Adab Dalam Masuk Group Whatsapp dan sosmed

Sebagian orang yang memiliki akun whatsapp, ada yang membuat group tersebut untuk tujuan berdakwah. dan dalam group tersebut ada yang sifatnya tidak memakai peraturan, ada juga yang memiliki peraturan. nah …. dalam hal ini anggota yang masuk dalam group tersebut harus mengetahui rambu-rambu berikut ini, diantaranya adalah:

1. Wajib mentaati peraturan group yang telah diberlakukan.

Perlu anda ketahui bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

ﺍﻟْﻤُﺴْﻠِﻤُﻮْﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺷُﺮُﻭْﻃِﻬِﻢْ، ﺇِﻟَّﺎ ﺷَﺮْﻃًﺎ ﺃَﺣَﻞَّ ﺣَﺮَﺍﻣًﺎ ﺃَﻭْ ﺣَﺮَّﻡَ ﺣَﻠَﺎﻟًﺎ .
“Kaum Muslimin itu terikat dengan syarat mereka, kecuali syarat yang menghalalkan sesuatu yang haram atau mengharamkan sesuatu yang halal.” (HR. Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Albani rahimahullah dalam Shahihul Jaami’, No: 6714)

Adab Dalam Masuk Group Whatsapp dan sosmed

Meskipun hadits diatas diperselisihkan keshahihannya, namun maknanya benar dan memiliki kaedah yang agung.

Bahwasanya ketika seseorang masuk group hendaknya dia harus mentaati syarat-syarat yang telah ditetapkan selama bukan syarat yang menghalalkan sesuatu yang haram atau syarat yang mengharamkan sesuatu yang halal.

Jika anda masuk group dan didalamnya terdapat syarat dan peraturan yang telah ditetapkan. Maka wajib untuk mentaatinya.

Jika anda melanggar berarti anda telah berbuat dzalim dan tidak menghormati aturan dalam group yang ditetapkan.

2. Menjaga ukhuwah islamiyyah

Allah Ta’ala berfirman:

ﺇِﻧّﻤَﺎ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨُﻮﻥَ ﺇِﺧْﻮَﺓٌ
”Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara” (QS. Al-Hujuraat : 10).

3. Jaga sikap anda dalam menulis atau mebagikan sebuah artikel.

Karena tulisan anda adalah ucapan yang anda ungkapkan. dan orang yang anda bicarakan dalam bentuk tulisan akan memperhatikan.

Coba anda renungi ayat diatas, bahwa setiap muslim harus menjaga ukhuwah islamiyyah.

Hindari ucapan-ucapan yang menyinggung.

Allah Ta’ala berfirman:

ﻭَﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳُﺆْﺫُﻭﻥَ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻨَﺎﺕِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﻣَﺎ ﺍﻛْﺘَﺴَﺒُﻮﺍ ﻓَﻘَﺪِ ﺍﺣْﺘَﻤَﻠُﻮﺍ ﺑُﻬْﺘَﺎﻧًﺎ ﻭَﺇِﺛْﻤًﺎ ﻣُّﺒِﻴﻨًﺎ
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesunguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al-Ahzab : 58)

4. Berhati-hatilah dalam membagikan artikel.

Akhir-akhir ini banyak kita temukan artikel yang bersifat mengadu domba umat islam bahkan didalamnya terkandung fitnah-fitnah permusuhan dan perpecahan.

sehingga jika anda membagikan tanpa tabayyun (mencari kejelasan) dan tanpa pertimbangan antara mafsadat dan maslahat yang terjadi, padahal didalamnya berisi banyak fitnah. maka anda termasuk orang yang tolong menolong dalam hal dosa dan keburukan.

Perhatikanlah firman Allah Ta’ala:

ﻭَﻟَﺎ ﺗَﻘْﻒُ ﻣَﺎ ﻟَﻴْﺲَ ﻟَﻚَ ﺑِﻪِ ﻋِﻠْﻢٌ ۚ ﺇِﻥَّ ﺍﻟﺴَّﻤْﻊَ ﻭَﺍﻟْﺒَﺼَﺮَ ﻭَﺍﻟْﻔُﺆَﺍﺩَ ﻛُﻞُّ ﺃُﻭﻟَٰﺌِﻚَ ﻛَﺎﻥَ ﻋَﻨْﻪُ ﻣَﺴْﺌُﻮﻟًﺎ
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” (QS. Al-Israa : 36)

Pertimbangkanlah antara mafsadat (kerusakan) dan maslahat (kebaikan) yang terjadi dalam membagikan artikel banyak sekali orang asal membagikan artikel meskipun itu benar dan baik menurut dia.

Cobalah untuk mengedepankan mafsadat dan maslahat dalam artikel yang akan anda share (bagikan) itu.

Karena kadang kala artikel yang anda bagikan itu bisa menimbulkan kebencian dan perdebatan meskipun itu artikel menurut anda adalah baik dan benar. Karena adakalanya artikel itu dibagikan pada waktu yang tepat dan keadaan yang sesuai

5. Jauhi perdebatan.

perdebatan terjadi karena berbeda dalam sisi pandang. terlebih lagi dalam masalah Ad Diin (agama). banyak sekali pengguna media sosial menjadikan tempat media tersebut sebagai tempat perdebatan. sehingga tidak ada titik temu dalam perdebatan mereka. dan yang terjadi celaan, kebencian, permusuhan dan pertikaian. sekali lagi jangan berdebat di sosial media, terlebih lagi masalah agama.

BOLEH berdebat namun bukan di sosial media, namun boleh berdebat didunia nyata (alias 4 mata atau berhadap-hadapan) dengan syarat berdebat diatas ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah) dan bukti.

Dan jika anda diajak diskusi ilmiyyah dalam suatu group di sosial media.

Lebih baik jauhi, ajak saja diskusi hadap-hadapan bukan di sosial media.

jika anda bertanya hukum berdiskusi ilmiyyah seputar agama di sosial media?

Maka jawabannya boleh-boleh saja asalkan dengan ilmu dan bukti.

Namun yang lebih baik dan lebih maslahat serta lebih bijaksana adalah bukan berdiskusi dalam ruang sosial media.

artikel repost

Tidak ada komentar: