Doktrin yang diajarkan oknum Aswaja untuk membenci Dakwah Salaf

Bismillah, saya sering share artikel dakwah di group WhatsApp namun ada yg jadi admin sangat anti dakwah yang hak mengajak manusia kepada kemurnian ajaran Islam atau dikenal dengan manhaj salaf sehingga saya di keluarkan begitu saja. Mereka mendoktrin pengikutnya dengan berbagai tuduhan dan fitnah seperti melabeli Wahabi dll bertujuan menanamkan kebencian tanpa mau mencari tahu kebenaran tuduhan tersebut.

Mereka mencari kambing hitam untuk menjauhkan umat dari pemahaman agama yang benar dengan mencari segelintir nama yang cukup terkenal di kalangan salafi seperti Ibnu Taimiyah, syeikh bin baz rahimakumullah dll. Padahal apa yang mereka ajarkan sejalan dengan apa yang diajarkan oleh para sahabat nabi hingga ke 3 generasi terbaik setelah mereka.


Memang tidak dipungkiri ada oknum yang mengaku bermanhaj salaf telah membuat orang lari dikarenakan cara penyampaian yang tidak hikmah namun hak tetaplah hak yang harus diikuti lewat orang yang aqidah nya lurus dan memiliki metode dakwah yang penuh hikmah.

Manhaj salaf tidak melarang bermazhab hanya saja dilarang taklid buta tanpa ilmu. Dan banyak hal yang perlu diluruskan dari berbagai tuduhan mereka.

Sungguh benar firman Allah taala

(كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةࣰ وَ ٰ⁠حِدَةࣰ فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِیِّـۧنَ مُبَشِّرِینَ وَمُنذِرِینَ وَأَنزَلَ مَعَهُمُ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ لِیَحۡكُمَ بَیۡنَ ٱلنَّاسِ فِیمَا ٱخۡتَلَفُوا۟ فِیهِۚ وَمَا ٱخۡتَلَفَ فِیهِ إِلَّا ٱلَّذِینَ أُوتُوهُ مِنۢ بَعۡدِ مَا جَاۤءَتۡهُمُ ٱلۡبَیِّنَـٰتُ بَغۡیَۢا بَیۡنَهُمۡۖ فَهَدَى ٱللَّهُ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ لِمَا ٱخۡتَلَفُوا۟ فِیهِ مِنَ ٱلۡحَقِّ بِإِذۡنِهِۦۗ وَٱللَّهُ یَهۡدِی مَن یَشَاۤءُ إِلَىٰ صِرَ ٰ⁠طࣲ مُّسۡتَقِیمٍ)
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. [Surat Al-Baqarah 213] 

Jika anda pencari kebenaran maka telusuri dengan seksama. Islam agama tegak diatas dalil bukan milik sekelompok orang yang diklaim oleh Aswaja. Ajaran Islam telah sempurna maka ikutilah metode salafus shalih terdahulu memahami ajaran Islam yang murni.

Berikut ini diantara tuduhan mereka yang sering mereka propaganda kan kepada masyarakat awam baik di dunia nyata maupun di dunia Maya.

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇
🏷 CARA MUDAH MENGENALI WAHABI🏷

SEBELUM MENSHARE SESUATU LIHAT TERLEBIH DAHULU

jika ada 6 orang maka JANGAN dishare:

1. Muhammad bin Abdul Wahhab

(Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi)

2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, terkenal dg sebutan SYEKH BIN BAZ

3. Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.

Terkenal dg sebutan: SYEKH UTSAIMIN

Al Utsaimin adalah ahli fiqih-nya Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru nyeleneh yang difatwakan olehnya. 


4. Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terkenal dengan sebutan ALBANI

(Dia pelopor wahabi di bidang hadist) 

5. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan atau dikenal denga nama: AL FAUZAN

6. Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin atau dikenal dengan sebutan 
SYEKH JIBRIN

Memang ilmu bisa diambil dari mana & siapa saja, tapi untuk ilmu agama wajib mengetahui darimana & dari siapa ilmu itu diambil.  Karena nanti ada tanggung jawab di akhirat. 

Wajib kita mengshare yang ulama" kalangan kita sendiri yakni:

Dari para ulama' ahlus sunnah kita baik ulama yang habaib atau bukan. 

Materi yg selalu di bahas oleh wahabi:

1. KEMBALI pada Al Qur'an & Sunnah.

---> artinya ANTI Madzhab/TIDAK bermadzhab.

Padahal mereka selalu mengambil pendapat dari ulama madzhab, khususnya madzhab Hambali, cuman mereka malu malu untuk mengakuinya.


2. Menyuarakan kata:  SYIRIK & BID'AH

Kalimat ini hanya berdasar satu hadist nabi saja.  

3. Akan selalu mengambil pendapat dr 6 TOKOH yg sudah disebutkan di atas.

4. Anti Maulid


5. Anti Tahlil

6. Anti bermacam² sholawat
(Hanya mau sholawat Ibrohimiyah saja)

8. Anti Tasawwuf.

7. Menyebut orang yang ziaroh kubur dengan menyembah kuburan.

8. Selalu menggunakan 2 kalimat dibawah ini untuk menjatuhkan argumen² orang yang berlawanan dengan mereka:

a.  MANA DALIL NYA?

b.  TIDAK ADA KEBAIKAN kecuali PASTI akan dilakukan oleh sahabat nabi, sedangkan sahabat tidak melakukannya

Mohon diperhatikan...
#Ustadzah Syarifah Ummu Maryam Bilfagih
🏷 Grup Aswaja 🏷

◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇◆◇

Berikut ini tulisan panjang yang mereka buat untuk merendahkan syeikh Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah yang banyak menghasilkan karya ilmiahnya yang sangat banyak terutama perihal aqidah dan penyimpangan aqidah.

Hal ini membuat para ahlussunah versi aswaja mencari cari perkataan ulama mereka untuk menebarkan tuduhan sehingga manusia awam dan orang berpenyakit hatinya menjadi terpangaruh. Nauzubillah

_____________________________

MENGENAL SOSOK IBNU TAIMIYAH (661-728 H)

Sejarah Singkat Ibnu Taimiyah.

Ahmad ibn Taimiyah lahir di Harran, Syiria, di tengah keluarga berilmu yang bermadzhab Hanbali. Ayahnya adalah seorang yang berperawakan tenang. Beliau dihormati oleh para ulama’ Syam dan para pejabat pemerintah sehingga mereka mempercayakan beberapa jabatan ilmiyah kepadanya untuk membantunya. Setelah ayahnya wafat, Ibnu Taimiyah menggantikan posisinya. Orang-orang yang selama ini mempercayai ayahnya, menghadiri majelisnya guna mendorong dan memotivasinya dalam meneruskan tugas-tugas ayahnya dan memujinya. Namun pujian tersebut ternyata justru membuat Ibnu Taimiyah terlena dan tidak menyadari motif sebenarnya di balik pujian tersebut. Ibnu Taimiyah mulai menyebarkan satu demi satu bid’ah-bid’ahnya hingga para ulama’ dan pejabat yang dulu memujinya tersebut mulai menjauhinya satu persatu.

Komentar para ulama’ Ahlussunnah tentang Ibnu Taimiyah

1. Al-Hafizh Ibnu Hajar (W. 852 H) menukil dalam kitab ad-Durar al-Kaminah, juz I, hlm 154-155 bahwa para ulama’ menyebut Ibnu Taimiyah dengan tiga sebutan: Mujassim, Zindiq, Munafiq.

2. Ibnu Hajar al-Haitami (W. 974 H) dalam karyanya Hasyiyah al-Idhah fi Mansik Hajj wa ‘Umrah li an-Nawawi, hlm. 214 menyatakan tentang pendapat Ibnu Taimiyah yang mengingkari kesunnahan safar (perjalanan) untuk ziarah ke makam Rasulullah: “Janganlah tertipu dengan pengingkaran Ibnu Taimiyah terhadap kesunnahan ziarah ke makam Rasulullah, karena sesungguhnya ia adalah seorang hamba yang disesatkan oleh Allah ......”

3. Pengarang kitab Kifayatul Akhyar; Syeikh Taqiyyuddin al-Hushni (W. 829 H) setelah menuturkan bahwa para ulama’ dari empat madzhab menyatakan Ibnu Taimiyah sesat, dalam karyanya Daf’u Syubah Man Syabbaha wa Tamarrada beliau menyatakan: “Maka dengan demikian, kekufuran Ibnu Taimiyah adalah hal yang disepakati oleh para ulama’.”

4. Adz-Dzahabi (mantan murid Ibnu Taimiyah) dalam risalahnya Bayan Zaghal al-Ilmi wa ath-Thalab, hlm 17 berkata tentang Ibnu Taimiyah: “Saya sudah lelah mengamati dan menimbang sepak terjangnya (Ibnu Taimiyah), hingga saya merasa bosan setelah bertahun-tahun menelitinya. Hasil yang saya peroleh, ternyata bahwa penyebab tidak sejajarnya Ibnu Taimiyah dengan ulama’ Syam dan Mesir serta ia dibenci, dihina, didustakan dan dikafirkan oleh penduduk Syam dan Mesir adalah karena dia sombong, terlena oleh diri dan hawa nafsunya (ujub), sangat haus dan gandrung untuk mengepalai dan memimpin para ulama’ dan sering melecehkan para ulama’ besar. Lihatlah para pembaca betapa berbahayanya megaku-ngaku sesuatu yang tidak dimilikinya dan betapa nestapanya akibat yang ditimbulkan dari gandrung akan popularitas dan ketenaran. Kita mohon semoga Allah mengampuni kita.” Adz-Dzahabi melanjutkan: “Sesungguhnya apa yang telah menimpa Ibnu Taimiyah dan para pengikutnya hanyalah sebagian dari resiko yang harus mereka peroleh, janganlah pembaca ragukan hal ini.”

Beberapa Penyimpangan Ibnu Taimiyah

Kami menyebutkan pendapatnya yang sesat dan menyebutkan sumbernya. Dan kami menyebutkan bantahannya yang bersumber dari para ulama, namun kami tidak menyebutkan dalil lengkapnya. Bagi yang ingin lebih tahu bantahannya, silahkan cek kitab tersebut.

1. Ibnu Taimiyah meyakini jenis alam adalah azali seperti halnya Allah azali. (lihat Muwafaqah Sharih al-Ma’qul Li Shahih al-Manqul 1/64, 1/245, 2/75, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyah 1/109, 224, Naqd Maratib al-Ijma’ 168, Syarah Hadits ‘Imran bin Husain 193, Majmu’ al-Fatawa 18/239, Syarah Hadits an-Nuzul 161, al-Fatawa 6/300, Majmu’ah Tafsir 12-13)

Bantahan:
Az-Zarkasyi dalam Tasynif al-Masami’ menegaskan: “Dan alam ini seluruhnya; alam atas, alam bawah, jawahir dan ‘aradhnya adalah baru (makhluk) .....”.

Al-Qadhi ‘Iyadh dalam asy-Syifa’ menyatakan: “Demikian pula kita memastikan kekafiran orang yang meyakini keqadiman alam dan kekalnya alam ....”
Al-Imam as-Subki menegaskan: “Ketahuilah bahwa hukum Jawahir dan ‘Aradh semuanya adalah baru, jadi alam semuanya baru, hal ini disepakati (ijma’) oleh ummat Islam bahkan semua agama, barangsiapa menyalahi dalam masalah ini maka dia telah kafir karena menyalahi ijma’ yang qath’i.”

2. Ibnu Taimiyah meyakini berlakunya sifat-sifat baru bagi Allah. (lihat Muwafaqah Sharih al-Ma’qul li Shahih al-Manqul 1/64, 142, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/210, 224, Majmu’ al-Fatawa 6/299, Majmu’ah Tafsir 309,312-314)

Bantahan: lihat kitab at-Tabshir fi ad-Din, hlm 97-98 karya al-Imam Abu al-Muzhaffar al-Asfarayini, al-Maqalat, hlm 32 karya syeikh Muhammad Zahid al-Kawtsari

3. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah adalah jisim (benda). (lihat Syarah Hadits an-Nuzul, 80, Muwafaqah Sharih al-Ma’qul Li Shahih al-Manqul 1/162, 148, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/197, 180, 204, Majmu’ al-Fatawa 4/152, Bayan Talbis al-Jahmiyyah 1/101)

Bantahan:
Al-Imam asy-Syafii menyatakan:
المجسم كافر
“al-Mujassim (orang yang meyakini bahwa Allah adalam jisim), maka ia telah keluar dari Islam.” (lihat al-Asybah wa an-Nazhair, hlm 273 karya al-Hafizh as-Suyuthi)
Imam Ahmad bin Hanbal juga berkata:

من قال الله جسم لا كالأجسام كفر
“Orang yang berkata bahwa Allah adalah benda yang tidak seperti benda-benda, maka ia telah kafir.” (Riwayat al-Hafizh Badruddin az-Zarkasyi dalam Tasynif al-Masami’).

Al-Imam Abu Hasan al-Asy’ari dalam kitabnya an-Nawadir menegaskan:

من اعتقد ان الله جسم فهو غير عارف بربه وإنه كافر بربه
“Barangsiapa meyakini bahwa Allah adalah jisim maka ia tidak mengenal Tuhan-nya dan kafir terhadap-Nya.”

4. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah berbicara dengan huruf dan suara dan bahwa Allah kadang berbicara dan kadang diam. (lihat Risalah fi Shifat al-Kalam 51, 54, Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/221, Muwafaqah Sharih al-Ma’qul Li Shahih al-Manqul 2/143, 151, 4/107, Majmu’ al-Fatawa 6/160, 234, 5/556-557, Majmu’ah Tafsir 311)

Bantahan: lihat kitab al-Fiqh al-Akbar karya al-Imam Abu Hanifah, syarah ath-Thahawiyah, hlm 14 karya asy-Syaibani, at-Tabshir fi ad-Din, hlm 102 karya al-Imam Abu al-Muzhaffar al-Asfarayini, 

5. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah berpindah, bergerak dan turun. (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/210,262, Muwafaqah Sharih al-Ma’qul Li Shahih al-Manqul 2/4-5, syarih Hadits an-Nuzul 38,66,99, Majmu’ al-Fatawa 5/131,415)

Bantahan: lihat kitab Tarikh, 10/327 karya Ibnu Katsir, al-Asma’ wa ash-Shifat, hlm 454-455 karya al-Baihaqi, Fathul Bari, 3/31 karya al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani.

6. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah memiliki hadd (ukuran). (lihat Muwafaqah Sharih al-Ma’qul Li Shahih al-Manqul 2/29-30, Bayan Talbis al-Jahmiyyah 1/111, 427, 433, 445)

Bantahan: I’tiqad al-Imam al-Mubajjal Ahmad ibn Hanbal, hlm 6 karya Abu al-Fadhl at-Tamimi, al-Farq bayna al-Firaq, hlm 332 karya Abu Manshur al-Baghdadi, al-Asma wa ash-Shifat, hlm 47, 415 karya al-Bayhaqi.

7. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah berada di suatu arah dan tempat. (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/56, 142, 217, 242, 249, 250,262,264, ar-Risalah at-Tadmuriyyah, 46, Bayan Talbis al-Jahmiyyah 1/526)

Bantahan: al-Farq bayna al-Firaq, hlm 333 karya al-Baghdadi, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin, 2/108-109 karya az-Zabidi, at-Ta’awun ‘ala an-Nahy ‘an al-Munkar, hlm 43-44 karya al-Harari, Najm al-Muhtadi wa Rajm al-Mu’tadi, hlm 545, 551 karya Ibnu al-Mu’allim al-Qurasyi, Fath al-Bari, 6/136 karya al-‘Asqalani, al-Minhaj al-Qawim, hlm 64 karya al-Haytami, Syarah al-Misykat al-Mashabih 3/300 karya Syeikh Ali al-Qari.

8. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa Allah duduk di atas arsy. (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 1/260-262, Syarah Hadits an-Nuzul 66, 105, 145, 151, Majmu’ al-Fatawa 5/519, 527, 16/434, Bayan Talbis al-Jahmiyah 1/576, Majmu’ah Tafsir 354-355, 356-359, al-Fatawa al-Hamawiyyah 79, al-Fatawa 4/374, Bayan Talbis al-Jahmiyyah 1/568)

Bantahan: lihat kitab al-Asma’ wa ash-Shifat, hlm 413 karya al-Bayhaqi, as-Sayf ash-Shaqil, hlm 99 karya at-Taqiyy as-Subki, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin, 2/108-109 karya az-Zabidi, Daf’u Syubah at-Tasybih, hlm 40 karya Ibn al-Jauwzi, asy-Syarh al-Qawim, hlm 114-115, 121-122 karya al-Harari.

9. Ibnu Taimiyah meyakini bahwa neraka akan punah dan siksa orang-orang kafir di neraka akan berakhir dan usai. (lihat ar-Radd ‘ala Man Qala bi Fana’ al-Jannah wa an-Nar, hlm 52,67,71-72, Hadi al-Arwah, hlm 579,582)

Bantahan: lihat kitab al-I’tibar bi Baqa’ al-Jannah wa an-Nar, hlm 60,67 karya at-Taqiyy as-Subki, syarah al-‘Aqidah an-Nasafiyyah, hlm 140 karya at-Taftazani, al-Maqalat al-Kawtsari, hlm 396 karya al-Kawtsari, at-Tadzkirah karya al-Qurthubi, Fath al-Bari, 11/421 karya al-‘Asqalani, Faidh al-Qadir, 6/241 karya al-Munawi.

10. Ibnu Taimiyah menafikan Takwil Tafshili dari para ulama’ salaf. (lihat Majmu’ah al-Fatawa 6/394)

Bantahan: lihat kitab al-Asma’ wa ash-Shifat, hlm 100, 309 karya al-Bayhaqi

11. Ibnu Taimiyah mengharamkan Tawassul dengan para nabi dan orang-orang shaleh dan Tabarruk dengan mereka dan peninggalan-peninggalan mereka. (lihat at-Tawassul wa al-Wasilah 24,150, ar-Radd ‘ala al-Manthiqiyyin 534)

Bantahan: lihat kitab syifa’ as-Saqam, hlm 160 karya at-Taqiyy as-Subki, al-Qaul al-Badi’, hlm 430, 442 karya as-Sakhawi. Juz fihi ar-Radd ‘ala al-Bani, hlm 55-61 karya al-Ghumari, al-Maqalat as-Sunniyyah, hlm 278-279, 284 karya al-Harari,

12. Ibnu Taimiyah mengharamkan melakukan safar (perjalanan jauh) untuk berziarah ke makam Nabi dan menganggap safar tersebut adalah maksiat yang tidak boleh mengqashar shalat di dalamnya. (lihat Majmu’ Fatawa 4/520, al-Fatawa al-Kubra 1/142, ar-Radd ‘ala al-Akhna-i 165)

Bantahan: lihat kitab asy-Syifa’, 2/83 karya al-Qadhi ‘Iyadh, al-Adzkar, hlm 216 karya an-Nawawi, al-Madkhal, 1/256 karya Ibnu al-Hajj, Hasyiyah Ibnu Hajar ‘ala Matn al-Idhah, hlm 443 karya al-Haitami, Tharh at-Tatsrib, 6/43-44 karya abu Zur’ah al-Iraqi, Syifa’ as-Saqam, hlm 118-119 karya at-Taqiyy as-Subki, Fath al-Bari, 3/66 karya al-‘Asqalani, Siyar A’lam an-Nubala’, 4/484, Subul al-Huda wa ar-Rasyad, 1/383 karya ash-Shalihi.

13. Ibnu Taimiyah membenci dan memusuhi Sayyidina Ali serta mencela dan menyalahkan Sayyidina Ali yang memerangi orang-orang yang membangkang (Bughat) terhadapnya. (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 2/203, 204,208,214, 3/156, 145,175, 4/38, 180, 205, 208,281)

Bantahan: lihat kitab Fath al-Bari 1/543, at-Talkhis al-Habir, 4/44 karya Ibnu Hajar, al-I’tiqad, hlm 248 karya al-Bayhaqi, Fath al-Jawad bi Syarh al-Irsyad, 2/295 karya al-Haytami.

14. Ibnu Taimiyah menilai dhaif atau maudhu’ sekitar 11 hadits yang menunjukkan keutamaan Sayyidina Ali, padahal menurut para ulama’ hadits-hadits tersebut mutawatir, shahih atau hasan. (lihat Minhaj as-Sunnah an-Nabawiyyah 2/119,204,208, 3/9-10,17,156, 4/16,75,84-86, 96-97,99,104,138, al-Fatawa 4/138, 415, Majmu’ al-Fatawa 4/410)

Bantahan: al-Maqalat as-Sunniyyah, hlm 353-377 karya al-Harari, Hadiyyah ash-Shugra, Fath al-Malik al-‘Aliyy, al-Burhan al-Jaliyy, ketiganya karya al-Ghumari.

15. Menyalahi ijma’ ulama’ dalam banyak masalah fiqih seperti beberapa masalah talak. Talak tiga di satu majlis, thalaq muallaq dan talaq al-Haidh. Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa talak tiga jatuh satu dan menurutnya talak muallaq adalah seperti sumpah-sumpah biasa, cukup membayar kaffarat jika syaratnya dilakukan, dan talak tersebut tidak jatuh, serta talak yang dijatuhkan saat istri haidh juga tidak jatuh. (Majmu’ al-Fatawa 33/8-9,46,66,71,92)

Bantahan: lihat kitab al-Ijma’, hlm 103 karya Ibnu al-Mundzir, Fath al-Bari, 9/365 karya al-Asqalani, Hasyiyah ash-Shawi ‘ala al-Jalalein 1/107, al-Isyfaq ‘ala Ahkam ath-Thalaq, hlm 43-44 karya al-Kawtsari, Ikhtilaf al-Ulama’, hlm 219 karya al-Marwazi, as-Sunan al-Kubra, 7/325 karya al-Bayhaqi, Shahih al-Bukhari, kitab ath-Thalaq, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin, 5/396 karya az-Zabidi,

Kalangan Ahlusunnah Waljamaah cuma menyebut Ibnu Taimiyah dengan Syaikhul Islam untuk gelaran hafalan haditsnya. Dalam beberapa ijtihad beliau yang menyesatkan umat tidak dipakai dan dikaji. Terutama kesesatan dalam membagi tauhid menjadi 3 bahagian, sehingga mengkafirkan ahli kiblat. Lebih aneh menganggap Abu Jahal lebih beriman daripada seorang muslim yang bertawasul di makam Rasulullah dan para Wali. Juga kesesatan ijtihad Bab Tasawul dan Ziarah ke Makam Rasulullah ditolak ulama ahlusunnah waljamaah. Maka hendaklah jangan mengambil pemikiran sesat Ibnu Taimiyyah dan pengikutnya.

Semoga Allah memberikan hidayah, taufiq dan inayah kepada kita semua, sehingga kita menjadi hamba Allah dan ummat Nabi Muhammad yang diridhai, aamiin.

Tidak ada komentar: