Sudah Lama Ngaji Tapi Kalau Bercanda Masih Berbohong?

Si A : Antum ke masjid naik apa kok cepat sampai?
Si B : Ana kan dikawal Voorijder jadi semuanya disuruh minggir

(padahal kenyataannya tidak demikian)

---------------------
Saudaraku, salah satu hal yang mungkin dianggap biasa di sebagian kita, yakni berkelakar (bercanda) dengan mengada - ada (berbohong) agar suasana cair, agar orang lain tersenyum atau tertawa.

● Rambu - Rambu

Sesungguhnya teladan kita, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bercanda tapi tidaklah yang keluar dari lisan beliau kecuali yang benar,

sebagaimana hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu' anhu :

قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّك تُدَاعِبُنا. قَالَ: إِنَّي لا أَقُولُ إِلا حَقَّاً
"Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah engkau juga bercanda? Maka beliau menjawab,' Sesungguhnya tidaklah aku ucapkan kecuali yang benar."

(Shahih. HR. Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad no. 265, At-Tirmidzi no. 1990, Ahmad no. 8723, Ath-Thabrani dalam Al-Al-Mu'jam al-Ausath no. 8706. Lihat Ash-Shahihah no. 1726)
Sudah Lama Ngaji Tapi Kalau Bercanda Masih Berbohong?

● At-Targhib (Motivasi)

Sungguh kita dianjurkan untuk berkata jujur dalam segala keadaan bahkan dalam bercanda sekalipun,

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira bagi mereka yang menjaga lisannya saat bercanda :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
"Aku akan memberikan jaminan sebuah rumah di pinggir surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan sekalipun ia benar, dan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta sekalipun ia bercanda, serta rumah di bagian atas surga bagi orang yang akhlaknya bagus”.
(Hasan : HR. Abu Dawud no 4800, Lihat Ash-Shahihah no. 273)

● At-Tarhib (Ancaman)

Ketika kita mengetahui bahwa mereka yang berkata benar saat bercanda, maka ketahuilah bahwa guyonan kita dengan dibumbui kedustaan adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama ini.

Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengulang-ulang sampai tiga kali,

kebinasaan bagi mereka yang melakukan demikian sebagaimana sabdanya :

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ»
"Kecelakaanlah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya membuat orang lain tertawa dengan kebohongannya. Celakalah ia, celakalah ia. "

(Hasan. HR. Abu Dawud no. 4990, At-Tirmidzi no. 2315, Ahmad no. 2055, Lihat Shahihul Jami' no. 7136)

Berkata ash-Shan'ani rahimahullah dalam Subulus Salam (4/202) :

والحديث دليل على تحريم الكذب لإضحاك القوم وهذا تحريم خاص ويحرم على السامعين سماعه إذا علموه كذبا
"Hadits ini menjadi dalil atas haramnya berdusta untuk membuat tertawa suatu kaum, dan ini pengharaman yang khusus, dan diharamkan bagi orang-orang yang mendengarkan, mendengarkannya juga jika mereka mengetahuinya dia berdusta."

--------------
Ikhwah, semoga Allah menjaga lisan kita untuk selalu berkata jujur dan benar, karena ia akan mengantarkan kita ke Surga. Sebagaimana hadits shahihain, bahwa kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, kebaikan mengantarkan kepada surga, sebaliknya dusta mengantarkan pada kejahatan dan kejahatan mengantarkan pada neraka (wal 'iyadzubillah)

Allahu a'lam.

Rabu pagi, 10 Muharram 1438H
Abu Aisyah As-Samaranji
[ https://facebook.com/agung.supriyanto ]

Tidak ada komentar: