siapakah mereka, ketika ibadah menjadi kebutuhan

ketika ibadah menjadi kebutuhanPernahkah kita cemburu?

Ya demikianlah rasa dan perasaannya

Siapa yang tidak  cemburu..

perhatian hampir seluruh manusia tertuju pada yang satu ini ketika Ramadhan.

Telinga Peka dan siap mendengar

Mata menoleh berulang-ulang kali mata penunjuk waktu

Ketika datang bersahut-sahutan, disambut dan  hati siapa yang tidak bahagia

Telah basah dahaga dan telah terisi pembuluh

Anak-anak gembira memainkan jari mencomot hidangan

Yang paling bahagia adalah hati seorang mukmin ikhlas

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
“Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak”[1]
ketika ibadah menjadi kebutuhan
Ketika kita berbahagia ternyata ada yang cemburu,

adzan-adzan yang lain

adzan-adzan di luar Ramadhan

mereka cemburu…

Adalah adzan Subuh yang paling cemburu

sedikit sekali telinga yang terpasang

sedikit sekali mata yang terjaga

sedikit sekali hati yang tersentuh

dan sangat sedikit juga anggota badan yang bergerak

Padahal …

shalat subuh termasuk yang paling berat dilakukan oleh orang munafik

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ صَلاَةٌ أثْقَلَ عَلَى المُنَافِقِينَ مِنْ صَلاَةِ الفَجْرِ وَالعِشَاءِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً
“Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik selain dari shalat Shubuh dan shalat ‘Isya’. Seandainya mereka tahu keutamaan yang ada pada kedua shalat tersebut, tentu mereka akan mendatanginya walau sambil merangkak.” [2]

Padahal…

shalat adalah tempat istirahat dari segala ketegangan dan  kepenatan dunia

bagi mereka yang sudah merasakan manisnya iman

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

قُمْ يَا بِلَالُ فَأَرِحْنَا بِالصَّلَاةِ
“Berdirilah wahai Bilal (lantunkanlah adzan), istirahatkanlah kami dengan shalat.(H.R. Abu Dawud (V/165 no. 4986) dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani)

Padahal…

Shalat adalah tempat memohon solusi

betapapun rumitnya masalah dan sesaknya dada

كان النبي صلى الله عليه و سلم إذا حزبه أمر صلى
“jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  tertimpa suatu perkara yang berat maka beliau melakukan shalat“[3]

Dan Kami berdoa dalam mustajab di kemustajaban Ramadhan

Agar dimudahkan untuk beribadah yang menjadi kebutuhan kami

Merasakan lezatnya beribadah yang selalu dinanti

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’

(Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu).”

HR. Abu Dawud, disahihkan Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Dawud no. 1522

Tidak ada komentar: