Murid zaman milineal yang minim adab | Ustadz Muhammad Arifin Badri

Murid milineal nafsunya menumbangkan ulama', minimal merasa lebih kokoh dari ulama'.

Murid jengkel kepada guru, merasa guru gagal paham, padahal muridlah yang kurang ilmunya.

Akhirnya karena mengganggap gurunya gagal paham, sang guru ramai ramai dibully, dianggap menyimpang, dan dijatuhkan kehormatannya.

Eeeh, ternyata tidak berapa lama sang murid mulai bisa memahami dasar dan maksud dari pendapat gurunya, sehingga mulailah manggut manggut.

Murid zaman milineal yang minim adab

Sayang kehormatan sang guru terlanjur dijatuhkan..... akibatnya hilanglah keberkahan ilmu sang murid gara gara "sabar dalam menuntut ilmu dan husnuzzan kepada ulama' itu ternyata muahal super".

Apalagi murid zaman milenial yang hobinya ngaji "medsos".

Jarinya lebih cepat dibanding akalnya.

Dahulu saja Nabi Musa 'alaihi juga tidak sabar menanti  sehingga beliau tergesa gesa bertanya padahal sudah dilarang bertanya sampai Khaidir alaihissalam sendiri yang akan menjelaskannya.

Sahabat Umar bin Khattab dan juga lainnya radhiallahu anhum juga demikian tidak kuasa menahan rasa penasaran dan mengira bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam kalah dalam bernegoisasi dengan orang Quraisy.



Apalagi kedua kasus yang terjadi pada dua kisah besar di atas adalah kasus yang bertumpu pada prediksi maslahah di masa depan.

Ternyata ya ternyata, salah satu problem murid dengan gurunya sedari dulu adalah tergesa gesa, tidak sabar meniti anak tangga ilmu satu demi satu.

Apalagi murid zaman milineal yang minim adab , malas bertanya Inginnya segera kelar dan jadi ulama' besar, dan kalau perlu mampu menumbangkan ulama' besar. He he he he

Oleh : Ust. Dr. M. Arifin Badri Lc.M.A

Tidak ada komentar: