Riyadhush Shalihin Bab 34 – Wasiat Berbuat Baik Kepada Kaum Wanita

Wasiat Berbuat Baik Kepada Kaum Wanita

6/278 – Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya.” (HR. Tirmidzi: 1162)

Berakhlak mulia mencakup dua hal; kepada Allah dan kepada makhluk-Nya. Bahkan Imam Ahmad dan yang lainnya menyebutkan sebuah riwayat yang menunjukkan bahwa akhlak kepada makhluk menempati posisi penting dalam kehidupan. Sebab, ia juga sebagai salah satu penentu selamat atau celakanya seseorang nanti di hari kiamat mengalahkan ibadah yang mungkin siang malam ia kerjakan. Dari Abu Hurairah, ia berkata:

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا، وَصِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ: ” هِيَ فِي النَّارِ 
“Seorang laki-laki berkata, ‘Wahai Rasulullah! Sesungguhnya si fulanah banyak shalatnya, banyak pula sedekah dan puasanya, namun ia suka menyakiti tetangganya dengan lisannya.’ Maka Nabi bersabda, ‘Ia di Neraka.’” (HR. Ahmad no. 9675 dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib no.2560)

Di antara makhluk Allah yang paling berhak mendapatkan kebaikan kita adalah istri dan anak-anak. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لِأَهْلِي
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan akulah yang paling baik di antara kalian dalam bermuamalah dengan keluargaku.” (HR. Tirmidzi: 3895, ash-Shahihah: 1174)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan wajibnya berbuat baik kepada keluarga karena memang kenyataannya banyak orang yang bisa berakhlak mulia kepada orang lain dari sahabat dan rekan-rekan kerjanya namun tidak bisa berakhlak mulia kepada keluarganya sendiri. Inilah yang dikatakan oleh Imam Syaukani rahimahullah:

“Kebanyakan orang terjatuh pada keadaan ini. Engkau melihat seorang yang apabila bertemu dengan keluarganya adalah orang yang paling buruk akhlaknya, pelit dan paling sedikit kebaikannya. Dan apabila ia bertemu dengan orang lain yang bukan keluarganya, maka wataknya pun menjadi lunak, akhlaknya baik, dermawan dan banyak kebaikannya. Tidak diragukan lagi bahwa barang siapa yang seperti ini maka akan terhalang dari taufik dan menyimpang dari jalan yang benar.” (Nailul Authar: 6/245-246, Qawaid Nabawiyyah: 230)

Oleh sebab itu, seorang muslim harus menyadari bahwa keluarga terutama anak dan istrinya adalah orang-orang yang paling berhak mendapatkan kebaikan dari dirinya.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar: