Yg berat itu bukan rindu, tapi dosa kerja di bank

Yang mungkin membuat bekerja di bank terkonang sebagai pekerjaan yg keji adalah prinsip yg dianut semua bank konvensional, yakni "it creates far less value than it captures" ... bank memberi pertambahan nilai jauh lebih sedikit dibanding apa yg dijupuknya.

Bayangkan sebuah bisnis penerbangan atau airline. Bisnis ini membuat orang bisa berpergian kemana saja, yg dulu orang sulit melakukannya 100 thn yg lalu. Ini adalah value besar yg muncul karena adanya bisnis airline tsb, sementara pihak yg diuntungkan tdk saja pihak airline, tapi juga banyak pihak seperti boeing, airbus, penjual tiket, pengelola bandara dll. Bandingkan dgn bisnis perbankan? 

Value apakah yg mbuat orang berubah dgn adanya perbankan, kecuali orang tak lagi mnyimpan uangnya di balik bantal? Benar, bank bisa memberikan modal usaha, tapi harus dicatat bank bukanlah satu2nya sumber permodalan. Ini artinya, berbeda dgn airline tadi, bank bukanlah satu keharusan dlm satu ekosistem bisnis. 

dosa kerja di bank

Artinya lagi, kontribusi bank adalah "too little & too few" apalagi jika dibanding dgn keuntungan dan risiko kecil yg ditanggungnya. Itu sebabnya, jika di dunia ini ada daftar bisnis curang tapi legal, pastilah bank dalam daftar urutan teratas.

Berikut adalah 4 bukti utama bahwa perbankan adalah bisnis yg tdk fair, keji dan golek menang sakkarep-karepnya ....

⚠ Bank membebankan bunga kredit jauuuh lebih besar ketimbang bunga yg dibayarkannya atas tabungan nasabah.

⚠ Bank menerapkan sanksi atau denda berlipat2 pada debitur yg kesulitan mbayar cicilan, sementara bank tidak menshare hasil pungutan itu pada kreditur sebagai pemilik modal atas dana yg dipinjamkan bank tsb.

⚠ Bank menyita asset debitur yg gagal mlunasi hutangnya, tetapi bank dgn mudah berlepas diri ketika bangkrut, mengingat dana nasabah dijamin oleh negara, yg pada gilirannya hal ini akan mbebani rakyat atau orang2 yg bahkan bukan nasabah bank tsb.

⚠ Bank mengistimewakan nasabah (kreditur/debitur) besar dan cenderung mngkonsentrasikan perputaran uang di kalangan tertentu, yg bisa jadi memiliki hubungan khusus dgn kelompok atau keluarga pemilik bank itu.

Jadi, bank itu bisa dikondangkan hidup atau menumpuk keuntungan dari memeras keringat manusia, tanpa bank melakukan proses yg produktif sama sekali, kecuali hanya melakukan pencatatan (manipulatif) uang masuk dan uang keluar. Dan Ingat! Yang bikin mumet itu bukan hutangnya, tapi bayar cicilan ribanya. Karenanya ... coba katakan pada #Dilan, son! Yg berat itu bukan rindu, tapi dosa kerja di bank.

Allahul Musta'an

penulis Katon Kurniawan

Tidak ada komentar: