allah dan rasulnya melarang mendirikan masjid diatas kuburan

mendirikan masjid-masjid di atas kuburan dan shalat di sana serta membangun kubah-kubah di atas kuburan. Ini semua termasuk perantara-perantara terjadinya syirik. Sungguh Nabi shallallahu alaihi wasalam telah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena perbuatan itu sekaligus memperingatkannya. Sabda beliau :

"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani. Mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid." (Muttafaqun 'alaih).

"Ingatlah, sesungguhnya yang terjadi pada kaum sebelum kamu adalah mereka menjadikan kuburan nabi-nabi dan kubur orang shalih mereka sebagai masjid. Ingatlah, janganlah kamu jadikan kuburan sebagai masjid karena saya melarang hal itu. (Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dari hadits Jundub)
kuburan

Dan diriwayatkan oleh Muslim juga dari Jabir bin Abdillah Al-Anshari radhiallahu anhu , ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasalam melarang mengecat kubur, duduk di atasnya, dan membangun bangunan di atasnya."

Hadits-hadits yang semakna dengan itu masih banyak lagi. Maka seharusnya kaum muslimin waspada terhadapnya dan saling menasihati untuk meninggalkannya, karena Nabi shallallahu alaihi wasalam memperingatkannya, dan karena hal tersebut termasuk sarana menuju kepada penyekutuan Allah dengan penghuni kubur, berdoa kepadanya, istighatsah padanya, minta tolong kepadanya, serta perbuatan-perbuatan syirik yang lain.

Telah jelas bahwa syirik itu dosa terbesar, maka seharusnya waspada terhadap syirik dan hal-hal yang mengantarkan padanya. Sungguh Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan hambanya dari syirik yang Dia firmankan dalam berbagai ayatNya, di antaranya, yang artinya:

"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (An-Nisa': 48)

"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (Az-Zumar : 65)

"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Al-An'am : 88).


Ayat-ayat yang menerangkan hal itu jumlahnya masih banyak. Di antara syirik yang besar adalah berdo'a (memohon) kepada mayit, orang gaib (tidak ada di hadapannya, pen), jin, patung, pohon-pohon, bintang, beristighatsah dan minta tolong kepada mereka agar sembuh dari sakit dan terhindar dari bahaya musuh-musuh. Inilah agama orang-orang musyrik terdahulu dari kalangan kafir Quraisy dan selainnya. Seperti firman Allah tentang mereka, artinya:

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah." (Yunus : 18).

"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, bahwa kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (Az-Zumar : 2-3).


Masih banyak lagi ayat-ayat semakna dengannya. Ini menunjukkan bahwa orang orang musyrik dahulu mengetahui bahwa Allah adalah pencipta, pemberi rizki, pemberi manfaat, pemberi mudharat. Mereka menyembah tuhan-tuhan mereka hanyalah supaya tuhan-tuhannya memberi syafaat kepada mereka di sisi Allah dan supaya bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.

Tetapi Allah mengkafirkan mereka karena hal itu, dan mereka dihukumi dengan kekafiran dan kesyirikan, serta memerintahkan nabiNya untuk membunuh orang-orang musyrik sehingga beribadahnya hanya untuk Allah saja, seperti firman Allah, artinya:

"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah (syirik) lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." (Al-Baqarah : 193).

Dan sungguh para ulama telah menulis hal itu dalam kitab-kitabnya dan menjelaskan akan hakikat Islam yang Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabNya. Dan para ulama menjelaskan dalam kitab-kitab mereka tentang sesatnya agama jahiliyah dan aqidah-aqidahnya serta perbuatan mereka yang menyelisihi syari'at Allah.

Para ulama itu seperti Abdullah bin Al Imam Ahmad, Imam Besar Muhammad bin Khuzaimah di dalam kitab Tauhid, Muhammad bin Wadhdhah dan imam-imam yang lain. Alangkah bagusnya apa yang ditulis oleh Syaikh Abdur Rahman bin Hasan bin Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah dalam kitabnya Fathul Majid syarh kitab At-Tauhid tentang masalah tersebut.

(Diterjemahkan dari kitab Nashihatun Ammatun Lil Muslimin , karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz oleh Abu Yahya.)

Artikel Buletin An-Nur alsofwah

Tidak ada komentar: