإِكْرَامِ وَالْإِهَانَةِ فَيَجْتَمِعُ لَهُ مِنْ هَذَا وَهَذَا كَاللِّصِّ الْفَقِيرِ تُقْطَعُ يَدُهُ لِسَرِقَتِهِ وَيُعْطَى مِنْ بَيْتِ الْمَالِ مَا يَكْفِيهِ لِحَاجَتِهِ. هَذَا هُوَ الْأَصْلُ الَّذِي اتَّفَقَ عَلَيْهِ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ .
Inilah yang dipraktekkan ulama2 sunnah.

Maka jangan Heran jika engkau melihat syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah mengunjungi syaik Aidh al-Qorni -hadahullah wa waffaqohu- ketika dia sakit, meskipun syaikh al-Qorni ditahdzir oleh para ulama'. Tapi syaikh fawzan tetap mengunjunginya, Karena masih ada haq yang belum hilang yaitu haq sesama muslim yang harus dijenguk ketika sakit.

Begitu juga dengan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, ketika dikabarkan kepada beliau wafatnya musuh beliau yang selalu menyakiti dan menghalangi dakwah beliau...maka syaikhul Islam pun menegur muridnya yang berbicara kurang baik kepada musuhnya...bahkan syaikhul Islam mendoakan kebaikan bagi musuhnya dan bertakziyah mengunjungi keluarganya.

Inilah...praktek sunnah dari ulama Sunnah....
Masya Allah indahnya akhlak salaf, dan jauhnya kita dari mereka.

Sering kali terjadi pada diri kita....ya kita....bukan mereka.

jika terdengar da'i sunnah yang menurut kita TERJATUH PADA KESALAHAN langsung kita hantam, kita hancurkan kehormatannya .... Mana diri kita dari nasehat SYAIKHUL ISLAM IBNU TAIMIYAH Rahimahullah

Luruskan, sampaikan kesalahannya...dengan adab dan etika...kerana Hitam tak selalu pekat.....

Copas dari status akun ustadz Fadlan Fahamsyah

Tidak ada komentar: