HADITS PALSU 30 KEUTAMAAN SHALAT TARAWIH

Diantara sunnah-sunnah yang dituntunkan oleh syariat kita pada bulan Ramadhan adalah shalat Tarawih. Hadits-hadits Nabi yang mulia telah banyak yang menerangkan tentang keutamaan shalat tesebut.

Berkaitan dengan hal itu, terdapat sebuah hadits yang masyhur, khususnya di Indonesia, yaitu “30 keutamaan shalat tarawih” atau “keutamaan shalat tarawih per malam”. Apakah hadits itu shahih ? Bolehkah kita menyampaikannya di tengah-tengah kaum muslimin? Berikut ini sedikit bahasan untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Teks hadits
عن علي بن ابي طالب رضي الله تعالى عنه أنه قال : ” سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح فى شهر رمضان فقال
يخرج المؤمن ذنبه فى اول ليلة كيوم ولدته أمه
وفى الليلة الثانية يغفر له وللأبوية ان كانا مؤمنين
وفى الليلة الثالثة ينادى ملك من تحت العرش؛ استأنف العمل غفر الله ماتقدم من ذنبك
وفى الليلة الرابعة له من الاجر مثل قراءة التوراه والانجيل والزابور والفرقان
وفى الليلة الخامسة أعطاه الله تعالى مثل من صلى في المسجد الحرام ومسجد المدينة والمسجد الاقصى
وفى الليلة السادسة اعطاه الله تعالى ثواب من طاف بالبيت المعمور ويستغفر له كل حجر ومدر
وفى الليلة السابعة فكأنما أدرك موسى عليه السلام ونصره على فرعون وهامان
وفى الليلة الثامنة أعطاه الله تعالى ما أعطى ابراهيم عليه السلام
وفى الليلة التاسعة فكأنما عبد الله تعالى عبادة النبى عليه الصلاة والسلام
وفى الليلة العاشرة يرزقة الله تعالى خير الدنيا والآخرة
وفى الليلة الحادية عشر يخرج من الدنيا كيوم ولد من بطن أمه
وفى الليلة الثانية عشر جاء يوم القيامة ووجهه كالقمر ليلة البدر
وفى الليلة الثالثة عشر جاء يوم القيامة آمنا من كل سوء
وفى الليلة الرابعة عشر جاءت الملائكة يشهدون له أنه قد صلى التراويح فلا يحاسبه الله يوم القيامة

وفى الليلة الخامسة عشر تصلى عليه الملائكة وحملة العرش والكرسى
وفى الليلة السادسة عشر كتب الله له براءة النجاة من النار وبراءة الدخول فى الجنة
وفى الليلة السابعة عشر يعطى مثل ثواب الأنبياء
وفى الليلة الثامنة عشر نادى الملك ياعبدالله أن رضى عنك وعن والديك
وفى الليلة التاسعة عشر يرفع الله درجاته فى الفردوس
وفى الليلة العشرين يعطى ثواب الشهداء والصالحين
وفى الليلة الحادية والعشرين بنى الله له بيتا فى الجنة من النور
وفى الليلة الثانية والعشرين جاء يوم القيامة آمنا من كل غم وهم
وفى الليلة الثالثة والعشرين بنى الله له مدينة فى الجنة
وفى الليلة الرابعة والعشرين كان له اربعه وعشرون دعوة مستجابة
وفى الليلة الخامسة والعشرين يرفع الله تعالى عنه عذاب القبر
وفى الليلة السادسة والعشرين يرفع الله له ثوابه أربعين عاما
وفى الليلة السابعة والعشرين جاز يوم القيامة على السراط كالبرق الخاطف
وفى الليلة الثامنة والعشرين يرفع الله له ألف درجة فى الجنة
وفى الليلة التاسعة والعشرين اعطاه الله ثواب الف حجة مقبولة
وفى الليلة الثلاثين يقول الله : ياعبدى كل من ثمار الجنة واغتسل من مياه السلسبيل واشرب من الكوثرأنا ربك وأنت عبدى”
 Dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang keutamaan Shalat Tarawih pada Bulan Ramadhan. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

➡Malam ke 1 : Siapa yang shalat tarawih pada malam pertama dihapus dosa seorang mu’min seperti ketika ia dilahirkan.
➡Malam ke 2 : Shalat tarawih pada malam kedua diampuni dosa dirinya dan kedua orang tuanya, jika keduanya mu’min.
➡Malam ke 3 : Semua malaikat yang berada di bawah Arsy menyeru, “Perbanyaklah amalmu, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat."
➡Malam ke 4 : Allah akan memberikat pahala sebagaimana pahala orang yang membaca Taurat, Injil, Zabur juga Al Qur’an.
➡Malam ke 5 : Allah Ta'ala memberinya pahala seperti pahala Sholat di Masjidil Haram, Masjid Madinah dan Masjid Aqsho.
➡Malam ke 6 : Allah Ta'ala memberinya pahala Thawaf di Baitul Makmur dan dimintakan ampun baginya oleh setiap batu, pasir dan benda yang berada disana.
➡Malam ke 7 : Seakan – akan ia hidup pada zaman Nabi Musa AS dan membelanya dari Fir’aun & Hamman.
➡Malam ke 8 : Allah Ta'ala memberinya pahala seperti pahala apa yang diberikan kepada Nabi Ibrohim AS.
➡Malam ke 9 : Seakan – akan ia telah beribadah kepada Allah Ta'ala seperti ibadahnya Nabi Muhammad ﷺ
➡Malam ke 10 : Allah Ta'ala memberinya Rizki dan kebaikan di dunia dan akhirat.
➡Malam ke 11 : Apabila ia meninggal dunia, seperti dilahirkan dari ibunya
➡Malam ke 12 : Ia datang pada hari kiamat dengan wajah berseri – seri seperti bulan purnama.
➡Malam ke 13 : Ia datang pada hari kiamat, selamat dari kejahatan (kejelekan)
➡Malam ke 14 : Malaikat menyaksikan bahwa pada sesungguhnya orang tersebut telah Sholat Tarawih maka pada hari kiamat kelak Allah Ta'ala tidak akan menghisabnya.
➡Malam ke 15 : Malaikat penopang Arsy dan kursi membaca sholawat untuknya.
➡Malam ke 16 : Allah Ta'ala mencatat baginya akan dibebaskan dari dari api neraka dan masuk surga.
➡Malam ke 17 : Diberikannya pahala seperti pahala para Nabi.
➡Malam ke 18 : Ia dipanggil oleh malaikat, “Hai hamba Allah, ketahuilah bahwa Allah meridloimu & kedua orang tuamu”.
➡Malam ke 19 : Allah mengangkat derajatnya hingga derajat orang – orang yang ada di surga firdaus.
➡Malam ke 20 : Dia diberi pahala para syuhada’ & orang – orang sholeh.
➡Malam ke 21 : Allah Ta'ala membuatkan baginya sebuah istana di surga dari cahaya.
➡Malam ke 22 : Pada hari kiamat nanti, selamat dari kesulitan dan kesusahan.
➡Malam ke 23 : Allah Ta'ala membangun baginya sebuah kota di surga.
➡Malam ke 24 : Dua puluh empat (24) permintaanya dikabulkan Allah SWT.
➡Malam ke 25 : Allah Ta'ala mengangkatnya dari siksa kubur.
➡Malam ke 26 : Allah Ta'ala mengangkat baginya pahala empat puluh tahun (40 th)
➡Malam ke 27 : Ia akan melewati jembatan Shorotul Mustaqim pada hari kiamat kelak seperti kilat menyambar.
➡Malam ke 28 : Allah Ta'ala mengangkat baginya seribu (1000) derajat di surga.
➡Malam ke 29 : Allah Ta'ala akan mengkaruniakan kepadanya pahala seribu haji yang mabrur.
➡Malam ke 30 : Allah Ta'ala akan memberi penghormatan kepada orang yang bertarawih pada malam terakhir dengan firman-Nya (yang bermaksud) : “Wahai Hambaku, …! makanlah segala jenis buah – buahan yang engkau inginkan untuk dimakan di dalam surga dan mandilah kamu di dalam sungai yang bernama salsabil serta minumlah air dari telaga yang dikaruniakan kepada Nabi Muhammad ﷺ bernama Al-Kautsar.

(Hadits ini disebutkan oleh Syaikh al-Khubawi dalam kitab Durrotun Nashihiin, hal. 16 – 17)

Indikasi-indikasi kepalsuan hadits
Perlu diketahui bahwasanya hadits yang munkar dan palsu membuat hati penuntut ilmu menjadi geli dan mengingkarinya. Rabi’ bin Hutsaim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya hadits itu memiliki cahaya seperti cayaha di siang hari, sehingga engkau dapat melihatnya. Dan memiliki kegelapan seperti gelapnya malam, sehingga engkau mengingkarinya.”1

Berikut ini beberapa indikasi atas palsunya hadits tersebut:

Pahala yang terlalu besar untuk amalan yang sederhana. Banyak keutamaan-keutamaan yang terdapat dalam hadits di atas termasuk dalam kejanggalan jenis ini, misalkan pada lafadz “Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.”

Bahkan, yang lebih parah adalah seseorang bisa mendapatkan pahala sebanding dengan pahala para Nabi (keutamaan shalat tarawih malam ke-17). Hal tersebut mustahil terjadi, karena sebanyak apapun amalan ibadah manusia biasa, tentu dia tidak akan mampu menyamai pahala Nabi. Nubuwah merupakan pilihan dari Allah semata. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah memilih utusan-utusan-(Nya) dari malaikat dan dari manusia. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Hajj [22] : 75)2

Tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang mu’tamad. Hadits tentang 30 keutamaan shalat tarawih di atas, tidak terdapat dalam kitab-kitab hadits yang mu’tamad. DR. Lutfi Fathullah mengatakan, “Jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.” Hal tersebut mengindikasikan bahwa hadits tersebut adalah hadits palsu.3

Pendapat para ulama dan penuntut ilmu

Lebih jauh lagi, apabila kita memperhatikan perkataan para ulama tentang hadits itu, tentu akan kita dapati mereka menganggapnya hadits palsu.

Al-Lajnah ad-Da’imah pernah ditanya tentang hadits tersebut, kemudian mereka menjawab,

كلا الحديثين لا أصل له، بل هما من الأحاديث المكذوبة على رسول الله صلى الله عليه وسلم
“Hadits tersebut adalah hadits yang tidak ada sumbernya (laa ashla lahu). Bahkan, hadits tersebut merupakan kebohongan atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”4

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan DR. Lutfi Fathullah, dimana disertasi beliau meneliti kitab Durratun Nashihin. Beliau mengatakan :

Ada sekitar 30 persen hadits palsu dalam kitab Durratun Nashihin. Diantaranya adalah hadits tentang fadhilah atau keutaman shalat tarawih, (yaitu) dari Ali radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallaam ditanya tentang keutamaan shalat tarawih, (lalu beliau bersabda) malam pertama pahalanya sekian, malam kedua sekian, dan sampai malam ketiga puluh.
Hadits tersebut tidak masuk akal. Selain itu, jika seseorang mencari hadits tersebut di kitab-kitab referensi hadits, niscaya tidak akan menemukannya.5

Wallahu a'lam.

Penulis: Abu Ka’ab Prasetyo
Artikel Muslim.Or.Id

http://muslim.or.id/hadits/hadits-palsu-30-keutamaan-shalat-tarawih.html

Catatan Kaki
1. al-Maudhuu’aat 605, Ibnul Jauzi rahimahullah
2. Lihat al-Manaarul Muniif hal. 55 – 105, karya Ibnul Qoyyim rahimahullah.
3. Lihat Hadits-hadits Lemah dan Palsu dalam Kitab Durrotun Nashihiin, karya DR. Ahmad Luthfi Fathullah; dan http:/majalah.hidayatullah.com/?p=1490
4. Fatwa Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta no. 8050, juz 4, hal 476-480. Ditanda tangani oleh Syaikh Abdul Azin bin Baaz sebagai ketua, Syaikh Abdurrazaq Afifi sebagai wakil, Syaikh Abdullah Ghuddayan sebagai anggota dan Syaikh Abdullah bin Qu’ud sebagai anggota.
5. Lihat http:/majalah.hidayatullah.com/?p=1490

Tidak ada komentar: