Ulama Zakir Naik terlihat hadir dalam KTT Kuala Lumpur 2019, Kamis (19/12/2019), pertemuan yang menghadirkan para perwakilan dari negara mayoritas muslim.
Meski demikian, Zakir Naik menolak berbicara kepada media yang menghampirinya.
Ini diyakini sebagai penampilan publik pertamanya di acara yang diadakan pemerintah sejak menjadi sorotan atas pernyataan yang dianggap rasis.
Dia dituduh menghina komunitas Hindu India dan China dalam rekaman video yang kemudian menjadi viral. Sejak itu Zakir dilarang berceramah di beberapa negara bagian, namun masih menghadiri acara-acara ke-Islaman.
Zakir membantah telah berbuat rasis. Dia menyebut ada pihak yang mencoba menafsirkan ceramahnya pada 3 Agustus 2019 di Kota Baru, Kelantan, itu di luar konteks.
Pemerintah Malaysia sebenarnya ingin mengeluarkan Zakir Naik meskipun dia sudah mendapat status warga tetap. Namun Perdana Menteri Mahathir Mohamad tak ada negara yang sejauh ini mau menerimanya.
“Kami sedang berusaha untuk mendapatkan tempat di mana dia bisa tinggal, tapi saat ini tak ada yang mau menerimanya,” kata Mahathir.
Belakangan Kementerian Luar Negeri Malaysia menyatakan akan mengirim surat resmi kepada Pemerintah India, berisi penjelasan bahwa pihaknya tak akan memulangkan Naik ke negara asalnya.
Menlu Saifuddin Abdullah mengatakan dia berdiskusi dengan Jaksa Agung Tommy Thomas mengenai surat tersebut.
Saat bertemu dengan Menlu India S Jaishankar di Thailand untuk KTT ASEAN ke-35, mereka mengangkat isu ini. Dari situ Jaishankar meminta Saifuddin untuk mengirim surat resmi sebagai tanggapan dari Pemerintah Malaysia.
Sementara itu KTT Kuala Lumpur 2019 merupakan pertemuan yang mengundang para pemimpin dan cendekiawan dari negara mayoritas berpenduduk muslim. Acara yang akan digelar sampai 21 Desember ini membahas berbagai isu, salah satunya nasib muslim Uighur, di Xinjiang, China.
Presiden Recep Tayyip Erdogan dilaporkan akan hadir bersama dengan pemimpin Qatar. Namun beberapa negara seperti Arab Saudi dan Pakistan menyatakan tak akan menghadiri KTT Kuala Lumpur. Raja Salman mengatakan sebaiknya permasalahan terkait umat Islam dibahas di pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).,
sumber iNews.id
Tidak ada komentar: