inilah sebab terbesar hilangnya nikmat keamanan dan hidayah

Ayat yang mulia ini memperingatan dengan keras dari bahaya syirik, bahwa orang yang mempersekutukan Allah 'azza wa jalla tidak akan mendapatkan nikmat keamanan dan hidayah;

➡ Orang yang mempersekutukan Allah pasti tersesat dalam kehidupan dunia, bahkan dialah orang yang paling sesat. Allah ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا
“Barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An-Nisa: 116]
hilangnya nikmat keamanan dan hidayah

Allah ta’ala juga befirman,

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنْ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَنْ لَا يَسْتَجِيبُ لَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَهُمْ عَنْ دُعَائِهِمْ غَافِلُونَ وَإِذَا حُشِرَ النَّاسُ كَانُوا لَهُمْ أَعْدَاءً وَكَانُوا بِعِبَادَتِهِمْ كَافِرِينَ
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah yang tiada dapat memperkenankan (doa) nya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari (memperhatikan) doa para penyembahnya? Dan apabila manusia dikumpulkan (pada hari kiamat) niscaya sembahan-sembahan itu menjadi musuh mereka dan mengingkari pemujaan-pemujaan mereka.” [Al-Ahqof: 5-6]

➡ Orang yang mempersekutukan Allah pasti akan mendapatkan azab di dunia dan akhirat, bahkan kekal di neraka untuk selama-lamanya. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.” [Al-Maidah: 72]

Allah ta’ala juga berfirman,


إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أُولَئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluq.” [Al-Bayyinah: 6]

Dipetik dari Buku "Tauhid, Pilar utama Membangun Negeri" hal. 6-11 (Cetakan Kedua 1437 H) karya Ustadz Sofyan Chalid Ruray hafizhahullah

Sumber: akun fb ustadz Sofyan Chalid Ruray

Tidak ada komentar: